Soal Bendera LGBT, Muhammadiyah Ambil Sikap Tegas! Warganet: Proud Of Muhammadiyah

author Seno

- Pewarta

Senin, 23 Mei 2022 15:24 WIB

Soal Bendera LGBT, Muhammadiyah Ambil Sikap Tegas! Warganet: Proud Of Muhammadiyah

i

images (67)

Optika.id - Jagat dunia maya dihebohkan oleh Kedutaan Besar Inggris untuk Indonesia yang memposting lewat akun media sosial resminya foto dukungan dan bendera warna-warni khas LGBT (Lesbian Gay Biseksual Transgender).

Ketua PP Muhammadiyah KH Anwar Abbas pun bereaksi keras dan mengambil sikap tegas atas postingan tersebut.

Baca Juga: Haedar Nashir Hadiri Milad Seabad RS PKU Muhammadiyah Surabaya

Muhammadiyah sangat menyesalkan sikap Kedubes Inggris yang tidak menghormati negara Republik Indonesia dengan mengibarkan bendera LGBT. Mereka harus tahu bahwa bangsa Indonesia punya falsafah Pancasila dimana bangsa Indonesia sangat menghormati nilai-nilai dari ajaran agama, tegas Anwar Abbas seperti dalam keterangannya, Sabtu (21/5/2022).

Anwar Abbas menyebut tidak ada satupun agama di Indonesia yang mentolerir praktik LGBT. Tak hanya itu, dia juga memastikan LGBT bukanlah hak asasi manusia, melainkan perilaku menyimpang yang bisa diobati.

Tidak ada satu agamapun dari 6 agama yang diakui oleh negara Indonesia yang mentolerir praktek LGBT apalagi agama Islam yang merupakan agama mayoritas penduduk di negeri ini. Muhammadiyah melihat praktik LGBT itu bukanlah merupakan hak asasi manusia. Dia merupakan perilaku menyimpang yang bisa diobati dan diluruskan. Oleh karena itu negara harus hadir membantu mereka untuk bisa keluar dari perilaku yang tidak terpuji tersebut, ujarnya.

Praktik LGBT tersebut merupakan tindakan yang secara jelas anti manusia dan kemanusiaan. Karena LGBT akan membuat punah umat manusia karena adalah mustahil laki-laki kawin dengan laki-laki atau perempuan kawin dengan perempuan akan melahirkan anak.

"Jadi kalau penduduk bumi yang jumlahnya saat ini sekitar 8 miliar, bila mereka melakukan perkawinan sejenis, maka sudah bisa diperkirakan 150 tahun yang akan datang tidak akan ada seorangpun anak manusia di muka bumi ini. Jadi praktik LGBT ini merupakan praktik yang antimanusia dan kemanusiaan karena bisa menyebabkan punahnya manusia di atas dunia ini, tegasnya.

Hal berbeda disampaikan oleh Ketua Umum PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) KH Yahya Cholil Staquf saat menanggapi tindakan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, yang mengibarkan bendera LGBT untuk memperingati Hari Anti-Homofobia pada 18 Mei 2022.

Menurut Gus Yahya sapaan akrabnya, hal itu bukan urusan organisasi PBNU dan merupakan hak dari kedutaan besar tersebut.

Silakan urusan mereka, bukan urusan kita, kata Gus Yahya usai mengisi sambutan Konbes NU 2022, di Jakarta seperti dilansir fajar.co.id, Jumat (20/5/2022).

Komentar Warganet

Terkait perbedaan pandangan dua ormas besar Islam di Indonesia ini, Muhammadiyah mengecam Kedubes Inggris yang mengibarkan bendera LGBT. Sementara PBNU melalui ketua umumnya mempersilakan. Warganet di media sosial Twitter pun ramai memberikan penilaian terkait perbedaan sikap itu. Sebagian besar warganet mendukung sikap Muhammadiyah.

Seperti yang diutarakan akun Olla_aulia @Ollaaulia8 Muhammadiyah is the best  Proud Of Muhammadiyah, tulisnya, sembari menautkan link berita terkait Kedubes Inggris yang mengibarkan bendera LGBT.

Nu itu ormas yg oknum2 petingginya memanfaatkan islam untuk kekuasaan pribadi dan kelompoknya makanya mereka tdk terlalu menghiraukan masalah LGBT, beda sama muhammadiyah yg fokus di pendidikan , rumah sakit dan kemaslahan umat lainya, tulis akun Hendri (@Hendri16512).

Ketika melihat Ormas yg mempunyai integritas menyikapi segala permasalahan dgn cara yg baik atau tidak,, Untuk saat ini hanya Muhammadiyah yg harus didukung rakyat Indonesia!, tulis @IbnoeAhmad4

Muhammadiyah yes Biarpun gua bukan anggota dari keduanya. Tapi gue respek ke Muhammadiyah, tulis @dara_darmayu.

Saya warga NU. Untuk saat ini dan 10 th kebelakang sepertinya muhammadiyah lebih sehat dan berakal dalam berorganisasi. Lihat dr statemen2 pengurusnya. NU ambyar, celoteh akun @Gerszach.

Belajar dari Kasus Reynhard Sinaga

Selain itu, warganet dengan nama Prakasa, ayp (@AypPrakasa), malah menyarankan Kedubes agar belajar dari kasus Reynhard Sinaga seorang gay asal Indonesia yang jadi predator seks di Inggris.

"Mestinya Kedubes Inggris @UKinIndonesia belajar dari peristiwa ini 159 kasus perkosaan48 di antaranya menjadi korban serangan seksual, tulisnya.

Diketahui, Reynhard Sinaga, warga Indonesia di Manchester, Inggris dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena memperkosa puluhan pria.

Baca Juga: Kawal Putusan MK, Ini Sikap Muhammadiyah

Hakim Pengadilan Manchester, Suzanne Goddard menggambarkan Reynhard sebagai sosok predator seks terbesar dalam sejarah Inggris.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Reynhard dinyatakan bersalah atas 159 kasus perkosaan dan serangan seksual terhadap 48 korban dalam rentang waktu dua setengah tahun dari 1 Januari 2015 sampai 2 Juni 2017.

Reynhard merupakan pria Indonesia kelahiran Jambi. Pria 36 tahun itu datang ke Inggris pada tahun 2007 dengan visa pelajar. Ketika itu ia berusia 24 tahun.

Dikutip dari the Guardian, selama 10 tahun tinggal di Manchester, dia hidup dari uang ayahnya yang seorang bankir.

Selain membayar puluhan ribu pound sterling untuk biaya sekolah, sang ayah juga membiayai flat Reynhard di Montana House, tak jauh dari kelab malam Factory, tempat favoritnya untuk mencari pria.

Reynhard atau biasa disapa Rey, menerima dua gelar dalam bidang sosiologi dan perencanaan dari Universitas Manchester. Saat ini tengah melanjutkan studi untuk meraih gelar PhD di Universitas Leeds.

Namun dia diskors setelah ditangkap pada 2017 atas kasus pelecehan seksual.

Menurut Associated Press, tesis Rey berjudul Seksualitas dan transnasionalisme sehari-hari. Laki-laki gay dan biseksual Asia Selatan di Manchester.

Tokoh NU Terkejut dengan Sikap Gus Yahya

Tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Umar Hasibuan atau disapa Gus Umar komentari pernyataan Gus Yahya atas pengibaran bendera LGBT di Kedubes Inggris, melalui akun Twitter pribadinya,

Baca Juga: Massa Demonstrasi, PBNU Temui Jokowi Singgung Perkara Tambang

Gus Umar mengaku terkejut dengan sikap Gus Yahya yang hanya membiarkan kedubes Inggris untuk mengibar bendera LGBT.

Astagfirullah pak Yahya, ucap Umar Hasibuan dikutip Optika.id melalui akun Twitter-nya @UmarChelsea, Senin (23/5/2022).

Gus Umar mempertanyakan, jika semua kedubes yang ada di Indonesia mengibarkan bendera LGBT apakah diperbolehkan oleh Gus Yahya.

Jadi kalau semua kantor kedubes yang ada di Indonesia kibarkan bendera LGBT, bapak juga akan bilang silahkan, bukan urusan kita. Speechles, ungkap Gus Umar.

Diketahui, kantor Kedutaan Besar Inggris untuk Indonesia secara terang-terangan mengibarkan bendera LGBT guna memperingati hari melawan homofobia, bifobia, dan transfobia.

"Kemarin, di Hari Internasional Melawan Homofobia, Bifobia, dan Transfobia (IDAHOBIT) kami mengibarkan bendera LGBT-4 dan mengadakan acara, karena kami semua adalah bagian dari satu keluarga manusia," demikian tulis akun Instagram resmi milik dubes Inggris @ukinindonesia.

Selama ini Inggris telah mendukung aktivitas LGBT. Mereka menganggap bahwa LGBT adalah hak asasi mendasar.

Reporter: Pahlevi

Editor: Aribowo

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU