Optika.id - Pada hari Rabu (9/2/2022) malam Optika.id kembali mengikuti kegiatan 'Ngaji Reboan'. Kali ini acara dilaksanakan di Masjid At Taqwa Jl.Mastrip no 174, Jajar Tunggal, Wiyung, Surabaya. Penceramah kali ini diisi oleh Dr KH Mahsun Jayadi.
Ceramah dibuka dengan analogi yang dihadirkan KH Mahsun adalah kerumunan orang-orang di cafe. "Sekarang ini eranya era kafe, saya perjalanan dari rumah saya hanya ada 13 menit, dan saya melihat cafe sewaktu perjalanan, pada umumnya ramai sekali, dan pasti ada tulisan free wifi, saya menduga ada rombongan rapat ternyata tidak,ini yang kata Al-Qur.'ran tasyahud jami'ah," buka KH Mahsun.
Baca Juga: 112 Tahun Muhammadiyah dan Harapan Masyarakat
Ternyata dugaan K.H. Mahsun salah dan mengatakan mereka ternyata tidak saling kenal. "Ternyata mereka asik sendiri-sendiri belum tentu kenal, bahkan banyak yang nggak tahu, mereka menikmati suasana di sana, ini dilihat dari luar sepertinya mereka bersatu, ternyata tidak hatinya sendiri-sendiri, ini gambaran individualistis di dunia digital," tukasnya.
Ia melanjutkan dengan mengatakan istilah jami'ah adalah bersama-sama."jami'ah itu bersama sama-sama, jadi Islam sebagai konsep induk harus mampu kita laksanakan bersama-sama," lanjutnya.
Menurutnya arti kata bersama-sama adalah saat masing-masing individu harus saling mengenal. "Kalau bersama-sama itu masing-masing individunya tidak mengenal, ya berarti tidak bisa bersama-sama,tidak bisa kompak," tegasnya.
Ia melanjutkan hal itu harus dilaksanakan untuk menggerus fenomena yang terjadi seperti di cafe tadi. "Ini yang saya maksud karena fenomena tersebut, maka hal ini kita lakukan upaya-upaya agar perkumpulan kita ini, jamaah kita ini betul-betul top," lanjutnya.
Baca Juga: Khofifah: Muhammadiyah adalah Pilar Kemajuan Bangsa dan Kemanusiaan
Dalam rilisnya KH Mahsun juga menjelaskan tentang menyatukan karakter berbeda yang ada di komunitas. "Dalam sebuah komunitas, jamaah merupakan inti terpenting, yang di dalamnya terdiri dari pribadi atau personil, dan masing-masing personil itu berbeda karakternya. Menyatukan karakter tidaklah mungkin bisa dilakukan, tetapi mengkomunikasikan di antara karakter yang berbeda adalah suatu yang sangat mungkin dan bisa terjadi," kata K.H. Mahsun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
K.H. Mahsun juga mengungkapkan, jamaah adalah kumpulan komunitas yang terstruktur dan memiliki kebersamaan yang kuat. "Jamaah, secara harfiyah merupakan kumpulan orang atau komunitas yang memiliki kesamaan-kesamaan terstruktur. Jamaah, terbangun oleh kesamaan cita-cita, kesamaan pola pikir, kesamaan usaha untuk mencapai tujuan, dan kesamaan kebutuhan adanya pimpinan, serta kesamaan pentingnya aturan main dalam kehidupan."
"Secara istilahnya, Jamaah adalah sekumpulan orang (baik jamaatul Abdaan / fisik, maupun jamaatul Adyaan / agama), yang terikat oleh aturan-aturan agama Islam berdasar Al-Quran dan Sunnah, memiliki komitmen ketaatan kepada pemimpinnya, serta bekerjasama dalam aktifitas dunyawiyah maupun ukhrowiyyah, untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat," pungkasnya.
Baca Juga: Paus Fransiskus Desak Penyelidikan Genosida Israel di Gaza, Ini Tanggapan Muhammadiyah
Reporter: Angga Kurnia Putra
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi