Optika.id - Saleh Partaonan Daulay selaku Anggota dari Komisi IX DPR RI turut menyayangkan terkait pemecatan permanen atas Dr. Terawan Agus Putranto dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Hal tersebut dikarenakan, Dr. Terawan merupakan salah satu dokter terbaik yang dimiliki oleh Indonesia. Sebagai dokter yang merangkap sebagai anggota TNI, Terawan telah memberikan banyak prestasi bagi Indonesia. Bahkan, tidak berlebihan apabila Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) disebut sebagai salah satu rumah sakit besar yang berkualitas baik berkat kontribusi dari Terawan.
Baca Juga: dr Terawan Terbukti Salah, Tapi Apakah IDI Sepenuhnya Benar?
"Saya benar-benar terkejut dengan keputusan (pemecatan dr. Terawan oleh IDI) itu. Muktamar semestinya dijadikan sebagai wadah konsolidasi dan silaturahim dalam merajut persatuan. ungkap Saleh melalui keterangannya, Senin (28/3/2022).
Kok ini malah dijadikan sebagai wadah pemecatan. Permanen lagi. Ini kan aneh ya? sambungnya.
Atas kasus yang menimpa Terawan tersebut, Saleh kemudian meminta Kementerian Kesehatan untuk segera mengambil tindakan dan memfasilitasi pertemuan IDI dengan Terawan.
Menurut dirinya, berbagai persoalan dan isu yang telah beredar harus diselesaikan melalui sistem kekeluargaan yang baik, agar semua masalah tersebut dapat terselesaikan dengan bijak.
Saya dan keluarga adalah pasien langsung dr. Terawan yang mencoba kedua hal itu. Setelah di-DSA, rasanya tidak ada masalah. Bahkan, ada perasaan lega dan enak. Begitu juga vaksin nusantara. Setelah divaksin, Alhamdulillah tidak ada masalah, terangnya.
Baca Juga: Sufmi Dasco Minta Kemenkes Bertindak Atas Pemecatan Dokter Terawan
Saleh juga menyatakan, bahwa selama ia mengenal sosok Dokter tersebut, Saleh tidak pernah merasa bahwa terdapat suatu masalah dengan Terawan. Bahkan ia menyebutkan apabila Terawan telah bekerja secara profesional dan bijak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sejauh ini, kami baik-baik saja. Kalau dari pengalaman saya itu, saya merasakan tidak ada masalah sama sekali dengan dr. Terawan. Dia bekerja secara profesional. Bahkan, sebelum DSA harus mengikuti sejumlah test dan berkonsultasi dengan beberapa dokter lain, tuturnya.
Dirinya juga menilai bahwa hal Ini dapat menjadi suatu preseden yang buruk bagi kedepannya. Dikhawatirkan, hal ini akan menyusul pemecatan-pemecatan lainnya dengan berbagai alasan yang ada.
Saya kira, baru di Indonesia ini ada seorang dokter profesional yang dipecat. Tidak tanggung-tanggung, yang dipecat itu adalah seorang dokter berpangkat Letnan Jenderal dan pernah memimpin RSPAD bertahun-tahun lamanya, pungkas Saleh.
Reporter: Akbar Danis
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi