Optika.id - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menggunakan strategi keroyokan lintas sektor penurunan kemiskinan dalam rangka menurunkan angka stunting di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.
"Penanganan stunting dilakukan seperti saat penurunan kemiskinan. Dilakukan secara keroyokan tidak hanya menjadi tugas puskemas dan Dinas Kesehatan. Karena penyebab stunting tidak hanya soal kesehatan saja, tapi juga ada faktor ekonomi dan lingkungan," kata Bupati Ipuk saat mengunjungi balita stunting, di Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, Kamis (31/3/2022)
Baca Juga: Bijakkah Solusi Dana Desa Rp5 Miliar yang Ditawarkan Cak Imin?
Ia menjelaskan bahwa balita berusia 3 tahun yang dikunjunginya memiliki berat badan sekitar 7 kilogram. Padahal, saat lahir berat badan bayi tersebut normal 3,2 kilogram.
Ipuk meminta petugas puskesmas rutin untuk memantau perkembangan balita tersebut. Ia juga meminta Kepala Desa Jajag dan camat untuk membantu permasalahan ekonomi yang turut menjadi salah satu penyebab balita itu mengalami stunting.
"Penurunan stunting di wilayah juga menjadi salah satu indikator KPI (key performance indicators) bagi kepala desa, lurah, dan camat. Jadi, harus sangat diperhatikan permasalahan stunting ini," ucapnya.
Dalam penanganan stunting, data telah teridentifikasi by name by address, berikut faktor risikonya apa saja.
"Misalnya penyebab stunting karena tuberkulosis, ISPA, atau lainnya dilakukan penanganan sesuai kondisi. Berikut juga asupan gizinya harus diintervensi determinan faktornya," kata Ipuk.
Setelah dilakukan identifikasi, selanjutnya penanganan dilakukan secara gotong royong untuk intervensi. Misalnya ada anak petani stunting disebabkan kurang gizi karena faktor ekonomi.
"Mereka rutin akan diberikan makanan tambahan serta vitamin. Mulai dari diberi susu secara berkala atau pun vitamin," ujarnya.
Baca Juga: Bagi Anies, Atasi Kemiskinan Tak Selalu Bansos
Selain penanganan kesehatannya, juga dilakukan intervensi melalui dinas teknis untuk membantu perekonomian keluarga tersebut. Misalnya saja Dinas Pertanian untuk memberikan bantuan bibit atau hewan ternak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Bisa juga Dinas Koperasi dan UMKM memberikan bantuan alat-alat usaha untuk membantu ekonomi mereka. Apabila penyebabnya karena kekurangpahaman orang tua terkait gizi dan kesehatan, Dinas Kesehatan dan puskesmas yang akan memberikan pendampingan langsung. Ada pula penyebabnya karena kebersihan lingkungan, OPD-OPD terkait juga dilibatkan," paparnya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Amir Hidayat mengemukakan angka stunting di Banyuwangi saat ini sekitar 21 persen dari jumlah anak-anak sebanyak 4.371 anak. Angka tersebut menurun dibandingkan pada 2021 sebanyak 24 persen.
"Untuk Desa Jajag sendiri merupakan terbanyak angka stuntingnya, sehingga Pemkab Banyuwangi menaruh perhatian pada desa ini," katanya.
Amir menjelaskan rata-rata penyebab stunting karena kurang pahamnya orang tua terkait masalah makanan yang bergizi. Namun banyak juga karena faktor ekonomi.
Baca Juga: GAPPRI Tak Setuju Rokok Sebabkan Stunting
"Petugas puskesmas dan ahli gizi juga rutin melakukan pemantauan pada anak yang teridentifikasi stunting," tuturnya.
Reporter: Jenik Mauliddina
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi