Saat Adam Hawa tergelincir dari surga (Al Baqarah 31-37)

author optikaid

- Pewarta

Sabtu, 19 Feb 2022 18:02 WIB

Saat Adam Hawa tergelincir dari surga (Al Baqarah 31-37)

i

Saat Adam Hawa tergelincir dari surga (Al Baqarah 31-37)

[caption id="attachment_14301" align="alignnone" width="150"] Ruby Kay[/caption]

"I really know what l'm doing". Kurang lebih seperti itulah jawaban Allah SWT saat ditanya oleh malaikat. Dan pihak yang bertanya pun langsung mingkem, bahkan kemudian bersujud didepan Adam, makhluk ciptaan Nya yang baru nongol, dibuat dari segumpal tanah.

Baca Juga: Muhammad Ibn Abdullah dan Kebangkitan Arab-Islam

Gue habis baca Surat Al Baqarah ayat 30-37 secara perlahan dan berulang-ulang. Banyak simbol dan makna tersirat yang mesti dikaji dengan nalar. And it blow my mind. Ayat tersebut menyajikan dialog antara malaikat dengan Allah SWT. Ketika sang Khalik hendak menciptakan manusia sebagai khalifah dimuka bumi, malaikat ujug-ujug bertanya, "kenapa Allah SWT menciptakan manusia? Padahal mereka hanya akan menyebabkan kerusakan, menumpahkan darah, membuat peperangan, melawan perintah Mu. Sedangkan kami ini selalu bertasbih memuji dan mensucikan nama Mu".

Gue bisa memahami keheranan malaikat, kenapa sih Allah SWT menciptakan kita yang sering berbuat dosa, gak selalu taat dengan segala perintah dan larangan Nya? Padahal Dia sudah punyak makhluk yang bertakwa sepanjang hari, ada iblis yang tercipta dari api. Kenapa mesti menciptakan manusia lagi?

Manusia mesti bertanya tentang eksistensi dirinya. Ini menjadi pertanyaan mendasar yang harus kita resapi agar tak mudah berpindah keyakinan atau malah menggugat filosofi ketuhanan.

Dan jawabannya gue temukan di ayat selanjutnya. Al Baqarah ayat 31 memberi pencerahan bahwa manusia dibekali Allah SWT dengan intelektualitas sehingga bisa mengidentifikasi benda-benda, bahkan membuat penemuan-penemuan baru yang berguna bagi kehidupan manusia dibumi. Intelektualitas inilah yang tidak dimiliki oleh malaikat.

Manusia juga dibekali Allah SWT dengan nafsu. Gue menganggap akal atau intelektualitas itu sebagai kutub utara, sedangkan dikutub selatan terdapat nafsu. Kedua hal inilah yang mempengaruhi hidup manusia hingga jasadnya mati.

Penjelasan tentang nafsu sendiri ada disurat Al Baqarah ayat 35-36. Allah SWT merestui Adam bersama istrinya tinggal di surga dan memperoleh segala kenikmatan. Tapi Adam diingatkan, jangan sampai kamu dekati pohon itu. Yup, Al Qur'an hanya berkata 'pohon itu'. Tak ada penamaan apapun untuk pohon yang dilarang Allah SWT supaya tidak didekati oleh Adam dan istrinya. Dan pada akhirnya, Adam dan Hawa tergoda bujuk rayu iblis yang 'menggelincirkan' mereka berdua untuk berbuat dosa pertama kalinya.

Baca Juga: Charles Martel, Membendung Ekspansi Islam ke Eropa Barat

Apakah Allah SWT lalu murka karena Adam melanggar perintah Nya? Tidak. Tak ada sama sekali kata-kata yang bersinonim dengan murka atau laknat. Saat tergelincir dalam dosa, Allah SWT hanya memerintahkan Adam dan Hawa untuk turun ke bumi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

See, bahasa yang digunakan Al Qur'an ini masih teramat halus, menandakan bahwa kesalahan Adam dan Hawa itu tidak terlalu fatal.

Kalau kita kaji secara semantik, tergelincir itu sinonim dengan kepeleset. Maknanya adalah sebuah accident yang tidak terlalu membahayakan. Semua orang dalam hidupnya sudah pasti pernah kepeleset; telat menghadiri rapat, tak sengaja menabrak lubang djalan, tak sengaja terjatuh hingga lutut luka memar, terkena pisau saat sedang mengupas bawang atau lupa akan sebuah hal. Dan Al Qur'an menggunakan kata 'tergelincir' untuk menggambarkan kekeliruan Adam dan Hawa yang termakan bujuk rayu iblis.

Selanjutnya, disurat Al Baqarah ayat 37, sebelum turun kebumi, Allah SWT meninggalkan beberapa pesan kepada Adam. Bisa jadi sang Khalik berupaya menyemangati Adam. "Don't worry, lu pasti bisa survive kok. Karena lu uda dibekali dengan akal dan moral. Gunakan itu untuk keberlangsungan hidup lu didunia. Ada saatnya nanti lu balik lagi ke surga". Dan Allah SWT lalu menerima pertaubatan Adam.

Baca Juga: Politik Stigma Belanda: Tarekat dan Stigma Gila

Superb! Al Baqarah ayat 30-37 menjelaskan secara gamblang tentang eksistensi keberadaan manusia. Berbeda dengan kepercayaan lain, Islam tak menganggap bahwa kita ini menanggung dosa Adam dan Hawa. Wong kata Al Qur'an mereka berdua itu cuma tergelincir kok, sama sekali tidak ada niatan untuk melakukan dosa besar.

Dengan intelektualitas, moral dan nafsu itulah seorang manusia menjalani kehidupan. Adakalanya kita berjalan lurus, namun seringnya berbelok. Mohon jangan kapok, Allah SWT itu maha pengampun kok. Gunakan akal dan moral untuk mengidentifikasi mana yang benar.

Ruby Kay

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU