[caption id="attachment_9675" align="alignnone" width="300"] Oleh: Cak A. Cholis Hamzah[/caption]
Diawal tulisan saya ini perkenankan saya mengucapkan kepada semua jajaran manajemen dan pembaca Optika selamat menunaikan ibadah puasa sebentar lagi di awal bulan April 2022 nanti.
Baca Juga: Ramadhan Jatuh pada 23 Maret 2023, Begini Tata Cara Salat Tarawih!
Pada waktu saya masih kecil tahun 1950 an, dibulan suci Ramadhan saya dididik ibu saya Puasa Bedug, artinya ketika sudah waktunya (bedug) sholat dhuhur saya diperbolehkan berbuka puasa. Namanya anak kecil seringkali sebelum buka puasa siang hari itu saya pura-pura puasa, tapi diam-diam ke kamar mandi menutup pintunya lalu saya minum air- itu saya lakukan karena saya tidak kuat menahan lapar dan dahaga.
Dari cerita kecil saya tadi, kita bisa melihat bahwa ibadah puasa itu adalah ibdah yang bersifat Privat, artinya yang tahu seseorang itu berpuasa hanya Allah dan yang bersangkutan sendiri. Ada orang yang kelihatan berpuasa dengan wajah lesu, lemah namun sebenarnya tidak berpuasa seperti contohnya saya waktu kecil itu. Sebaliknya ada orang yang kelihatan segar bugar masih melakukan aktivitas rutin sehari-hari kelihatan tidak berpuasa, ternyata dia sedang berpuasa.
Baca Juga: Sambut Ramadan, Ini Tips Meningkatkan Jualan Online Untung Cuan
Ini menjelaskan bahwa ibadah puasa itu bersifat privat dan tidak disertai orang lain dan tidak diketahui orang lain, hanya Tuhan yang tahu. Tidak seperti ibadah Haji misalnya yang melibatkan banyak orang; yang menunaikan ibadah haji hanya satu dua orang, tapi yang mengantarkannya orang satu kampung; belum lagi di tanah suci Makkah dan Madinah melibatkan 2 juta orang lebih. Hal itu sama dengan makna hadis Qudsi dimana Allah berfirman bahwa puasa itu milik Allah, dan Allah lah yang menanggung pahalanya; tidak melibatkan siapa-siapa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Apa artinya seseorang yang berpuasa itu harus mampu menahan lapar dan dahaga? Itu karena kita diajarkan untuk sadar akan kehadiran Allah dimanapun kita berada. Di bulan puasa ini kita dilatih menjadi pribadi yang mendahulukan kehendak Allah diatas kehendak dirinya sendiri. Pada siang hari dibulan suci ini kehendak kita manusiawi ingin makan minum; tapi karena kehendak Allah kita patuh meninggalkan keinginan kita makan minum tadi dengan cara mengendalikan hawa nafsu kita.
Baca Juga: Serba Serbi Menyambut Bulan Ramadhan, Yuk Dipersiapkan
Mampu untuk mematuhi perintah Allah diatas adalah makna taqwa sebagai tujuan dari puasa itu sendiri seperti yang tersebut di Al Quran surat Al Baqarah ayat 183. Sikap teguh kita untuk mematuhi aturan aturan Allah dibulan puasa ini sejatinya adalah peragaan jiwa ketaqwaan.
Editor : Pahlevi