Bisnis Jual Buku Sambil Beramal

author optikaid

- Pewarta

Senin, 11 Apr 2022 17:54 WIB

Bisnis Jual Buku Sambil Beramal

i

Bisnis Jual Buku Sambil Beramal

[caption id="attachment_8166" align="alignnone" width="300"]Oleh: Cak A. Cholis Hamzah Oleh: Cak A. Cholis Hamzah[/caption]

Pada tahun 1987 (sudah lama sekali) sebelum mulai kuliah di University of London Inggris, saya mengikuti short course di University of Kent, Canterbury di Inggris selatan. Dari kampus ini saya sering terutama hari weekend) pergi ke kota Canterbury yang jauhnya sekitar 7 km an untuk belanja kebutuhan, atau melihat keramaian karena maklum kota Canterbury itu salah satu destinasi wisata di Inggris dimana para turis manca negara bisa melihat peninggalan kota tua sejak jaman kerajaan Romawi dan mengunjungi katedral kuno Canterbury yang besar dan megah. Di Inggris salah satu tokoh negara yang terkenal dan penting perannya adalah Bishop (uskup) of Canterbury. Selain itu kota Canterbury  dipenuhi dengan berbagai macam toko-toko yang menjual barang-barang branded. Turis manca negara yang datang ke Canterbury banyak dari negara-negara Eropa karena memang Canterbury itu dekat selat Dover yang berhadap-dapan dengan selat Calais Perancis(dulu orang-orang naik bus lalu kapal ferry, sekarang ada kereta apit cepat yang melewati dasar laut dari Calais ke Dover dan sebaliknya)

Baca Juga: Muhammad Ibn Abdullah dan Kebangkitan Arab-Islam

Untuk menuju kota Canterbury dari kampus University of Kent para mahasiswa bisa naik bus kota dari halte kampus bisa juga jalan kaki. Saya beserta beberapa dosen FISIP UI waktu itu sering memilih jalan kaki menelusuri padang rumput kampus yang asri dan melewati perumahan Guru Besar dan dosen lalu melewati jalan kecil disela-sela perumahan itu sampai ketemu jalan besar menuju pusat kota Canterbury.

Ketika melewati perumahan Guru Besar dan dosen University of Kent itu saya sering menjumpai anak-anak kecil umur 6-10 tahun putra putri para Guru Besar dan dosen itu menjaga dagangannya di pintu garasi rumah berupa buku-buku tua atau yang sudah tidak dipakai lagi (used books). Harga buku-buku lama itu sangat murah dan tidak masuk akal. Misalkan harga buku novel yang baru harga normalnya Rp. 150.000, tapi di garasi itu mereka menjualnya dengan harga Rp 200. Praktis tidak ada keuntungan yang berarti. Cara berfikir saya waktu itu kenapa tidak dibuang saja, buku-buku lama itu? Daripada dijual dengan harga yang tidak masuk akal murahnya itu; atau disumbangkan ke tempat lain.

Nampaknya jual buku murah di pintu garasi itu sudah tradisi turun temurun di Inggris dimana anak-anak diajari binis (jual buku) tapi sambil beramal karena tidak keuntungan dari bisnis itu hanya semata-mata agar buku-buku itu bisa dibaca orang lain atau masyarakat. Tentu ada juga yang langsung menyumbangkan buku-buku lama itu ke tempat-tempat amal; tapi cara ini tidak ada unsur pendidikan bisnis (wirausaha). Saya juga melihat unsur berwirausaha itu dengan melihat kesabaran dan ketangguhan anak-anak kecil itu menunggu pembeli yang lewat dalam waktu lama.

Baca Juga: Charles Martel, Membendung Ekspansi Islam ke Eropa Barat

Itu kisah tradisi menarik yang saya lihat di University of Kent, Canterbury dan ini juga bisa dijumpai dimana-mana di Inggris. Saya mengecek apakah dinegara maju lainnya ada tradisi semacam itu; lalu saya tanyakan pada keponakan saya yang sedang menempuh program PhD di Hiroshima University, Jepang tahun 2021; ternyata dia juga menyaksikan hal sama seperti yang saya lihat di Inggris.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pada jaman IT yang maju pesat dewasa ini, bisa kita cari cara-cara menjual buku lama (used books) itu lewat online seperti yang ditawarkan Amazon atau e-bay. Tapi nampaknya usaha menjual buku buku lama di pintu garasi rumah di beberap negara maju masih dipraktekkan.

Baca Juga: Politik Stigma Belanda: Tarekat dan Stigma Gila

Kegiatan itu adalah pendidikan penting bagi anak-anak bagaimana melakukan usaha, bagaimana memupuk rasa tangguh dan ulet dalam berbisnis; bagaimana memiliki jiwa yang menghargai usaha dan merasakan bagaimana sulitnya mencari uang itu sekaligus mendidik nilai-nilai amal kepada sesama dengan cara menyebarkan buku-buku yang berguna bagi masyarakat yang membutuhkan.

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU