Butterfly Effect: Sepenggal Analisa tentang Teori Kekacauan

author optikaid

- Pewarta

Selasa, 12 Apr 2022 22:20 WIB

Butterfly Effect: Sepenggal Analisa tentang Teori Kekacauan

i

Sempat Ramai, BEM Unair Kritisi Peristiwa Pengeroyokan Ade Armando

[caption id="attachment_14301" align="alignnone" width="227"] Ruby Kay[/caption]

Begitu banyak teori konspirasi yang menyebar di media sosial terkait pemukulan Ade Armando (AA) didepan gedung DPR kemarin. Mulai dari keheranan netizen tentang kehadiran AA ditengah aksi demonstrasi yang menolak wacana perpanjangan masa jabatan Presiden, hingga keterlibatan staf khusus istana dalam grup Whatsapp yang berafiliasi dengan pihak oposisi.

Baca Juga: Jokowi Tolak ke Jawa Timur Usai Ada Rancangan Demo Mahasiswa

Gue sendiri lebih prefer melihat kekacauan (chaos) dalam kerumunan dengan teori Butterfly Effect, dimana perubahan kecil pada suatu tempat dalam sistem yang tak linier dapat mengakibatkan perbedaan besar dimasa mendatang.

Teori efek kupu-kupu sendiri dicetuskan oleh Edward Norton Lorenz pada tahun 1961. Seorang scientist yang memiliki latar belakang pendidikan matematika dan meteorologi dari kampus bergengsi MIT (Massachusetts Institute of Technology). Lorenz menemukan teori itu berkenaan dengan sistem yang tidak teratur seperti awan, garis pantai, ombak, dan lain-lain yang bersifat acak, tidak teratur, dan anarkis. Namun bila dilakukan pembagian (fraksi), maka sistem besar yang tidak teratur tadi merupakan pengulangan dari bagian-bagian yang teratur. Lorenz membuat hipotesis bahwa kepakan sayap kupu-kupu dihutan Amazon Brazil bisa menyebabkan tornado di Texas. Bingung?

Jika masih bingung dengan teori ini, ada baiknya menonton film "The curious case of Benjamin Button" yang dibintangi oleh Brad Pitt dan Cate Blanchett. Dalam salah satu adegan dijelaskan aplikasi teori kupu-kupu didunia nyata. Film box office yang saking bagusnya sudah gue tonton berkali-kali itu terdapat adegan dimana tertabraknya seorang wanita dijalan raya ternyata dipengaruhi oleh beberapa variabel pendukung yang sifatnya acak. Mulai dari pelayan toko yang menangis karena baru saja putus cinta hingga tali sepatu yang terlepas ternyata menjadi penyebab kecelakaan. Si wanita yang tertabrak taksi akhirnya harus masuk rumah sakit, kakinya patah, tak bisa berjalan selama beberapa bulan.

Beberapa hal receh yang biasanya lepas dari pengamatan manusia diakui atau tidak bisa berimplikasi besar dimasa mendatang. Jika hanya dibaca sekilas, teori kupu-kupu gubahan Lorenz akan nampak konyol. Masak sih kepakan sayap kupu-kupu bisa menyebabkan angin puting beliung? Nyatanya memang benar, bahkan Lorenz mendukung teorinya itu dengan sejumlah persamaan matematika yang rumit bin njlimet.

Dalam konteks ilmu sosial, jika jeli mengamati beberapa fenomena kekacauan yang telah terjadi, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa teori kupu-kupu juga mempengaruhi human behavior. Situasi ramai dan chaos acapkali bisa menyebabkan kepanikan massal.

Baca Juga: BEM SI Lakukan Demo di Patung Kuda, Polisi Siapkan Lalin di Istana

1 februari 2004, terjadi tragedi Mina yang menewaskan 251 orang jemaah haji saat sedang melakukan ritual lempar jumrah. Chaos menyebabkan ratusan orang terinjak-injak hingga tewas. Ini menjadi bukti bahwa lautan massa yang sedang melakukan ibadah spiritual pun ternyata bisa disusupi efek kupu-kupu. Kepanikan seseorang bisa menyebar dalam sekejap mata, lalu berimbas pada ribuan orang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Nah, jika massa yang tengah stabil secara emosional, sedang melakukan ritual keagamaan saja tak luput dari chaos dan kepanikan, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa butterfly effect sangat mudah terjadi dalam environment yang tidak kondusif. Makanya jangan heran jika aksi demonstrasi dimanapun sangat rentan menimbulkan konflik dan kerusuhan. Terlepas dari ada atau tidaknya penyusup/provokator, kumpulan massa yang secara psikologis sedang emosional sangat rapuh disusupi oleh efek kupu-kupu.

"Kalau begitu, kedepan pemerintah harus melarang segala aksi demonstrasi karena bisa menyebabkan kekacauan!"

Hehehehe..... cara mengambil konklusi gak bisa dangkal begitu bro. Butterfly effect itu merasuk dalam tiap aspek kehidupan. Ia tak cuma bisa berdampak negatif tapi juga secara positif bisa mempengaruhi kehidupan milyaran manusia dibumi. Bahkan Adam dan Hawa dikeluarkan dari surga pun karena terpapar efek kupu-kupu. Mereka melakukan dosa yang sejatinya tidak teramat besar, namun berdampak pada kehidupan manusia setelahnya.

Baca Juga: BEM SI Desak Jokowi Minta Maaf Usai Cederai Demokrasi, Ini Kata Pengamat

Jika membuka Al Qur'an lalu membacanya pelan-pelan dalam sunyinya malam, maka akan banyak sekali kisah yang mendukung teori butterfly effect tadi. Hidup manusia tak pernah lepas dari hukum sebab akibat. Keburukan atau kebaikan sebesar partikel atom pun bisa punya efek dahsyat dimasa mendatang. Maha benar Allah dengan segala firman Nya.

Ruby Kay

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU