Optika.id - Baliho Menteri BUMN Erick Thohir dengan Menteri Sosial yang juga mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bertebaran di ruas jalan di Kota Pahlawan, Surabaya. Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdussalam menilai fenomena tersebut hanya cek ombak.
"Saya kira itu cek ombak saja ya. Menuju kontestasi Pilpres 2024 sekarang ini kita baru masuk tahap pemunculan kandidat atau surcafing, guna menemukan kandidat yang potensial dan bagus atau star facing. Jadi ya boleh-boleh saja semua bisa dimunculkan untuk mengetes respons publik," kata Surokim dalam keterangannya, Sabtu (12/2/2022).
Baca Juga: Erick Thohir Konfirmasi Naturalisasi Tim Geypens dan Dion Markx untuk Timnas U-20
Dia menyebut baik kepala daerah, menteri kabinet, anggota dewan sah-sah saja memasang berbagai baliho untuk cek ombak. Apalagi, baliho-baliho yang dipasang di sudut-sudut jalan bertujuan untuk mendapat simpatik dari warga.
"Kembali lagi ke penilaian publik, apakah tone yang mereka tangkap positif atau negatif. Jadi ikhtiar untuk mengenalkan diri guna meningkatkan popularitas, aseptabilitas dan elektabilitas itu sah saja dan publik sendiri nanti yang akan merespons," terangnya.
Peneliti senior SSC ini juga mengatakan baik Erick dan Risma memiliki elektabilitas yang belum tinggi dibanding calon seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan.
"Hanya saja dari tracking kandidat sejauh ini nama-nama itu angkanya masih minimalis. Nama-nama dari Jatim butuh kerja keras untuk meningkatkan elektabilitas, popularitas dan masih ada waktu 2 tahun untuk menggenjot elektabilitas. Sejauh ini sampai Februari 2022 baik Erick dan Risma itu belum bisa tembus elektabilitas 10 persen, jadi masih butuh kerja keras," jelasnya.
Baca Juga: Jelang Lawan Jepang, Erick Thohir Memantau Latihan Timnas Indonesia
Surokim menyebut, Risma merupakan kader PDIP, dan di partai tersebut banyak kader yang mengantre untuk diusung dalam Pilpres 2024. Peluang Erick-Risma menurut Surokim cukup berat untuk diusung PDIP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Jika melihat selama ini di PDIP untuk nominasi Capres, selalu mengambil situasi last minute untuk mengumumkan paslon yang diusungnya. Semua orang tahu bahwa kuasa Bu Mega di sana sangat dominan, apalagi di PDIP juga banyak putra dan putri mahkota yang juga antre tentu bukan perkara mudah bagi Erick dan Risma untuk bisa mendapat dukungan," bebernya.
"Melihat tracking survei hingga saat ini memang keduanya masih masuk kandidat Pilpres klasemen bawah. Tampak sulit tapi sebagai politisi situasi itu harus dianggap sebagai peluang harus dijemput termasuk peluang keduanya untuk kolaborasi. Memang itung-itungan matematika politik relatif kecil bisa dinominasikan partai," pungkasnya.
Baca Juga: Survei Terbaru: Khofifah-Emil Masih Unggul di Pilgub Jatim 2024
Reporter: Pahlevi
Editor: Aribowo
Editor : Pahlevi