Kena Omicron? Jangan Panik, Kasi Obat Flu Umumnya

author Aribowo

- Pewarta

Jumat, 18 Feb 2022 06:12 WIB

Kena Omicron? Jangan Panik, Kasi Obat Flu Umumnya

i

Kena Omicron? Jangan Panik, Kasi Obat Flu Umumnya

Optika.id. Jika orang kena Omicron bisa minum obat flu yang beredar umum, tapa resep dokter, kata Prof Dr Apt Zullies Ikawati, Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta. Pada umumnya orang yang terkena Covid 19 jenis Omicron mengeluhkan gejala ringan seperti batuk pilek menyerupai infeksi flu biasa. Jarang dari mereka yang mengalami gejala COVID-19 demam atau gejala berat, khususnya yang sudah divaksinasi COVID-19 lengkap, urainya lebih rinci

Pernyataan Zullies itu dikuatkan oleh Dr dr Sukadiono, M.M, Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya. Sukadiono mengatakan bahwa Omicron memang cepat penyebarannya namun serangannya tidak sampai ke paru-paru. Umumnya disekitar kerongkongan. Penderita umumnya merasa batu kering, terasa di kerongkongan. Karena itu bisa diatasi dengan obat flu pada umumnya, katanya kepada Optika.id lewat WhatsApp, Jumat 11/2/2022.

Baca Juga: COVID-19 Melonjak Lagi, Kemenkes Ingatkan Masyarakat Lengkapi Vaksin Booster

Namun jangan gegabah. Covid apa pun jenisnya harus dihindari. Covid 19 masih misteri dan mematikan. Prokes, olah raga atau senam rutin agar kuat ketahanan tubuhnya, dan perbanyak minum vitamin C dan D, kata Sukadiono. Sukadiono menghimbau masyarakat tidak panik menghadapi bludaknya Omicron, tapi juga jangan ngentengkan, harus selalu menerapkan protokol kesehatan.

Sementara itu Dr Siti Fadilah Supari, mantan Menteri Kesehatan, mengatakan Covid 19 varian Omicron tidak begitu berbahaya seperti varian Delta. Omicron itu hanya salah satu varian virus Corona dan bahkan tidak lebih ganas darupada Covidnya sendiri. Karena itu bisa diatasi dengan obat saja.

Secara khusus Siti Fadilah Supari menganjurkan penderita Covid 19 varian Omicron agar mengurangi minum manis (gula) dan mengurangi makan nasi, termasuk roti yang mengandung karbohidrat.

Virus itu umumnya hidup dan subur kalua banyak asupan gula. Karena itu dianjurkan penderita Omicron tidak minum manis dan mengurangi makanan yang mengandung karbo hidrat, urainya dalam Siti Fadilah Supari Channal Youtube, Rabu, 16/2/2022.

Baca Juga: Epidemiologi Imbau Peningkatan Covid-19 Jelang Libur Nataru

Sebagai pegangan masyarakat, obat umum yang bisa dibeli untuk persediaan maupun untuk pengobatan adalah sebagai berikut

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

  1. Semua obat flu
    Menurut Prof Zullies, gejala pilek pasien Omicron bisa diatasi oleh semua obat flu yang beredar umum di masyarakat. Memang hasil monitoring Pusat dan Pengendalian Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menunjukkan 60% pasien Omicron mengalami gejala mirip flu yakni hidung tersumbat, pilek, hidung berair. Aturan pemakaian obat flu untuk pasien Omicron bisa disesuaikan dengan jumlah dosis yang tertera di setiap obat. Pada umumnya masyarakat sudah pengalaman menyembuhkan dirinya dari serangan flu2. Obat batuk
    Gejala COVID-19 yang tak kalah banyak dilaporkan yaitu batuk. Jika mengalami gejala ini, Prof Zullies juga 'membebaskan' mengonsumsi obat bebas untuk meredakan batuk yang bisa dibeli di apotek maupun toko obat.
    "Untuk obat mengatasi COVID-19 kita bisa lihat dari gejalanya. Omicron ini disebut-sebut lebih ringan mirip dengan flu. Ada batuk, pilek, jadi kalau batuk bisa pakai obat batuk," tuturnya.

    3. Obat demam
    Paracetamol juga disebut Prof Zullies bisa meredakan gejala COVID-19 demam. Karenanya, masyarakat aman membeli obat demam seperti itu, tentu dengan memperhatikan ketentuan konsumsi obat yang biasanya tertera di kemasan.

    Baca Juga: Kasus Covid-19 Naik Jelang Nataru, Kemenkes: Masih Terkendali

    4. Vitamin C dan D
    Prof Zullies menyarankan mengonsumsi vitamin untuk membantu imun tubuh tetap kuat melawan infeksi COVID-19. Seperti vitamin C dan D.
    "Vitamin C dan D juga termasuk obat bebas," ungkap dia.

  1. Tetap ikuti prokes (protocol kesehatan): cuci tangan, pakai masker, jaga jarak, jauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Tulisan Aribowo

Editor Amrizal Ananda Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU