Survei Elektabilitas Parpol 2022: PKS dan PD Naik Terus, PDIP Stagnan, Namun PPP, PAN, dan Nasdem Terjungkal.

author Aribowo

- Pewarta

Rabu, 02 Feb 2022 00:39 WIB

Survei Elektabilitas Parpol 2022: PKS dan PD Naik Terus, PDIP Stagnan, Namun PPP, PAN, dan Nasdem Terjungkal.

i

Survei Elektabilitas Parpol 2022: PKS dan PD Naik Terus, PDIP Stagnan, Namun PPP, PAN, dan Nasdem Terjungkal.

Optika.id. Jakarta. Elektabilitas partai politik (parpol) peserta pemilu 2024 versi berbagai lembaga survei menunjukkan kecenderungan menarik. Parpol papan atas, seperti PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan), Partai Gerindra, dan Partai Golkar cenderung stagnan elektabilitasnya. 

Sementara itu parpol papan tengah, PKS (Partai Kesejahteraan Sosial), PD (Partai Demokrat), dan PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) bagai meniti tangga: terus naik dari posisi tengah bawah ke tengah atas, dan potensial ke papan atas. Sementara parpol papan tengah dan tengah bawah, seperti PAN (Partai Amanat Nasional), PPP (Partai Persatuan Pembagunan), dan Partai Nasdem elektabilitasnya turun di bawah angka parliamentary threshold (PT). 

Baca Juga: Gagal Maju Pilgub Jadi Hal Untung bagi Anies, Kok Bisa?

Hasil survei teranyar, Januari 2022, dari Trust Indonesia Research and Consulting (TIRC) menempatkan parpol non PT masih rendahnya elektabilitasnya. Perindo elektabilitasnya 0,9 persen, PSI hanya 0,5 persen, PBB 0,3 persen, lalu PKP 0,2 persen, Hanura 0,1 persen, Partai Ummat 0,1 persen. Sementara itu Partai Garuda dan Berkarya elektabilitasnya 0 persen.

"Masih ada 13,3 persen yang belum menentukan pilihan (Undecided Voters)," kata Direktur Eksekutif TIRC, Azhari Ardinal, Senin 30/1/2022.

Survei TIRC dilakukan pada 3-12 Januari 2022 secara tatap muka langsung dengan responden sebanyak 1.200 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan multistage random sampling, dengan besaran margin of error  2,8 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen

PKS, PD, PKB Potensial ke Papan Atas

Hasil riset berbagai Lembaga survei sejak 2021 hingga Januari 2022 elektabilitas PKS, PD, dan PKB cenderung naik terus. Februari 2021 Parameter Politik Indonesia (PPI) merilis surveinya: elektabiitas PKS 5,8%, PD 6%, dan PKB 8%. Juni 2021 PPI kembali merilis hasil surveinya PKS elektabilitasnya 7,5%, PD 8,4%, dan PKB 8,2%.

Dibulan Agustus 2021 Indostrategic merilis surveinya: PKS 8,5%, 8,9%, dan PKB 5,5% (turun). Di Oktober 2021 SMRC (Saiful Mujani Research and Consulting) mengumumkan hasil surveinya: PKS elektabiitasnya 6%, PD 8,6%, dan PKB 10%. Dibulan Desember SMRC kembali survei dan hasilnya 3 parpol papan tengah ini turun yaitu PKS 5,1%, PD 6,2%, dan PKB 8,4%.

Sementara itu diDesember 2021 Kedai KOPI merilis hasil surveinya. PKS 6,5%, PD 13,6%, dan PKB 6,9%. Survei paling anyar dari TIRC menghasilkan komposisi sebagai berikut PKS dengan angka 9,9%, disusul PKB dengan angka 8,1%, dan PD dengan elektabilitas 7%.

Berbagai hasil survei sejak 2021 hingga Januari 2022 tampak PKS cenderung naik secara konsisten elektabilitasnya. PD juga cenderung naik, meskipun ada fluktuasi sedikit sejak 2021-2022. Jika PKS dan PD tetap konsisten berada dalam posisi oposisi dan cerdas memainkan isu strategis bakal menaikkan elektabilitasnya ditahun 2024. Apalagi melakukan kritik cerdas terhadap berbagai policy rezim Jokowi yang kontroversial maka potensi naik elektabilitas terus berlanjut hingga 2024.

PKB perkembangannya bergantung dari fluktuasinya isu politik. Posisi PKB dan karakter pemilih PKB cenderung senang berada dalam suasana sosio-politik yang tidak kontroversial. Semakin stabil keadaan maka semakin potensial PKB bisa diuntungkan. Termasuk sikap dan policy Pengurus Besar Nahdlatul Ulamah (PB NU) yang baru. Jika PB NU bisa mensosialisasikan posisi netralnya kepada PKB secara sistematis hingga ke akar rumput maka PKB perlu kerja keras untuk meraih elektabiitas yang tinggi.

Nasdem, PPP, dan PAN Terpental dari Senayan

Yang mengkhawatirkan adalah posisi PPP dan PAN. Posisi koalisi dalam rezim Jokowi menyebabkan PPP susah membuat langkah dan sikap alternatif. Keberhasilan rezim Jokowi cenderung dimiliki PDIP dan bukan milik PPP. Apalagi PAN yang baru masuk koalisi. Sebaliknya jika dalam kurun waktu 2022-2024 ada berbagai peristiwa kontroversial yang merugikan rezim Jokowi maka PPP dan PAN pasti menanggung beban tersebut.

Keadaan politik seperti itulah yang menyebabkan PPP dan PAN dalam berbagai survei elektabilitasnya di bawah PT 4%. Alias tidak lolos ke Senayan (DPR). Hasil survei Parameter Politik Indonesia (PPI) Februari 2021 elektabilitas PAN 5,1%. PPP sebesar 4,3%. Saat itu PAN belum masuk ke koalisi rezim Jokowi.

Dibulan Juni survei PPI menempatkan PAN dalam angka 4,3n PPP 3,5%. Baik PAN maupun PPP cenderung turun elektabilitasnya. Dibulan Agustus 2021 Indostrategic merilis surveinya: PAN dapat 1,5n PPP 1,5%. Mungkin hasil Indostrategic ini terlalu ekstrem namun sebagai pola kecenderungan masih bisa diterima.

Dibulan Oktober 2021 SMRC merilis hasil surveinya. PAN memperoleh angka elektabilitas sebesar 1,4% sedangkan PPP 2,3%. Dibulan Desember SMRC kembali merilis surveinya dengan menempatkan elektabilitas PAN sebesar 1,8n PPP 2,7%. Dibulan Desember 2021 KedaiKOPI merilis survei dengan menempatkan PAN dalam elektabilitas 2,6n PPP 1,3%.

Baca Juga: Besok, PDI-Perjuangan Akan Usung Risma Jadi Kandidat Cagub Jatim

Januari 2022 TIRC merilis hasil surveinya dengan menempatkan elektabilitas PPP sebesar 2,9%, dan PAN sebesar 1,9%. Angka rendah PPP dan PAN tampaknya konsisten sejak hasil survei 2021-2022. Semua ini maknanya PAN dan PPP stagnan untuk meningkatkan elektabilitasnya. Selalu di bawah PT 4%. Apalagi posisi berada dalam koalisi justru kurang menguntungkan 2 parpol tersebut untuk bangkit di atas 4%.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Beda dengan Nasdem

Agak beda dengan Nasdem yang dinilai TIRC berada di bawah PT 4%. Hasil survei TIRC Januari 2022 itu elektabilitas Nasdem sebesar 3,9%. Sepanjang 2021 berbagai lembaga survei menempatkan elektabilitas Nasdem sangat fluktuatif. 

PPI bulan Februari 2021 elektabilitas Nasdem sebesar 5,4%. Bulan Juni kembali PPI melakukan riset dan Nasdem memperoleh elektabilitas 5%. Bulan Agustus 2021 Indostrategic melakukan survei dan elektabilitas Nasdem sebesar 3,1%. Sementara itu SMRC dibulan Oktober 2021 survei dan elektabilitas Nasdem sebesar 4,2%. SMRC kembali survei bulan Desember 2021 ternyata elektabilitas Nasdem turun menjadi 3,4%.

Survei KedaiKOPI bulan Desember menempatkan elektabilitas Nasdem sebesar 4,2%. Di Januari 2022 TIRC menempatkan elektabilitas Nasdem di bawah PT 4% yaitu sebesar 3,9%. 

Mencermati elektabilitas Nasdem selama 2021 hingga Januari 2022 masih relatif kuat untuk mencapai PT 4%. Nasdem beda dengan PAN dan PPP yang merosot tajam di bawah PT 4%. Dalam pileg (pemilu legislatif) biasanya kandidat parpol jauh lebih aktif dan agresif daripada parpolnya dan hal itu bisa menjadi salah satu faktor menaikkan elektabilitas Nasdem di atas 4%.

PDIP, Gerindra, dan Golkar Stagnan

Berbagai lembaga survei sepanjang 2021 hingga Januari 2022 memang menempatkan PDIP paling tinggi elektabilitasnya. PPI bulan Februari 2021 menempat elektabulitas PDIP sebesar 25,1%. Partai Golkar sebesar 11,2n Gerindra sebesar 10,9%. PPI kembali survei bulan Juni, menempatkan PDIP dalam posisi teratas dengan elektabilitas 22,1%. Lalu diikuti Gerindra sebesar 11,9n dan Golkar sebesar 10,8%.

Dibulan Agustus 2021 Indostrategic survei dan elektabilitas PDIP sebesar 18,5%. Lalu Gerindra memperoleh elektabilitas sebesar 11,5n PD sebesar 8,9%. Partai Golkar terperosok dengan elektabilitas sebesar 6,9%. Dibulan Oktober 2021 SMRC survei dimana elektabilitas PDIP sebesar 22,1%. 

Sementara itu elektabilitas Partai Golkar sebanyak 11,3n Gerindra terpelanting di bawah PKB (10%) yaitu dengan elektabilitasnya sebesar 9,9%. Dibulan Desember 2021 SMRC masih menempatkan PDIP teratas yaitu elektabilitasnya 25,2%. Sedangkan Golkar nomor 2 dengan elektabilitas 11,2n Gerindra sebesar 10,8%. 

Baca Juga: 100 Guru Besar UGM Nyatakan Sikap, Ingin KPU Jaga Marwah Jelang Pilkada

Lalu TIRC Januari 2022 menempatkan PDIP dengan elektabilitas  21,8%. Di urutan kedua masih bertengger Gerindra dengan elektabilitas 17,3%. Lalu di posisi ketiga ada Golkar dengan perolehan elektabilitas 10,6%.

Angka-angka di atas memang masih menempat 3 besar PDIP, Gerindra, dan Golkar tetapi angka elektabilitasnya cenderung menurun. Lihat grafis di bawah ini

[caption id="attachment_14900" align="alignnone" width="300"] Presentase Survei Elektabilitas Parpol Versus Beberapa Lembaga Survey[/caption]

[caption id="attachment_14901" align="alignnone" width="300"] Presentase Survei Elektabilitas Parpol Versus Beberapa Lembaga Survey[/caption]

[caption id="attachment_14902" align="alignnone" width="300"] Presentase Survei Elektabilitas Parpol Versus Beberapa Lembaga Survey[/caption]

Tulisan Aribowo
Editor Amrizal Ananda Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU