Jakarta(optika)-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono sebagai tersangka dugaan korupsi terkait pengadaan barang dan jasa di Pemkab Banjarnegara tahun 2017-2018. KPK juga menetapkan rekanan pihak swasta yang diketahui adalah orang kepercayaan Budhi, Kedhi afandi, Sebagai Tersangka.
"Setelah KPK melakukan penyelidikan, kita menemukan bukti permulaan yang cukup kuat dan meningkatkan ke tingkat penyelidikan. Hasil kerja keras tersebut menetapkan dua orang tersangka" ujar ketua KPK Firli Bahuri saat jumpa Pers si kantornya Jumat (3/8).
Meskipun Budhi di tetapkan sebagai tersangka, Budhi mengelak dengan mengatakan tidak pernah menerima pemberian apapun dari pihak rekanan. Ia meminta Pihak KPK untuk memberikan bukti penyuapan yang jelas.
"insyaallah saya tidak pernah menerima pemberian dari pihak pemborong, tidak pernah menerima sama sekali. Tolong ditunjukan yang memberi itu siapa" sanggahan Budhi di akun instagramnya "masyarakat Banjarnegara adalah masyarakat yang cerdas. Tidak perlu banyak kata untuk membela diri, gusti allah mboten sare.
Diketahui sebelum ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK Budhi melakukan tidakan kontroversi dengan menyebut Menko Marvers Luhut Binsar Panjaitan dengan menyebutnya marga Panjaitan dengan Penjahit. Hal tersebut diketahui dari video berdurasi 1menit 17 detik yang beredar, pada tanggal 23 agustus lalu, yang isi awalnya Budhi sedang melaporkan perkembangan kasus COVID-19 di Banjarnegara.
"Allhamdullilah Banjarnegara dulu bed occupancy rate(BOR) mencapai 99 persen, turunlah PPKM Darurat. Saya baca aturanya sesuai saran Pak Presiden yang langsung di tidak lanjuti oleh Menteri Dalam Negeri," Ujar Budhi dalam video tersebut.
"Dan dilaksanakan pada saat itu rapat sama menteri siapa itu, penjahit, yang orang batak itu, ya pak penjahit. Dilaksanakan PPKM darurat sampe sekarang PPKM level 4, level 3 ternyata dengan adanya pembagian jaringan pengamanan sosial ini sangat efektif dan efisien" lanjut Budhi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Atas kejadian itu Budhi dan menyadari kesalahanya, dan melakukan permohonan maaf secara terbuka, "Mohon maaf saya kemarin menyebut menteri penjahit, karena saya tidak hapal namanya panjang sekali. Ini sekarang saya baca yang jelas, ini saya baca dan mohon maaf, adalah Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan" kata Budhi.
Budhi mengaku tidak bermaksud untuk menghina sama sekali. "Mohon maaf karena tidak hafal jadi singkat dan mudah. Tapi saya tidak punya tujuan menghina apapun, karena sebisa saya bicara" ucap Budhi.
"Sekali lagi kami mohon maaf kemarin yang saya sebut Pak Penjahit, karena saya tidak hafal semuanya. Mohin pak menteri bisa memaafkan saya. Demi Allah, Demi rasullullah saya lahir batin untuk melaksanakan tugas negara" sambung Budhi.
- Dalam video tersebut Budhi juga meminta maaf kepada seluruh warga batak yang bermarga Panjaitan, dan mengatakan bahwa dirinya benar benar tidak hafal nama Menko Marves,dan tidak ingin ada yang salah faham.
Editor : Pahlevi