Sultan HB X Minta Relokasi Tak Ditunda, PKL: Tak Punya Perasaan!

author Seno

- Pewarta

Sabtu, 08 Jan 2022 22:30 WIB

Sultan HB X Minta Relokasi Tak Ditunda, PKL: Tak Punya Perasaan!

i

Sultan HB X Minta Relokasi Tak Ditunda, PKL: Tak Punya Perasaan!

Optika.id - Perjuangan seluruh Pedagang kaki lima (PKL) di Malioboro yang berjumlah hampir 2000 pedagang sudah maksimal. Melalui berbagai paguyubannya telah meminta Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta dan Pemerintah Kota Yogyakarta untuk menunda relokasi.

Tetapi merespons hal itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X memastikan relokasi tetap akan berlangsung bulan ini.

Baca Juga: Pengusaha Toko Malioboro Sepakat Percantik Jalan Malioboro

"Ndak usahlah (ditunda). Kuwi nunggu apa (itu menunggu apa)? Ya berlanjut (relokasinya)," kata Sultan dalam keterangannya di kompleks Kepatihan, Kantor Gubernur DIY, Kemantren Danurejan, Yogyakarta, Jumat (7/1/2022).

Hal ini memantik respons keras dari PKL Malioboro. Merespons statement Sultan HB X, salah seorang pedagang yang tak mau disebutkan namanya terlihat emosi. "Tak punya perasaan!" tegas seorang pedagang minuman ini melalui chat WhatsApp pada Optika, Sabtu (8/1/2022).

"Tak sepantasnya seorang pemimpin berkata seperti itu, seharusnya pemimpin lebih mengakomodir kepentingan rakyat kecil seperti dirinya, bukan malah bertindak otoriter dan membela kepentingan oligarki yang lebih besar," tuturnya mewanti-wanti agar namanya tidak ditulis pada Optika.

Dia sedih lantaran sudah tidak ada lagi pilar Pemerintah baik eksekutif maupun legislatif yang membela dirinya dan 2000 Pedagang Kaki Lima Malioboro.

PKL yang juga menyebut dirinya aktivis ini hanya bisa pasrah dengan keadaan. "Piye maneh mas mau gimana lagi, kita ini tidak punya relasi kuasa, kalah sama yang punya uang," tukasnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Kadarmanta Baskara Aji menegaskan pihaknya sudah meminta Pemkot Yogyakarta bisa menyelesaikan relokasi pada Januari ini.

[caption id="attachment_12719" align="alignnone" width="300"] Suasana Jalan Malioboro. (Amrizal/optika)[/caption]

"Kami sudah meminta kepada teman-teman (pemerintah) Kota, bisa menyelesaikan. Relokasi akan dimulai Januari ini," kata Aji.

Soal kekhawatiran PKL akan sepi pembeli setelah direlokasi, dia mengatakan Pemda DIY bersama Pemkot Yogyakarta akan terus menyosialisasikan kedua tempat relokasi tersebut kepada wisatawan. Di antaranya dengan menambah papan penunjuk arah maupun skema yang lain.

"Menjadi tugas dari pengelola, Dinas Koperasi bersama-sama dengan pengelola di Malioboro harus bisa memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat (relokasi PKL)," katanya.

Aji mengatakan pengelola baik Pemda DIY maupun Pemkot Yogyakarta tak akan lepas tangan terkait relokasi PKL Malioboro. Pemda telah menyiapkan berbagai skema agar wisatawan yang berkunjung ke Malioboro bisa mengunjungi kedua sentra PKL tersebut.

"Pasti akan dilakukan antisipasi (jika sepi). Tidak mungkin dibiarkan begitu saja," katanya.

Diketahui, PKL di Malioboro meminta dispensasi penundaan relokasi. Ketua Paguyuban PKL Tri Dharma Rudiarto meminta relokasi bisa dilakukan setelah libur Lebaran tahun ini. Mereka berharap dari libur Lebaran bisa kembali mendapatkan uang untuk simpanan jika nanti ternyata jualannya sepi saat pindah ke lokasi baru.

Baca Juga: Pendorong Gerobak PKL Malioboro Adukan Nasib ke Pemkot Yogyakarta

"Harapan kami relokasi bisa ditunda minimal setelah Lebaran tahun ini," kata Rudiarto.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ketua Umum Asosiasi Pedagang Kaki Lima Yogyakarta (APKLY) Wawan Surendra menambahkan, relokasi malah seharusnya ditunda dua tahun lagi. Dia mengungkap salah satu alasannya yakni kondisi perekonomian yang terpuruk akibat pandemi COVID-19.

"Kami tidak menolak tetapi keberatan, dengan alasan kondisi perekonomian sangat terpuruk terdampak pandemi COVID-19," kata Wawan.

Wawan menyebut PKL terdampak pandemi COVID-19 selama dua tahun dan baru mulai bangkit akhir tahun ini. Namun, kata Wawan, saat akan bangkit malah kini muncul rencana relokasi.

"Kami tidak menolak tetapi keberatan, dengan alasan kondisi perekonomian sangat terpuruk terdampak pandemi COVID-19," katanya.

Sebelumnya, PKL di Malioboro, Yogyakarta sudah menggelar doa bersama di penghujung tahun 2021. Mereka berharap relokasi PKL Malioboro bisa ditunda minimal tiga tahun ke depan.

"Kami tidak menolak tetapi keberatan, dengan alasan kondisi perekonomian sangat terpuruk terdampak pandemi COVID-19," kata Ketua Umum Asosiasi Pedagang Kaki Lima Yogyakarta (APKLY) Wawan Suhendra di Malioboro, Jumat (31/12/2021).

Baca Juga: Satpol PP Ultimatum PKL Malioboro, Terakhir Bereskan Lapak 8 Februari 2022

Wawan menyebut selama dua tahun ini pihaknya terdampak pandemi COVID-19, dan baru mulai bangkit kondisi akhir tahun ini. Namun, kata Wawan, justru saat akan bangkit kini muncul rencana relokasi PKL.

"Kami tidak menolak tetapi keberatan, dengan alasan kondisi perekonomian sangat terpuruk terdampak pandemi COVID-19," katanya.

Dia menambahkan, butuh waktu tiga tahun untuk memulihkan sisi psikologis maupun ekonomi para PKL Malioboro. Sebab, di tempat baru, mereka khawatir tak bisa langsung memiliki pendapatan.

"Kondisi ekonomi teman-teman ini belum stabil. Butuh ancang-ancang kan nggak bisa langsung dapat pelanggan. Kami menginginkan ditunda paling nggak 1 sampai 3 tahun syukur-syukur bisa lebih jeda waktu itu digunakan untuk menabung," pungkasnya.

Reporter: Amrizal

Editor: Aribowo

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU