Demokrasi Indonesia Tak Lepas dari Sumbangsih Muhammadiyah dan NU

author angga kurnia putra

- Pewarta

Selasa, 18 Jan 2022 13:23 WIB

Demokrasi Indonesia Tak Lepas dari Sumbangsih Muhammadiyah dan NU

i

Demokrasi Indonesia Tak Lepas dari Sumbangsih Muhammadiyah dan NU

Optika.id-Lepas dari kepemimpinan Presiden Soeharto yang sudah berjalan selama 23 tahun lebih. Indonesia diharapkan menjadi contoh demokrasi bagi seluruh negara di dunia. Hal ini disampaikan juga oleh Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Abdul Mu'ti dalam webinar launching online dan diskusi buku 'Islam, Masyarakat Sipil dan Demokratisasi: Studi Kasus Muhammadiyah-NU Pasca-Suharto', Senin (17/1/2022).

"Pasca lengsernya Suharto diharapkan Indonesia menjadi contoh sebagai Leading Democracy Country. Dengan rincian 10 tahun pertama kita melakukan penyesuaian,dan selanjutnya diharapkan menjadi praktik demokrasi yang sehat dan terbuka," katanya Mu'ti.

Baca Juga: 112 Tahun Muhammadiyah dan Harapan Masyarakat

Ia melanjutkan banyak orang menganggap demokrasi dalam beberapa tahun ini seperti jalan di tempat, bahkan terjadi kemunduran "Demokrasi dalam 2-3 tahun terakhir ada yang menyebut jalan di tempat,atau bahkan mundur. Keadaan seperti ini pun banyak yang menyatakan keadaan seperti zaman Soeharto," lanjutnya.

Menurut Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah ini konsolidasi politik belum sepenuhnya terjadi, meskipun demokrasi sudah sering dilalui. "Konsolidasi demokrasi sepertinya belum terjadi. Meskipun kita sudah mengikuti banyak proses demokrasi," tukasnya.

Ia melanjutkan Civilization Side yang menjadi bagian nilai demokrasi semakin terdelusin. "Civilization side yang merupakan nilai dari masyarakat,untuk menjadikan fondasi demokrasi, semakin lama terdilusi karena menjadi alat untuk mereka yang memiliki hasrat tinggi terhadap kekuasaan," ujarnya.

Dia juga mengatakan bahwa 2 organisasi Islam besar di Indonesia merupakan salah satu tulang punggung demokrasi di Indonesia. "Di Indonesia ada 2 organisasi besar islam yaitu Muhammadiyah dan NU, 2 organisasi besar tersebut merupakan salah satu tulang punggung demokrasi di Indonesia," pungkasnya.

Baca Juga: Khofifah: Muhammadiyah adalah Pilar Kemajuan Bangsa dan Kemanusiaan

Ia mengatakan banyak organisasi Islam yang tumbuh tapi hanya ingin tampil di depan publik saja. "Di saat sekarang ini banyak sekali organisasi Islam baru tumbuh yang hanya ingin bisa tampil ke publik saja," katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dia mengungkapkan apabila ada organisasi Islam baru ada baiknya juga memberikan sumbangsih demokrasi dengan mengikuti proses demokrasi yang baik dan benar. "Seperti contoh dalam demokrasi saat ini, ada organisasi Islam yang menjunjung tinggi model negara Islam. Tidak apa-apa dalam proses demokrasi misalnya bisa saja mereka mengikuti proses demokrasi dengan pemilu yang damai dan benar," lanjutnya.

Di akhir dia mengatakan pergantian dalam tampuk kepemimpinan merupakan hal yang biasa. "Dalam proses demokrasi, orang naik turun dalam jabatan politik itu adalah hal yang biasa, siapapun dapat naik dan turun dalam demokrasi," pungkasnya.

Baca Juga: Paus Fransiskus Desak Penyelidikan Genosida Israel di Gaza, Ini Tanggapan Muhammadiyah

Reporter: Angga Kurnia Putra

Editor: Amrizal

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU