Optika.id - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut, secara umum inflasi di Indonesia sudah terkendali. Bahkan, pada Februari 2022 terjadi deflasi sebesar 0,02%.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan, pada 2022, kenyataan ekonomi masih akan diwarnai badai. Harga-harga komoditas secara internasional meningkat.
Baca Juga: Pantauan Harga Pangan: Bawang dan Cabai Mahal, Beras dan Gula Sudah Mulai Turun Harga
Dirinya berharap pada bulan puasa dan lebaran nanti bisa tetap terkendali. "Tahun 2022 diwarnai badai. Harga-harga komoditas secara internasional meningkat," ucap Oke dalam diskusi Antisipasi Ketersediaan Pangan Saat Ramadan dan Idul Fitri, Sabtu (19/3/2022).
Inflasi dari tahun ke tahun sejak 2018 hingga 2022 perlu yang perlu dikhawatirkan adalah inflasi pada pergantian 2018 ke 2019, dan seterusnya karena inflasi yang terjadi lumayan tinggi.
Sementara inflasi saat bulan puasa, kata dia, kecuali tahun 2019, tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan. Lalu, pada 2018 inflasi bisa terkendali.
"Saya ingin sampaikan, setiap puasa dan lebaran beberapa hal yang perlu diperhatikan termasuk Badan Pangan Nasional (Bapanas), setiap komoditas yang inflasi harga adalah komoditi yang seharusnya ditangani Bapanas," tuturnya.
Baca Juga: Sejarah Krisis Bawang Putih, Persoalan Impor yang Terjadi Kesekian Kali
Dia menjelaskan, bahan pokok yang harganya meningkat pada puasa 2018 adalah daging ayam, telur ayam, dan bawang merah. Kemudian, pada 2019 peningkatan terjadi pada harga daging ayam, bawang putih, cabe rawit, cabe merah, dan gula pasir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selanjutnya, pada 2020 inflasi sangat terkendali, karena daya beli rendah. Pada April dan Mei 2020 saat mulai terjadi pandemi, bahan pokok yang panas adalah daging sapi, daging ayam, dan bawang merah.
Kemudian, pada 2021 inflasi juga terkendali kecuali pada daging ayam dan minyak goreng. Terakhir, pada 2022 masih terkendali, dan bahkan deflasi di Februari 2022.
Baca Juga: Tak Ada Penimbunan, Stok Bahan Pangan Aman
Reporter: Uswatun Hasanah
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi