Kemendag Turun Tangan Atasi Laju Harga kedelai Meroket

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Kamis, 24 Feb 2022 22:20 WIB

Kemendag Turun Tangan Atasi Laju Harga kedelai Meroket

i

Kemendag Turun Tangan Atasi Laju Harga kedelai Meroket

Optika.id - Menanggapi kenaikan harga kedelai yang meroket, Kementerian Perdagangan (Kemendag) berjanji akan mengatasi hal tersebut. Kedelai dinilai krusial sebab menjadi bahan baku tahu dan tempe. Adapun salah satu upaya dari Kemendag yang akan dilakukan adalah memberikan subsidi dengan menggunakan dana cadangan stabilisasi harga pangan (CSHP).

Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kemendag, Isy Karim, menyatakan, subsidi tersebut akan diberikan kepada pengrajin tahu/tempe sebesar Rp1.000/kg dengan volume 200.000 ton/bulan. Kebijakan rencananya diterapkan selama empat bulan mulai Maret 2022.

Baca Juga: Mengungkap Penyebab Harga Kedelai Mahal

Adapun kenaikan harga kedelai belakangan ini ditengarai dipicu oleh ketidakpastian cuaca di negara produsen. Akibatnya, petani jadi menaikkan harga kedelai.

"Harga kedelai di tingkat pengrajin pada bulan Februari 2022 telah mencapai Rp11.000 per kilogram dan akan terus mengalami peningkatan pada bulan mendatang. Hal ini karena menyesuaikan perkembangan harga kedelai dunia," katanya dalam keterangannya, Kamis (24/2/2022).

Kemendag memprediksi kenaikan bakal terus terjadi bahkan harga tertingginya diproyeksikan menyentuh US$15,78 per gantang pada Mei mendatang.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi, mengklaim, kenaikan harga kedelai di Indonesia dipicu faktor eksternal atau global, seperti di China. Kemudian, ketegangan Rusia dan Ukraina menyebabkan tepung terigu harganya naik bersamaan dengan kedelai. Tetapi, kalau dilihat harga hari ini US$15,86 per bushel, Mei 2021 lebih tinggi lagi.

Baca Juga: Kadin Jatim: Pemerintah Kurang Serius Wujudkan Swasembada Kedelai Nasional

Meskipun diterpa krisis sedemikian rupa, Lutfi tetap sesumbar jika Indonesia bakal mampu mengatasi gejolak tersebut. Dia berdalih jika dirinta sudah siap menjembatani improtir, pengrajin tahu tempe serta pedagang pasar. Tak lupa, dia akan menetapkan harga wajar tahu dan tempe yang dipatok secara keseluruhan secara resmi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Indonesia diketahui belum swasembada kedelai sehingga pemenuhan kebutuhan nasional mayoritas ditopang impor. Sepanjang 2021, RI mengimpor 2,5 juta ton kedelai, sedangkan produksi dalam negeri kurang dari 300.000 ton.

Reporter: Uswatun Hasanah

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU