Optika.id, Surabaya - Alifirman Eratama mengungkapkan rasa syukurnya kepada Tuhan melalui pameran tunggal karya seni rupa yang ia beri nama "Sujud Syukur", pada Sabtu (29/1/2022), di Samata House Surabaya.
Sujud Syukur merupakan nama yang ia pilih empat tahun lalu, saat ia melakukan branding kesenian di media sosial.
Dalam proses perjalanannya saat mengganti nama Sujud Syukur, Alifirman mengalami banyak ujian dalam hidupnya, salah satunya saat dua tahun lalu anak keduannya lahir. Tuhan mencoba menguji rasa syukurnya dengan diberikan ujian berupa kekurangan pada anak keduanya.
"Nampaknya Tuhan coba merespon pergantian nama tersebut dengan jika saya tangkap seperti ini, apa benar apa sanggup dengan 'Sujud Syukur' coba saya uji kamu," ungkap Alifirman.
"Dalam perjalanan selama dua tahun lalu, saya diberikan karunia seorang anak putra. Namun Tuhan menguji memang Sujud Syukur itu sendiri. Dan anak saya kedua terlahir dengan kekurangan, yaitu dengan kongenital hidrosefalus. Jadi anak saya yang kedua itu, terlahir sebagai penyandang hidrosefalus," sambungnya.
Setelah beragam peristiwa yang terjadi dalam hidupnya. Alifirman mencoba untuk merenungkan arti nama Sujud Syukur yang ia pilih selama ini, untuk dijadikan sebuah karya seni.
"Saya melakukan perenungan-perenungan, ada sebuah protes wajar sebagai manusia. Dan perenungan-perenungan itu memunculkan sebuah karya-karya. Jadi karya yang saya pamerkan disini ini termasuk menginterpretasikan tentang Sujud Syukur itu sendiri," terangnya.
Menurut Budayawan Prof. Dr. Soetanto Soepiadhy, SH., MH, pameran yang dilakukan Alifirman ini cukup kreatif dan berhasil menangkap ujian yang diberikan Tuhan untuk dituangkan ke dalam karya seni.
"Saya melihat pameran lukisan tunggal Alifirman ini, cukup menggaris bawahi kreatif. Anak muda yang mampu untuk bergulat dengan karya kreatifnya, yang didukung oleh bagaimana seorang seniman seperti Alifirman ini yang terkena musibah. Dimana anak keduanya (Rumi) terkena penyakit hidrosefalus mulai kecil. Tapi dia selalu dengan satu konsep bahwa Tuhan itu Maha Pengasih dan Penyayang, pada saatnya nanti sembuh pula," ungkap Soetanto.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lebih lanjut Soetanto berharap agar Alifirman kelak akan menjadi salah satu seniman besar.
"Saya berharap Alifirman menjadi pelukis yang besar. Karena perjalanan hidupnya itu naik keatas terus turun lagi dan dia terus melakukan itu, dia berhasil untuk melakukan sesuatu dimana cobaan terus menerpanya dan tetap dengan karya kreatifnya, dia harus menjadi pelukis yang handal," katanya.
Dimas Perwira salah satu pengunjung mengungkapkan rasa senang bisa belajar tentang cerita apa yang ada dibalik sebuah karya seni. Baginya ia pameran ini sekaligus bisa memacu anak muda di Surabaya untuk menyalurkan kegelisahan ke dalam sebuah karya.
"Saya senang dengan pameran lukisan ini bisa banyak belajar banyak arti dibalik sebuah lukisan. Kelihatannya saja corat-coret tapi ada sebuah pesan yang cukup dalam dibalik sebuah lukisan. Jadi ya menurut saya anak muda (Surabaya) harus bisa menyalurkan kegelisahannya kedalam hal-hal positif seperti lukisan ini," kata Dimas.
Reporter: Denny Setiawan
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi