Terkait Penundaan Pemilu, Isu Puan Ditawari Gantikan Ma'ruf Amin Merebak

author Aribowo

- Pewarta

Kamis, 24 Mar 2022 17:27 WIB

Terkait Penundaan Pemilu, Isu Puan Ditawari Gantikan Ma'ruf Amin Merebak

i

Terkait Penundaan Pemilu, Isu Puan Ditawari Gantikan Ma'ruf Amin Merebak

Optika.id. Sejak PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) menarik dukungan untuk amandemen konstitusi maka nyaris pupuslah harapan kelompok elite politik yang ngotot ingin penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden. Apalagi langkah PDIP itu segera diikuti oleh PPP (Partai Persatuan Pembangunan), Partai Nasdem, dan akhirnya Gerindra. Di sisi oposisi PD (Partai Demokrat) dan PKS (Partai Keadilan Sejahtera) sudah menolak sejak awal. Sementara itu Pimpinan DPD (Dewan Perwakilan Daerah) juga telah menyatakan penolakkannya atas penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.

Di kalangan politisi berkembang isu menarik yaitu Puan Maharani, Ketua DPR RI (Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia), ada yang menawari menjadi Wakil Presiden RI untuk menggantikan Maruf Amin. Isu tersebut sempat ditanyakan oleh CNN Indonesia TV kepada Puan dan kemudian dijawabnya.

Baca Juga: Puan Sampaikan Terimakasih pada Mahasiswa Usai Revisi UU Pilkada Batal!

"Itu saya bingung ya. Gimana caranya, pakai apa ya? Karena di aturan enggak ada kayak gitu. Jadi ya dua periode. Setiap periode itu ada mekanisme dan aturan sesuai UU," urainya, Selasa (23/3/2022).

Yang menarik, Puan menyatakan agar diberitahu jika ada cara atau mekanisme yang memungkinkan wakil presiden bisa diganti tanpa melalui mekanisme Pemilu. Tampaknya Puan menyadari sebelum berkepanjangan, dia membantah dirinya pernah ditawari atau dilobi untuk menggantikan Ma'ruf Amin. Isu itu menyeruak karena konon pelobi tersebut ingin mengubah sikap PDIP agar mendukung amandemen konstitusi, terkait wacana penundaan Pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.

"Ya enggak lah, sampai 2024 itu wapresnya tetap Pak Ma'ruf sudah gitu aja. Enggak ada yang dateng," pungkas Puan.

Jika isu itu tidak pernah ada, mengapa muncul materi begitu strategis di mulut wartawan: yaitu Puan diusulkan menggantikan Wakil Presiden Maruf Amin agar PDIP mendukung amandemen konstitusi dan penundaan pemilu. Pertanyaan lanjutan adalah siapa yang berani mengajukan materi begitu tinggi yaitu mengganti Maruf Amin di tengah jalan?

Isu berkeliaran macam itu setidaknya membenarkan pernyataan Sekum PP (Sekretaris Umum Pimpinan Pusat) Muhammadiyah, Prof Abdul Muti, Ph.D, bahwa upaya penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden itu sangat serius dan bukan guyonan politik.

Ini gagasan sangat serius. Diam-diam elite politik terus bergerilya untuk merealisir penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden bisa gol, katanya saat memberikan materi dalam pelatihan kader Muhammadiyah dalam Sekolah Kader oleh Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik, Sabtu, 19/3/2022, di Sengkaling Malang, Jawa Timur.

Langkah dan strategi meng-gol-kan penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden semakin hari semakin intensif dan memasuki semua lini kehidupan politik. Teranyar, anggota KPUD (Komisi Pemilihan Umum Daerah)  dan Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) Kota Balikpapan diundang oleh Kemenkopolhukam untuk acara penundaan pemilu. Undangan itu ditolak oleh KPUD dan Bawaslu Kota Balikpapan.

Baca Juga: Puan Maharani Setelah di IKN: Rumah Oke, Tidur Nyenyak

Begitu juga Ketua KPU, Ilham Saputra, meluruskan anggaran yang diajukan KPU untuk pemilu serentak 2024 sebesar Rp 76 triliun, Rabu, 23/3/2022). Bukan sebesar Rp 110 triliun yang pernah dilontarkan Menko Marves (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi) Luhut Binsar Panjaitan (LBP). Artinya LBP melontarkan data yang tidak akurat dan bisa menimbulkan persepsi negatif bagi masyarakat tentang KPU dan pemilu 2024.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Lingkaran Jokowi

Puan Maharani mengakui sangat mungkin lingkaran elite di Istana yang mencoba mempengaruhi Presiden Jokowi untuk penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.

Ya mungkin saja, bisa saja, karena ya mungkin dengan menunjukkan data, kemudian mengatakan Indonesia masih membutuhkan Pak Jokowi, kemudian Indonesia masih membutuhkan pemimpin yang sekarang dalam masa sulit seperti ini karena pandemi COVID-19 yang masih ada, dan lain-lain dan sebagainya, itu mungkin saja," katanya seperti dikutip CNN Indonesia TV, Rabu (23/3/2022).

Baca Juga: Bicara Tentang Pemilu di Pidato Kebangsaan MPR, Puan: Yang Berhasil Indah, Yang Gagal Sulit Makan!

"Tidak mungkin seorang presiden itu sepertinya terkungkung sendiri tidak punya teman atau tidak punya lingkungan yang datang dari berbagai macam kalangan. Namanya lingkungan presiden itu pasti semuanya mau dekat presiden dan semuanya bisa memberikan masukan atau kemudian memberikan data atau hal-hal yang menurut yang bersangkutan itu akan mempengaruhi presiden," imbuh Puan. Lebih jauh Puan yakin Jokowi merupakan sosok yang punya pendirian. Dia yakin Jokowi akan menjaga perasaan dan harapan rakyat.

Tulisan Aribowo

Editor Amrizal Ananda Pahlevi.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU