[caption id="attachment_9675" align="alignnone" width="300"] Oleh: Cak A. Cholis Hamzah[/caption]
Baru-baru ini saya melihat video yang diunggah Ustadz Aa Gym dari Bandung ketika beliau melakukan ibadah umrah. Aa Gym terlihat sedang menunjukkan kondisi didepan Masjidil Haram Mekkah yang dipenuhi banyak burung sambil mengatakan bahwa banyak orang di Mekkah itu yang sudah tidak memakai masker. Saya tidak mengecek kapan Aa Gym membuat video itu, tapi yang jelas Saudi Arabia adalah salah satu negara yang melonggarkan aturan protokol kesehatan sejak tanggal 1 Maret 2022 lalu.
Baca Juga: COVID-19 Melonjak Lagi, Kemenkes Ingatkan Masyarakat Lengkapi Vaksin Booster
Saya tidak tahu persis alasan kenapa mulai banyak negara didunia ini yang mulai berdamai dengan Covid-19, apakah karena negara-negara tersebut sudah kewalahan menghadapi virus mematikan ini ataukah karena memang laju penyebaran virus corona ini sudah melandai diseluruh dunia. Sebenarnya memang banyak negara ingin terbebas dari corona ini dikarenakan dampak yang diakibatkannya sangat berbahaya bagi negara yang bersangkutan; disamping karena banyak korban yang terpapar dan mati, juga karena perekonomian dunia yang berhenti menyebabkan masing-masing negara mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi, macet nya perdagangan internasioanl, berhentinya orang untuk bepergian (travelling), lalu timbullah PHK dimana-mana, kemiskinan mulai naik dsb.
Beberapa negara mulai mengurangi atau menghilangkan pembatasan Covid, karena sebagian besar negara-negara itu mulai mempertimbangkan untuk hidup dengan virus daripada memberantasnya. Selama dua tahun terakhir, kekhawatiran akan virus mematikan mendorong banyak orang untuk secara sukarela mengadopsi gaya hidup yang berbeda dan secara drastis menyesuaikan perilaku kita. Tapi sekarang, setelah varian Omicron cepat dan marah menyebar ke seluruh dunia, orang-orang mengalami kelelahan Covid. Meskipun tingkat kematian tetap tinggi, beberapa pemerintah mulai melonggarkan pembatasan era pandemic; mereka ini antara lain:
Amerika Serikat
Negara bagian New York juga negara-negara yang dipimpin Demokrat termasuk Connecticut, New Jersey, Delaware, Oregon, California, Illinois, Rhode Island, dan Massachusetts. Semua negara bagian ini telah mengumumkan bahwa mereka akan mencabut mandat masker dalam ruangan di ruang publik tertentu termasuk sekolah paling lambat Maret. Sementara Banyak negara bagian yang dipimpin Partai Republik, seperti Alabama, Alaska, dan Arkansas, melihat mandat masker berakhir tahun lalu tanpa memperbaruinya.
Benua Eropa
Denmark menjadi negara pertama yang sepenuhnya memberlakukan pembatasan pada awal Februari 2022. Pada saat itu, negara itu berada di tengah-tengah gelombang besar infeksi Covid-19 baru, tetapi angka kematian dan rawat inap relatif rendah. Tindakan negara Skandinavia itu ternyata menjadi pertanda untuk kebijakan serupa di seluruh benua. Inggris, Perancis, Swedia, Norwegia, Spanyol, Italia, Republik Ceko dan Estonia semuanya mengikuti jejak Denmark dan akan membatalkan mandat masker luar ruangan, dan periode isolasi yang panjang setelah dites positif pada akhir Februari.
Baca Juga: Epidemiologi Imbau Peningkatan Covid-19 Jelang Libur Nataru
Oceania
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di Oceania, Australia dan Selandia Baru sama-sama mengindikasikan pada awal Februari bahwa kebijakan nol-Covid sebagian besar akan dijatuhkan, karena pembatasan digulirkan kembali dan kontrol perbatasan dilonggarkan. Australia akan mulai mengizinkan wisatawan asing masuk ke negara itu pada akhir Februari, sementara Selandia Baru telah mengumumkan periode pembukaan kembali bertahap selama beberapa bulan mendatang untuk wisatawan internasional.
Asia
Sementara itu China masih terus melakukan kontrol ketat untuk menekan potensi wabah Covid di negara itu, termasuk pembatasan perbatasan yang ketat, pengujian massal, pelacakan kontak yang lengkap, dan penguncian di seluruh kota yang tiba-tiba, setelah mengunci lebih dari 20 juta orang pada tahun 2022 di bawah perintah rumah yang ketat. Hong Kong telah memberlakukan kontrol perbatasan yang sama ketatnya dan pembatasan virus selama hampir dua tahun terakhir. Namun, tidak seperti China,
Baca Juga: Kasus Covid-19 Naik Jelang Nataru, Kemenkes: Masih Terkendali
Konflik Ukraina dan Rusia memunculkan pendapat masyarakat terutama mereka yang percaya teori konspirasi bahwa Covid ini mereda dan berhenti setelah pasukan Rusia menemukan puluhan laboratorium research biologi di Ukraina yang didanai Amerika Serikat. Mereka percaya bahwa AS lah yang menyebarkan virus mematikan ini lewat laboratorium-laboratorium itu.
Wallahu alam.
Editor : Pahlevi