Putin Hubungi Macron, Setuju Soal Deeskalasi di Ukraina

author Seno

- Pewarta

Sabtu, 29 Jan 2022 23:25 WIB

Putin Hubungi Macron, Setuju Soal Deeskalasi di Ukraina

i

images - 2022-01-29T162135.193

Optika.id - Presiden Prancis, Emmanuel Macron, dihubungi lewat sambungan telepon oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin, di tengah tensi tinggi terkait Ukraina. Dalam percakapannya, Putin dan Macron setuju soal perlunya 'deeskalasi' dalam krisis Ukraina.

Putin juga kembali menegaskan, "tidak ada rencana serangan." Hal ini seperti dikutip Optika dari AFP, Sabtu (29/1/2022).

Baca Juga: KTT Ukraina Terus Mengupayakan Konsensus, Tapi...

Kedua kepala negara dilaporkan berbicara via telepon selama lebih dari satu jam pada Jumat (28/1/2022) pagi waktu setempat. Pihak Prancis menggambarkan percakapan itu 'serius dan penuh hormat' yang menyoroti 'perbedaan fundamental' tapi juga 'keinginan bersama' untuk berdialog.

Ajudan Macron menuturkan kepada wartawan bahwa percakapan telepon itu, "memungkinkan kami untuk menyepakati perlunya deeskalasi."

Pada Rabu (26/1/2022) waktu setempat, Prancis menjadi tuan rumah dari perundingan antara delegasi Prancis dan Rusia selama delapan jam di Paris, yang dipandang sebagai ujian apakah Putin sungguh-sungguh ingin meredakan ketegangan setelah mengerahkan sekitar 100.000 tentara Rusia ke dekat perbatasan Ukraina.

"Presiden Putin menyatakan tidak ada rencana serangan dan mengatakan dirinya ingin terus berdialog dengan Prancis den sekutu-sekutu kami," sebut ajudan Macron tersebut, sembari menambahkan bahwa pemimpin Rusia itu 'mengatakan dengan sangat jelas bahwa dirinya tidak ingin konfrontasi'.

Awal pekan ini, Macron menyebut Rusia bertindak seperti 'kekuatan ketidakseimbangan' di kawasan Eropa, namun dia memperjelas ingin berbicara dengan Putin.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia, Sergei Lavrov, menegaskan negaranya tidak menginginkan perang. Namun Lavrov juga menyatakan bahwa Rusia tidak akan membiarkan kepentingannya diabaikan.

Baca Juga: Rusia: Ukraina Kembali Serang dengan Drone dan Rudal

Seperti dilansir AFP, Sabtu (29/1/2022), negara-negara Barat menuduh Rusia mengumpulkan 100.000 tentaranya di dekat perbatasan Ukraina dan mengancam sanksi yang belum pernah ada sebelumnya jika Rusia sungguh-sungguh menginvasi negara tetangganya itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

"Jika itu tergantung pada Rusia, tidak akan ada perang. Kami tidak menginginkan perang," tegas Lavrov dalam wawancara dengan kepala empat stasiun radio Rusia.

"Kami juga tidak akan membiarkan kepentingan kami diabaikan," imbuhnya.

Pernyataan itu disampaikan setelah Amerika Serikat (AS) dan NATO merespons tuntutan keamanan yang dilontarkan Rusia sebagai pertukaran atas deeskalasi ketegangan terkait Ukraina. Tuntutan itu termasuk larangan Ukraina bergabung NATO dan larangan pangkalan militer baru di bekas negara-negara Soviet.

Baca Juga: Sekjen PBB Mengecam Serangan Rusia yang Menewaskan 40 Warga Ukraina

Reporter: Pahlevi

Editor: Aribowo

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU