Lebih dari Sepekan, Rusia Belum juga Duduki Ibu Kota Ukraina

author Akbar Akeyla

- Pewarta

Sabtu, 05 Mar 2022 19:24 WIB

Lebih dari Sepekan, Rusia Belum juga Duduki Ibu Kota Ukraina

i

Foto konflik yang tengah terjadi antara Rusia-Ukraina.

Optika.id - Sudah lebih dari sepekan, dunia digemparkan dengan konflik yang terjadi antara Rusia-Ukraina. Invasi yang dilancarkan oleh Rusia menuju Ukraina ini juga telah memasuki pekan keduanya pada hari Sabtu, (5/3/2022) ini. Akan tetapi, pihak Rusia hingga saat ini belum juga berhasil menduduki Kiev, Ibu kota Ukraina.

Tim analis militer yang berasal dari Atlantic Council hingga saat ini juga telah mencoba mengurai penyebabnya. 

Baca Juga: KTT Ukraina Terus Mengupayakan Konsensus, Tapi...

Melihat dari situs yang sama, Rusia disebut gagal melancarkan rencana awal dikarenakan koordinasi mereka yang buruk dan juga dinilai membingungkan. Rusia juga dianggap telah gagal menciptakan superioritas di langit Ukraina dengan pesawat-pesawat tempur yang mereka miliki.

Manuver dan juga koordinasi tembakan yang buruk juga terjadi antara serangan udara dan pergerakan konvoi mereka yang tampak mandek di darat.

Tak hanya itu, pasukan Ukraina juga sempat memberikan perlawanan yang sengit di beberapa kota yang ada. Hal ini juga dikarenakan oleh jumlah pasukan yang dikerahkan Rusia untuk menyerang tiga kota penting seperti Kyiv, Kharkiv, dan juga kota di utara Krimea yang ada di Ukraina dinilai tidak cukup banyak.

Perang kota juga dinilai lebih menguntungkan bagi pihak Ukraina dikarenakan mereka sangat menguasai medan tempur tersebut. Yang pada akhirnya, Rusia dinilai telah mengubah taktik perangnya setelah rencana awal mereka gagal.

Michael Clarke, seorang Mantan direktur jenderal Royal United Services Institute (RUSI) dan seorang analis keamanan, juga mengatakan, proses invasi Rusia tersebut tampak tidak berjalan lancar sehingga mereka harus mengubah strategi perang mereka.

"Rusia memulai ini dengan apa yang saya sebut Rencana B yaitu melakukannya dengan cara yang akan dilakukan pasukan Barat," ungkap Clarke, Sabtu (5/3/2022).

Baca Juga: Rusia: Ukraina Kembali Serang dengan Drone dan Rudal

"Dengan pasukan yang relatif ringan bergerak cukup cepat dari perbatasan untuk mengepung daerah-daerah utama dan bergerak cepat di Kyiv, singkirkan pemerintah, nyatakan diri mereka sebagai pemerintah baru dan itu semua seharusnya dilakukan dalam waktu 72 jam," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Clarke juga menilai bahwa cara tersebut tidak berhasil dilakukan oleh Rusia sehingga mereka mengacaukan invasi tersebut. Di lain sisi, berkat perang kota yang ada, Ukraina dapat melakukan perlawanan yang cukup keras bagi pasukan Rusia.

"Jadi sekarang mereka menggunakan Rencana A, yang mereka tahu bagaimana melakukannya, yaitu bergerak lebih lambat dengan armada yang lebih berat - armada pengepungan, seperti yang mereka katakan, menuruni lembah Dnieper, untuk mengelilingi kota-kota besar," ungkap Clarke.

"Ini telah menjadi perang kota. Ini adalah perang utara/selatan saat ini, tetapi akan berputar di sekitar kota," pungkasnya.

Baca Juga: Sekjen PBB Mengecam Serangan Rusia yang Menewaskan 40 Warga Ukraina

Reporter: Akbar Akeyla

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU