Optika.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membahas sejarah HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) dari sejak didirikan pada tahun 1947. Dia berbicara tentang path dependece. Hal ini dikatakan Anies seperti dikutip Optika.id di acara Kuliah Subuh, Akademi Hikmah 'Prof Drs Lafran Pane', seperti disiarkan di YouTube 'Kuliah Subuh Akademi Hikmah', Rabu (2/2/2022).
Mantan Mendikbud (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) RI ini membahas salah satu pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Lafran Pane. "Saya akan coba membahas dari sisi aspek path dependence, analisis path dependence bagaimana sebuah peristiwa itu memiliki konteks peristiwa-peristiwa sebelumnnya," katanya.
Baca Juga: Intip Hangatnya Pertemuan Anies, Pramono, dan Rano di Lebak Bulus
Anies sempat mengingatkan agar tak meremehkan langkah sederhana yang sejalan dengan perubahan.
"Jadi peristiwa yang terjadi hari ini memiliki dependence, memiliki keterkaitan, memiliki ketergantungan terhadap peristiwa sebelumnya, begitu juga peristiwa sebelumnya memiliki keterkaitan dan ketergatungan pada peristiwa yang terjadi sebelumnya," tutur pria kelahiran 7 Mei 1969 ini.
Pria berusia 52 tahun ini lantas membahas perkembangan HMI dari masa ke masa. Dia menyebut saat itu HMI berdiri di tengah kondisi mahasiswa yang masih sedikit dan mayoritas penduduk Indonesia masih buta huruf.
"Jumlah mahasiswa masih sangat sedikit, jumlah mahasiswa bisa dihitung walau tidak angka statistik yang pasti, tapi diperkirakan hanya 100 jumlah mahasiswa pada saat itu, dan di masa awal kemerdekaan ini 95 persen penduduk di kepulauan Nusantara buta huruf latin," tukas mantan Rektor Universitas Paramadina ini.
Anies juga mengenang sosok Lafran Pane sebagai salah satu pendiri HMI. Dia awalnya menyebut Lafran Pane dan generasinyna membangun HMI pada 5 Februari 1947.
"Lafran Pane dan generasinya itu mendirikan HMI pada tahun 1947, tepatnyna 5 Februari 1947 di Jogja, peristiwa itu 2 tahun setelah kemerdekaan," tuturnya.
Anies lalu berbicara dampak keputusan Lafran Pane dan generasinya membangun HMI. Dia meyakini mungkin saat itu Lafran Pane tidak terpikir HMI akan memiliki dampak yang besar terhadap cendekiawan saat ini.
Baca Juga: Tom Lembong Terjerat Kasus Impor Gula, Anies Buka Suara
"Bisa jadi pada saat mereka dirikan, diskusikan, mereka tidak lihat ini dalam konteks 3-4 dekade ke depan, pada konteks penumbuhan sebuah genenrasi intelektual baru, generasi cendekiawan baru, yang punya implikasi generasi kelas menengah baru di Indonesia," tukasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Anies lantas mengungkap HMI bertumbuh semakin besar dari dekade satu ke dekade lainnya. Dia menyebut mulai dari tahun 50-an banyak anak HMI yang menjadi guru SMA hingga tahun 70-80an dimana banyak mahasiswa HMI menjadi kelompok intelektual generasi baru berlatar keluarga muslim, keluarga santri.
"Bila kita saksikan ada pertumbuhan kelas menengah dengan kebiasaan baru, kebudayaan baru di tahun 80-an itu adalah salah satu resultan dari peristiwa yang terjadi selama 3-4 dekade sebelumnya. Ini maksud saya pendekatan path dependence," ujarnya.
Lebih lanjut, Anies lantas bicara terkait langkah sederhana dari perkembangan HMI. Yang kemudian, menurutnya langkah sederhana tersebut tidak bisa diremehkan jika sejalan dengan gelombang perubahan.
"Jangan pernah underestimate sebuah langkah sederhana yang sejala dengan gelombang baru perubahan zaman. Yang dilakukan oleh Pak Lafran Pane dan generasinya adalah langkah baru yang sejalan dengan gelombang baru yang sedang tumbuh yang di kemudian hari kita saksikan punya implikasi dahsyat," ungkapnya.
Baca Juga: Anies dan Ganjar akan Hadir dalam Pelantikan Prabowo-Gibran Minggu Besok
"Itu hikmah yang bisa kita ambil lakukan langkah strategis, lakukan langkah yang sesuai dengan gelombang baru perubahan zaman, tetap pegang nilai dan izinkan nanti Allah yang buatkan rute-rute baru yang ketika kita tengok ke belakang ternyata rute-rute itu memberikan hikmah luar biasa," pungkasnya.
Reporter: Pahlevi
Editor: Aribowo
Editor : Pahlevi