Optika.id, Surabaya - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Gubernur Jatim akhir tahun anggaran 2021. Pemerintah Provinsi Jatim tahun 2021 menunjukkan persentase pencapaian target sebesar 96.41 persen.
Pada sidang paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Jatim, Senin (28/3/2022) itu, dilaporkan dari total 2.619 indikator, sebanyak 2.523 indikator target berhasil dicapai dengan capaian peningkatan sebesar 4.42 persen di banding tahun 2020 sebesar 91.99 persen.
Baca Juga: Hasto Pastikan Pilkada Jakarta, Sumut dan Jatim Tak Ada Kotak Kosong
"Alhamdulillah, kerja keras kita bersama, Pemprov Jatim berhasil merealisasikan pendapatan 2021 sebesar Rp. 34.2 triliun atau mencapai 103.97 persen dari target semula Rp. 32.9 triliun," ujar Khofifah, Senin (28/3/2022).
Capaian Pendapatan APBD dan PAD 2021
Capaian pendapatan APBD Jatim tahun 2021 menduduki posisi tertinggi secara persentase tingkat nasional. Detailnya, realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2021 dari komponen PAD mampu terealisasi Rp 18,9 triliun setara 110,58 persen dari target Rp 17,1 triliun.
Disusul kemudian pendapatan transfer terealisasi Rp 15,1 triliun atau 97,12 persen dari target Rp 15,6 triliun serta lain lain pendapatan daerah yang sah mencapai Rp 150,5 miliar atau 75,2 persen dari target Rp 200,2 miliar.
"Capaian pendapatan APBD menempati peringkat pertama secara persentase tertinggi secara nasional yaitu 103,97 disusul peringkat kedua Provinsi Gorontalo 102,28 persen dan Jabar di peringkat ketiga 102,07 persen," paparnya.
Khusus PAD, komponen dari pajak daerah tercapai Rp 15,4 triliun atau 108,25 persen dari target Rp 14,2 triliun. Selain PAD, pendapatan daerah juga disumbang retribusi daerah yang terealisasi Rp 110,9 miliar atau 100,5 persen dari target Rp 110,3 miliar.
Kemudian, disusul oleh Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan tercapai Rp 408,6 miliar atau 101,02 persen dari target Rp 404.5 miliar serta lain lain PAD yang sah tercapai Rp 3 triliun atau 126,59 persen dari target Rp 2,3 triliun.
Sementara kinerja belanja daerah dalam perubahan APBD TA 2021 yang direncanakan sebesar Rp 36,6 triliun terealisasi sebesar Rp 33,8 triliun atau 92,44 persen terdiri dari belanja operasional, belanja modal, belanja tidak terduga serta belanja transfer.
Kondisi Ekonomi, Perdagangan, dan Investasi
Selanjutnya, untuk kondisi makro ekonomi Jatim tahun 2021 dimana Jatim tetap menjadi lokomotif perekonomian nasional dan berkontribusi 14,48 persen terhadap PDB Indonesia dan sebesar 25,01 persen terhadap PDRB Pulau Jawa.
Kemudian, Nilai Ekspor Jatim per Desember 2021 mengalami peningkatan 14,97 persen dibanding Desember 2020. Dibandingkan Desember 2020 nilai ekspor sektor nonmigas mengalami peningkatan sebesar 30,12 persen.
Perdagangan, antar pulau dan antar provinsi menjadi kekuatan perdagangan di Jatim. Dari Bulan Januari- Desember tahun 2021 menunjukkan neraca perdagangan antar daerah Jawa Timur meningkat signifikan sebesar 159,01 persen, dari Rp 91,16 triliun menjadi Rp 236,11 triliun.
"Kami berusaha, setiap bulan memaksimalkan misi dagang antara Jatim dengan provinsi lain guna meningkatkan perekonomian," jelasnya.
Kinerja realisasi investasi periode tahun 2021, juga tumbuh sebesar 1,5 persen yakni Rp 79,5 trilliun yang terdiri dari. Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 27 trilliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 52,5 trilliun.
"Realisasi investasi Jatim mengalami peningkatan yang sangat signifikan, bahkan realisasi investasi Jatim pada tahun 2021 tertinggi dalam rentang waktu 5 tahun terakhir," paparnya.
Baca Juga: Awal Agustus, PDIP Jatim Akan Umumkan Sosok yang Diusung untuk Pilgub Jatim!
Indikator Kinerja Utama (IKU) tahun 2021
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Gubernur juga menjabarkan mengenai realisasi capaian 11 indikator Kinerja Utama (IKU) tahun 2021 meliputi IKU Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Theil, Persentase Penduduk Miskin, Indeks Gini, Indeks Pembangunan Gender, Indeks Pembangunan Manusia, Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka. Juga, Indeks reformasi birokrasi, indeks kesalehan sosial, indeks kualitas lingkungan hidup dan indeks resiko bencana.
Mengenai realisasi capaian IKU pertumbuhan PDRB atau laju pertumbuhan ekonomi Jatim pada tahun 2021 mampu melesat dan bangkit dari guncangan ekonomi di tahun sebelumnya. Kebangkitan dan pemulihan ekonomi pada tahun 2021, tergambar dari ekonomi Jatim yang berhasil tumbuh 3,57 persen setelah terkontraksi 2,33 persen di tahun 2020.
Sehubungan, dengan tingkat ketimpangan wilayah di Jatim pada tahun 2021 dimana alat ukurnya menggunakan Nilai Indeks Theil. Ketimpangan di Jatim tergolong rendah yakni dibawah 0,4 di tahun 2020, akan tetapi tahun 2021 Indeks Theil Prov. Jatim mampu tumbuh sebesar 0,312.
"Kondisi ini menunjukkan bergeliatnya perekonomian di 2021 terutama pada wilayah perkotaan sehingga wilayah atau kabupaten/kota yang menjadi sumber pertumbuhan di Jatim tumbuh di atas provinsi. Kota Surabaya dengan kontribusi jasa dan perdagangannya, Kota Kediri dengan produk industrinya merupakan penyumbang perekonomian terbesar di Jatim telah tumbuh cepat untuk recovery pasca hantaman Covid-19," tegasnya.
Terkait IKU, Persentase Penduduk Miskin juga berhasil dilalui sehingga mampu menekan angka kemiskinan. Hasil dari perjuangan bersama semua pihak di tahun 2021 Jatim berhasil menurunkan kemiskinan tertinggi secara nasional sebesar 313,13 ribu jiwa atau 30 persen dari total penurunan kemiskinan nasional.
"Capaian tahun 2021 ini juga menjadi pencapaian tertinggi penurunan kemiskinan dalam sepuluh tahun terakhir, sekaligus menjadi capaian tertinggi penurunan kemiskinan pedesaan yakni 1,37 persen. Kemampuan menekan laju kemiskinan dan menurunkan ketimpangan sosial memperlihatkan keberhasilan Jatim mendorong proses pembangunan yang inklusif," urainya.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jatim
Baca Juga: Norman Fauzi: Jatim Cetak Sejarah Baru, Siap Menyongsong Indonesia Emas
Untuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada tahun 2022 juga tumbuh 0,60 persen sebesar 72,14 persen. Meningkat 0,43 poin dibandingkan capaian tahun 2020. Pemulihan ekonomi sosial, lanjut Khofifah membawa pengaruh terhadap pembangunan manusia di Jatim.
Peningkatan pertumbuhan IPM Tahun 2021 dipengaruhi oleh meningkatnya seluruh indikator pembentuknya seperti indeks kesehatan, pendidikan, pengeluaran per kapita per tahun yang disesuaikan. IKU Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) juga menjadi perhatian yang terus digarap oleh Pemprov Jatim. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan jika TPT di Jatim tahun 2021 sebesar 5,46 persen turun 0,1 persen poin dibanding tahun 2020. Secara nasional, angka TPT Jatim konsisten lebih rendah dibandingkan TPT Nasional tahun 2021 sebesar 6,49 persen.
Disampaikannya, selama kurun waktu 2021, Pemprov Jatim telah berhasil meraih 76 penghargaan dalam berbagai urusan pembangunan yang terdiri dari 2 penghargaan internasional, 71 penghargaan tingkat nasional dan 3 penghargaan dari lembaga non pemerintah.
"Penghargaan ini bukan satu satunya alat ukur, melainkan menjadi bukti adanya pengakuan terhadap sejumlah keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah mencakup aspek pelayanan umum, kesejahteraan masyarakat maupun daya saing daerah," imbuhnya.
Capaian 2021 menunjukkan persentase pencapaian target sebesar 96,41 persen dari 2.619 indikator, sebanyak 2.532 indikator mencapai target. Capaian tahun 2021 ini meningkat 4,42 persen dari tahun 2020 sebesar 91,99 persen," pungkasnya.
Reporter: Jenik Mauliddina
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi