Optika.id - Diketahui sebelumnya, Menteri Koordinator Politik, Hukum, Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud Md meminta penjagaan demonstrasi pada besok, Senin (11/4/2022), tanpa kekerasan. Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) pun berharap statement Menkopolhukam tersebut dapat terwujud, sehingga aksi berjalan lancar.
"Selaras dengan kita juga untuk massa aksi kami ingin keamanan dan kenyamanan bersama dari pihak aparat dan lain-lain," ucap Koordinator Media BEM SI, Luthfi Yufrizal, dalam keterangannya, Minggu (10/4/2022).
Baca Juga: Aksi Tolak Pemerintahan Jokowi Berujung Ricuh, Polisi Tertibkan Massa
Dia pun berharap polisi tak melakukan hal-hal yang berlebihan saat mengamankan aksi 11 April.
Rencana demo 11 April ini disampaikan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI). BEM SI mengatakan demo akan digelar karena mereka menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak serius menolak wacana jabatan 3 periode.
"Tanggal 11 April 2022, kami akan berunjuk rasa. Itu adalah momen 14 hari setelah waktu kami berikan kepada Presiden untuk menjawab enam tuntutan yang kami berikan, 28 Maret 2022," kata Koordinator Pusat BEM SI Kaharuddin, Kamis (7/4/2022).
Menko Polhukam Mahfud Md mengatakan tak ada larangan bagi masyarakat yang hendak menyampaikan aspirasi lewat demonstrasi, termasuk pada 11 April. Dia meminta demo dilakukan dengan tertib.
Dia mengatakan pemerintah sudah berkoordinasi dengan aparat keamanan dan penegak hukum. Mahfud meminta aparat yang bertugas mengamankan jalannya aksi tidak memakai kekerasan dan tidak membawa peluru tajam.
"Dalam menghadapi rencana unjuk rasa itu, pemerintah sudah melakukan koordinasi dengan aparat keamanan dan penegak hukum, agar melakukan pelayanan dan pengamanan sebaik-baiknya, dan tidak boleh ada kekerasan, tidak membawa peluru tajam, juga jangan sampai terpancing oleh provokasi," ucap Mahfud.
Narasi 'Turunkan Jokowi' Berusaha Tunggangi Demo
Sementara itu, pakar media sosial menengarai narasi 'turunkan Jokowi' berusaha menunggangi narasi rencana aksi demonstrasi mahasiswa yang akan digelar besok. Mahasiswa pun disarankan menggunakan tagar spesifik agar narasinya tak dibajak pihak-pihak yang ingin membelokkan tuntutan mahasiswa.
Hal ini disampaikan analis media sosial Drone Emprit and Kernels Indonesia, Ismail Fahmi, lewat akun Twitter pribadinya, Minggu (10/4/2022).
"Diduga tuntutan di atas adalah dari 'penunggang demo mahasiswa'," kata Ismail Fahmi.
Diketahui, Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) berencana menggelar demonstrasi ke Istana Kepresidenan di Jakarta. Mereka membawa tuntutan agar Presiden Jokowi bersikap tegas menolak penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan tiga periode, menunda UU IKN, menuntut penstabilan harga kebutuhan pokok, mengusut tuntas mafia minyak goreng, penyelesaian konflik agraria, dan mendesak Jokowi-Ma'ruf menuntaskan janji-janji kampanye. Tidak ada tuntutan agar Jokowi lengser.
Baca Juga: Jokowi Tolak ke Jawa Timur Usai Ada Rancangan Demo Mahasiswa
Namun Ismail Fahmi dengan sistem Drone Emprit-nya mendeteksi ada tagar #TurunkanJokowi dan #GoodbyeJokowi yang sempat melambung di jagat Twitter. Dia menganalisis dalam kurun waktu sepekan terakhir. Ada 24 ribu percakapan di Twitter yang mengandung tagar-tagar itu mulai 4 April.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Percakapan topik ini tampak jelas dibangun oleh hanya satu klaster. Sentimen negatif (merah) terhadap Jokowi diperlihatkan melalui ekspresi tagar yang digunakan. Top influencers @cybsquad_, @PecanduKretek, @Android_AK_47, @akunkelima212, dan @abu_waras," kata Fahmi.
Narasi yang menyertai tagar turunkan Jokowi adalah narasi tunggu komando dan reformasi jilid II. Ada pula gambar manipulatif.
Poster BEM SI versi hoax beredar. Gambar itu berisi logo BEM SI dan tanggal rencana demo 11 April 2022, namun diberi tulisan 'Turunkan Jokowi'. Akun @Android_AK_47 disebut Fahmi memposting gambar ini dan sempat mencapai 1.700 retweet meski akhirnya dihapus. Tagar turunkan Jokowi ini diduga digencarkan oleh bot (robot) alias bukan akun warganet yang murni semua.
"Normalnya, postingan yang natural didominasi oleh akun dengan score bot 0-1, dan score di atasnya sangat kecil volume post-nya. Namun di sini cukup tinggi postingan oleh akun dengan score > 1. Artinya, ada indikasi sebagian postingan tidak natural," tutur Fahmi.
Postingan 'turunkan Jokowi' memang biasa disertai meme, poster, dan video. Namun tuntutan mereka berbeda dari tuntutan mahasiswa. Narasi yang dibangun adalah narasi ketakutan.
Baca Juga: BEM SI Lakukan Demo di Patung Kuda, Polisi Siapkan Lalin di Istana
"Emosi yang dibangun oleh klaster ini adalah 'fear' atau 'ketakutan' bahwa demo 11 April 2022 nanti akan mengerikan sehingga Jakarta harus ditutup," kata dia.
Fahmi menyarankan agar mahasiswa membedakan diri dengan mereka yang mengusung tagar turunkan Jokowi. Mahasiswa disarankan menggunakan tagar spesifik #TolakTundaPemilu, #KajiLagiUUIKN, #StabilkanHarga, #UsutMafiaMinyakGoreng, #SelesaikanKonflikAgraria, dan #TuntaskanJanji. Soalnya, pihak penunggang biasanya emoh menggunakan tagar-tagar itu.
"Berhati-hatilah dengan narasi dukungan di media sosial, jangan sampai kemudian aksi mahasiswa dibajak untuk kepentingan lain," pungkasnya.
Reporter: Pahlevi
Editor: Aribowo
Editor : Pahlevi