Saat Abdurrahman bin Auf Berdoa Supaya Jatuh Miskin

author optikaid

- Pewarta

Minggu, 13 Feb 2022 02:59 WIB

Saat Abdurrahman bin Auf Berdoa Supaya Jatuh Miskin

i

Saat Abdurrahman bin Auf Berdoa Supaya Jatuh Miskin

[caption id="attachment_14301" align="alignnone" width="128"] Ruby Kay[/caption]

Kebanyakan manusia saat bermunajat kepada sang Khalik selalu berharap agar diberi kecukupan rejeki. Tapi tidak dengan Abdurrahman bin Auf. Sahabat Rasulullah ini malah berdoa supaya minta dimiskinkan. What?! Masak sih ada yang berdoa supaya jatuh miskin?

Baca Juga: Muhammad Ibn Abdullah dan Kebangkitan Arab-Islam

Yup. Hal itu benar adanya. Suatu hari Rasulullah bersabda, bahwa diantara para sahabat, Abdurrahman bin Auf adalah orang yang paling terakhir masuk surga.

"Kenapa bisa begitu wahai Rasulullah?, tanya Abdurrahman bin Auf keheranan, raut mukanya berubah jadi gundah.

"Karena hartamu paling banyak. Hisabmu diakhirat nanti juga lebih lama dibanding sahabat yang lain", ujar Rasulullah.

Mendengar hal itu, Abdurrahman bin Auf menjadi sedih. Ia lalu berdoa kepada Allah SWT minta dimiskinkan, karena tak mau hartanya jadi penghambat masuk surga. Melihat sahabatnya bersedih, Rasulullah tersenyum lalu kembali bersabda.

"Engkau akan masuk surga dengan cara merangkak wahai Abdurrahman bin Auf"

'Merangkak' dalam sabda Rasulullah itu jangan diartikan sebagai terhina atau sulit masuk surga. Sebaliknya, surga begitu mudah dicapai oleh Abdurrahman bin Auf karena selama hidupnya jor-joran mendermakan harta benda. Saking dekatnya dengan pintu surga, ia tak perlu berjalan kaki, tinggal merangkak beberapa centimeter, maka Abdurrahman bin Auf akan merasa nikmat yang telah dijanjikan Allah SWT kepadanya.

Abdurrahman bin Auf digolongkan sebagai Assabiqunal Awwalun, yaitu 9 orang yang pertama kali masuk Islam, menerima dakwah Nabi Muhammad SAW tanpa perlawanan. Abdurrahman bin Auf mengucap kalimat syahadat dua hari setelah Abu Bakar Ash Shiddiq.

Dimata gue, sosok Abdurrahman bin Auf ini seperti paket lengkap. Ia tercatat sebagai sahabat Nabi Muhammad SAW yang paling kaya, dermawan, pemberani, tak gila jabatan.

1. Hartanya gak habis-habis
100% kekayaan yang dimiliki Abdurrahman bin Auf diperoleh dari hasil berniaga. Banyak riwayat mencatat, jika rombongan dagangnya memasuki sebuah wilayah, panjangnya seakan tak putus-putus. Ratusan ekor kuda dan unta membawa barang dagangan Abdurrahman bin Auf. Itu belum termasuk ribuan ekor domba, berhektar-hektar kebun kurma, menjadikan Abdurrahman bin Auf seperti mitologi Midas jaman Yunani kuno. Keahliannya berinvestasi, kecerdikannya membaca peluang bisnis membuat kekayaannya terus mengucur deras.

Baca Juga: Charles Martel, Membendung Ekspansi Islam ke Eropa Barat

2. Dermawan hingga wafat
Siapa yang menafkahi istri-istri Nabi Muhammad SAW saat beliau sudah wafat? Siapa yang menyantuni para veteran dan janda perang Badar, Uhud? Siapa yang menyumbang puluhan ribu dinar sebagai modal kaum muslimin melawan pasukan Romawi? Siapa yang memfasilitasi ratusan ekor kuda dan unta saat perang Tabuk? Tak lain adalah Abdurrahman bin Auf. Sebelum wafat, ia bahkan telah berwasiat bahwa seluruh harta benda disedekahkan ke baitul mal untuk kepentingan ummat Islam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

3. Pemberani
Abdurrahman bin Auf tak pernah absen dalam tiap peperangan yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW. Biasanya kebanyakan orang kaya cuma mau nyumbang harta tapi gak mau capek-capek turun lapangan apalagi berperang. Beda dengan Abdurrahman bin Auf, ia sosok pedagang yang tak gentar melawan musuh-musuh Islam.

4. Tak gila jabatan
Sejatinya pasca Umar bin Khattab wafat, tim formatur yang bertugas memilih khalifah sudah menjatuhkan pilihan kepada Abdurrahman bin Auf. Namun ia tolak dengan alasan tak sanggup memikul beban yang menurutnya terlalu tinggi. Andaikan ia menerima amanah itu, maka akan tercatat dalam sejarah Islam bahwa khalifah ketiga bukanlah Ustman bin Affan, melainkan Abdurrahman bin Auf. Dengan penuh kerendahan hati, ia menolak jabatan prestisius itu. Ustman bin Affan menurutnya lebih layak menjadi khalifah.

Adalagi riwayat yang mencengangkan seputar kehidupan Abdurrahman bin Auf. Sepulangnya dari ekspedisi untuk menghadang gerakan pasukan Romawi di Tabuk, ia menjumpai banyak sekali hasil panen kurma milik sahabat yang telah membusuk. Tanpa pikir panjang, Abdurrahman bin Auf membeli semua kurma milik sahabat dengan harga normal.

Sahabat tentu saja bersuka cita sekaligus heran. "Wahai Abdurrahman bin Auf, apakah engkau tak merasa rugi membeli kurma busuk dengan harga normal?"

Baca Juga: Politik Stigma Belanda: Tarekat dan Stigma Gila

Mendengar pertanyaan itu, Abdurrahman bin Auf hanya tersenyum.

Tak lama setelah itu, datang utusan raja Yaman tengah mencari kurma busuk yang diyakini bisa menyembuhkan penyakit menular. Utusan raja itu lalu memborong dan membeli stok kurma busuk milik Abdurrahman bin Auf dengan harga normal.

Sepertinya Allah SWT memang telah mentakdirkan Abdurrahman bin Auf untuk menjadi orang kaya raya. Allah SWT tak pernah memberinya cobaan kemiskinan. Sang Khalik tahu bahwa sahabat Rasulullah itu akan mempergunakan seluruh hartanya demi kepentingan dakwah, bukan hidup bermewah-mewah.

#bzh

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU