Petisi Pembatalan IKN Makin Gencar, 45 Tokoh Menyetujui

author angga kurnia putra

- Pewarta

Minggu, 06 Feb 2022 00:55 WIB

Petisi Pembatalan IKN Makin Gencar, 45 Tokoh Menyetujui

i

Petisi Pembatalan IKN Makin Gencar, 45 Tokoh Menyetujui

Optika.id- Sebanyak 45 tokoh yang terdiri dari guru besar, ekonom senior, hingga purnawirawan TNI menggalang petisi untuk mendesak pemerintah membatalkan rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur.

Sejumlah nama beken tergabung dalam gerakan tersebut. Di antaranya cendekiawan muslim sekaligus pelopor Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta, Prof. Azyumardi Azra; mantan komisioner KPK, Busyro Muqoddas; ekonom senior Faisal Basri; hingga akademisi sekaligus mantan Ketua Umum Muhammadiyah, Din Syamsuddin.

Baca Juga: Jokowi Soal Pindah ke IKN: Pindah Ibu Kota Jangan Dikejar-kejar

Azyumardi membenarkan keterlibatan dirinya dalam petisi tersebut.Ya. Itu pada dasarnya 'Petisi Keprihatinan'-- yang dengan berbagai alasan logis-- mengimbau Presiden Jokowi untuk tidak membangun IKN baru," ujar Azyumardi kepada wartawan melalui keterangan tertulis, Sabtu (5/2/2022).

Petisi itu diprakarsai oleh Narasi Institute. Berdasarkan pantauan pada pukul 13.03 WIB, petisi sudah ditandatangani oleh 4.600 orang.

Para inisiator yang terdiri dari 45 tokoh tersebut mengajak warga agar mendesak Presiden menghentikan rencana pemindahan IKN.

Mereka menganggap rencana tersebut tidak tepat karena di tengah pandemi Covid-19 kondisi rakyat dalam keadaan sulit. Artinya, menurut mereka, rencana memindahkan IKN tidak mempunyai urgensi.

Baca Juga: Muhammadiyah Ingin Dirikan Kantor hingga Fasilitas Kesehatan dan Pendidikan di IKN

"Terlebih, saat ini pemerintah harus fokus menangani varian baru omicron yang membutuhkan dana besar dari APBN dan PEN," tulis petisi tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Para inisiator meminta Presiden Joko Widodo bersikap bijak dengan tidak memaksakan keuangan negara untuk membiayai mega proyek tersebut. Mereka mengingatkan bahwa banyak infrastruktur termasuk sekolah di sejumlah daerah masih buruk.

Reporter: Angga Kurnia Putra

Baca Juga: Puan Maharani Setelah di IKN: Rumah Oke, Tidur Nyenyak

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU