Jumlah Pasien Positif Rendah, Tingkat Keterisian Tempat Tidur RS Meningkat Secara Nasional

author Denny Setiawan

- Pewarta

Rabu, 16 Feb 2022 13:41 WIB

Jumlah Pasien Positif Rendah, Tingkat Keterisian Tempat Tidur RS Meningkat Secara Nasional

i

Jumlah Pasien Positif Rendah, Tingkat Keterisian Tempat Tidur RS Meningkat Secara Nasional

Optika.id, Jakarta - Juru Bicara Pemerintah Penanganan COVID 19, Wiku Adisasmito mengatakan persentase keterisian tempat tidur rumah sakit rujukan pasien COVID-19 secara nasional meningkat. Meski begitu, angka lonjakan kasus pasien yang positif masih lebih rendah dibanding dengan lonjakan kedua.

Saat ini persentase keterisian tempat tidur nasional adalah 32,85 persen. Sementara rekor tertinggi di masa lonjakan kedua adalah 77,32 persen," kata Wiku dalam konferensi pers, Rabu (16/2/2022).

Baca Juga: COVID-19 Melonjak Lagi, Kemenkes Ingatkan Masyarakat Lengkapi Vaksin Booster

Pemerintah, menjamin ketersediaan tempat tidur termasuk dengan upaya konversi bed yang telah dilakukan di beberapa provinsi.

Meskipun masih banyak ketersediaan tempat tidur yang dapat dialokasikan kembali untuk pasien COVID-19, penting diingat kapasitas kesehatan tetap memiliki batasan.

"Terlebih pula saat ini sudah banyak tenaga kesehatan yang tertular dan sakit. Untuk itu sekali lagi, hal terbaik yang dapat kita lakukan bersama adalah mencegah penularan terjadi. Jangan sampai kita tertular dan menulari satu orang pun agar tidak ada lagi yang perlu dirawat di rumah sakit," ujarnya.

Menurut Wiku, penyesuaian berbagai upaya pengendalian kasus yang tertuang dalam berbagai kebijakan Pemerintah dilakukan dengan membaca dan menganalisis dinamika kasus yang terjadi.

"Untuk saat ini, data menunjukan bahwa kita masih harus terus mengusahakan aktifitas masyarakat yang produktif tapi aman COVID-19," terang Wiku.

Ia menegaskan bahwa tidak memberi ruang penularan COVID-19 menjadi kunci pengendalian, mengingat kasus positif nasional yang masih tinggi.

Wiku menyatakan, kasus positif pada gelombang ketiga ini melonjak tajam lebih cepat, dibanding gelombang kedua. Bahkan jumlah kenaikan mingguan pada minggu lalu hampir mencapai jumlah saat puncak kedua di masa varian delta.

Baca Juga: Epidemiologi Imbau Peningkatan Covid-19 Jelang Libur Nataru

"Minggu lalu terdapat penambahan kasus positif sebesar 291.000 kasus. Sementara penambahan kasus tertinggi di puncak kedua adalah 350.000 kasus," terangnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Peningkatan kasus positif ini juga berdampak pada tren kematian yang juga sudah mengalami peningkatan.

"Kabar baiknya, peningkatan di massa lonjakan ketiga ini jauh lebih rendah dibanding masa lonjakan kedua. Di minggu lalu terdapat 505 orang meninggal. Sementara di masa lonjakan delta ada lebih dari 12.000 orang meninggal," ungkapnya.

Meski begitu, Wiku menegaskan nyawa tetaplah nyawa yang tidak dapat tergantikan.

Untuk itu, penambahan kasus positif penting untuk terus ditekan. Utamanya demi menghindari kelompok rentan terpapar virus yang saat ini banyak menyumbang angka kematian.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Naik Jelang Nataru, Kemenkes: Masih Terkendali

"Mencegah agar tidak tertular adalah cara terbaik untuk menyelamatkan nyawa. Terutama orang di sekitar kita yang lanjut usia, menderita komorbit dan tidak atau belum dapat divaksin," jelasnya.

Reporter: Denny Setiawan

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU