Susul Semarang, Demak juga Banjir Rob! Netizen Sindir Keras Ganjar Pranowo

author Seno

- Pewarta

Jumat, 27 Mei 2022 17:18 WIB

Susul Semarang, Demak juga Banjir Rob! Netizen Sindir Keras Ganjar Pranowo

i

images (96)

Optika.id - Ketinggian banjir rob di wilayah Desa Sriwulan, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, saat ini masih berkisar 50 centimeter hingga 1,5 meter akibat jebolnya tanggul sungai.

Salah satu perangkat Desa Sriwulan, Suwignya, mengatakan banjir rob terparah terjadi di RW 4 dan 5.

Baca Juga: Megawati Resmi Lantik Pengurus DPP PDIP, Ada Ganjar dan Ahok yang Diamanahi!

"(Ketinggian) Air di jalan RT 5 RW 4 hampir 1,5 meter. Ini karena tanggulnya jebol. Di RW 3 (ketinggian air) minimal 50-70 centimeter," kata Suwignya di Balai Desa Sriwulan seperti dilansir detik, Kamis (26/5/2022).

Suwignya mengungkapkan, banjir rob yang menggenangi desanya terjadi akibat jebolnya tanggul Sungai Menyong di tepi Jalur Pantura Demak.

"Memang yang jebol kemarin baru satu, terus ditinggal, tambah lagi (yang jebol). Perkiraan 60 meter itu (panjang tanggul yang jebol)," ujar Suwignya.

"Dalam beberapa hari, kalau tidak ditanggulangi, air dari sungai tetap masuk (ke permukiman) karena tanggulnya sudah hilang, tergerus. Kalau tidak cepat ditanggulangi, Sriwulan khususnya RW 4 dan RW 5 tidak akan kering," imbuh dia.

Banjir rob di Desa Sriwulan menyebabkan sejumlah warga mulai kesulitan air bersih. Salah satunya adalah Mujiati (52). Warga RT 5 RW 4 itu tampak sedang antre air bersih bersama warga lain.

Mujiati menuturkan, listrik di rumahnya sudah mulai menyala sejak Selasa (24/5/2022) malam.

"Ini antre air bersih buat mandi, masak, dan sembarang. Ketinggian air di rumah sekitar 50 cm," ujar Mujiati.

Dia menambahkan, meski rumahnya terendam banjir rob, dia masih bisa memasak. "Iya ini masih bisa masak meski dikelilingi air. Listrik sudah mulai nyala tadi malam," pungkasnya.

Sementara itu, ribuan keluarga di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak terdampak banjir rob yang terjadi sejak Senin (23/5/2022). Hingga kemarin, genangan masih terlihat di sejumlah lokasi dengan kedalaman 50-70 centimeter.

"Masih parah (kondisi saat ini). Masalahnya kemarin itu robnya luar biasa. Ketinggian satu meter lebih. Saat ini ada yang 50 cm ada yang 70 cm. RW 7 masih 50 cm kurang lebih. RW 3 ini masih banjir semua," terang Anggota BPD Desa Sriwulan, Amir Mahmud.

Sementara Ketua RW 4, Barodin, mengatakan bahwa air rob mulai masuk gangnya kemarin mulai pukul 17.00 WIB. Ia menyebut ketinggian air rob di sekitar gangnya saat ini masih sekitar 70 cm.

"Siang (kemarin) saat air datang itu deras tapi belum masuk gang. Begitu jam 17.00 WIB ke atas sudah, air rata semua," ujar Barodin.

Menurutnya, daerahnya merupakan cekungan yang membuat air tidak bisa mengalir keluar. Hal itu membuat banjir rob di lingkungannya sulit surut.

Barodin menjelaskan, bahwa komunikasi dan air bersih terhambat di desa tersebut, lantaran listrik mati sejak kemarin.

"Listrik ini mati, jadi komunikasi terhambat. Sejak kemarin siang," paparnya.

Sementara Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, M Agus Nugroho, mengatakan bahwa data sementara banjir rob melanda Desa Sriwulan RT 8 dan RW 4 Kecamatan Sayung. Sekitar 10 ribu jiwa terdampak banjir rob.

"Menggenangi area permukiman di 8 RW dan 76 RT. Jumlah terdampak kurang lebih 2.700 KK, (terdiri dari )10 ribu jiwa," terang Agus dalam keterangan tertulisnya.

Terpisah Plt Camat Sayung, Daryanto, mengatakan bahwa tingginya banjir rob di Kecamatan Sayung akibat air limpas dari jebolnya tanggul di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Dia mengatakan 10 desa terdampak banjir rob di Kecamatan Sayung.

Netizen Sindir Keras Ganjar

Netizen pun tak tinggal diam atas banjir rob yang terjadi di pesisir Utara Jawa Tengah, mereka meminta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bertanggung jawab atas musibah tersebut.

"Rob ini akibat jebolnya tanggul di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Sementara 10 desa di Sayung terdampak, yang paling parah di Desa Sriwulan dan Bedono," terang Daryanto.

"Semoga gubernur Jateng sadar bahwa dirinya bertanggung jawab atas keselamatan warga Jateng dari bencana dan tidak berpikir pencitraan yg gak guna dan gak manfaat bagi masyarakat... Cobaan warga Jateng semoga cepat berlalu amiiin," tulis Arief Pendi.

"Pemimpin jangan bermanuver politik terus.. focus pada kesejahteraan rakyat otomatis karirnya bagus," tulis Mulyanto Soewarno.

"Hebat banget ya manusia di Jawa tengah ini walaupun kebanjiran tidak ada yg berani mencaci gubernurnya.. beda dengan di Jakarta BPK Anies Baswedan yg super canggih dan hebat.. Alhamdulillah mendapatkan cacian hampir semua pelosok negeri ini menggali kesalahan Anies, semoga sabar dan tawakal ya bpk Anies Baswedan," tulis Aida Acun.

"Pemimpin yg kurang merhatiin kesejahteraan dan keselamatan rakyatnya gausah dipilih klo nyapres," tulis Pramono.

"Merawat 1 Provinsi aja ga becus, Bagaimana mau jadi presiden? Mimpi!" kata Batara Tirtadijaya

"Gubernurmu suruh bikin konten YouTube banjir di daerahnya. Jangan cuma bikin konten pencitraan saja," sindir Jo Su.

"Pak Ganjar berhenti dulu ngonten, fokus dong kasihan wargamu, oh ya jangan lupa Wadas juga dihargai, sdrku sampai sekarang masih trauma," tukas Usep Saepul.

"Ganjar lagi sibuk ngevlog, sambil cengar cengir cari pencitraan, nikmati dulu airnya biar puas," timpal Fauziada.

"Innalilahi wa Inna ilaihi Roji'un, semoga selamat semua," doa zubaidw


Pakar Geodesi Sudah Buat Peringatan 

Banjir rob yang menenggelamkan pesisir utara Jateng hingga ke Semarang. Tahun lalu, pakar geodesi sudah mengingatkan soal potensi Semarang tenggelam yang membuat Ganjar Pranowo ditegur Megawati.

Sebelumnya, tahun lalu Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pernah mengingatkan soal ancaman Jakarta tenggelam. Pernyataan Joe Biden ini ramai dibicarakan dan menjadi atensi bagi para pejabat terkait.

Baca Juga: Ganjar Ungkap Anak Muda Harus Belajar Kepemimpinan Soekarno, Apa Itu?

Namun kala itu Kepala Laboratorium Geodesi dari ITB, Dr Heri Andreas, menjelaskan yang lebih berpotensi tenggelam adalah kawasan pesisir di Jawa Tengah dan Semarang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Heri Andreas awalnya mengungkap penurunan permukaan tanah di Jakarta memang sempat sangat mengkhawatirkan pada 2007-2011. Kala itu 14 persen wilayah Jakarta yang sudah berada di bawah laut akan tergenang permanen bila tidak dibuatkan tanggul dan meninggikan infrastruktur di Muara Baru, Pluit, dan sekitarnya.

"Andai tak dibuatkan intervensi semacam itu, wilayah Gunung Sahari, Ancol, dan Pluit saat ini sudah menjadi laut," kata Heri Andreas, Senin (2/8/2021).

Namun Andreas menepis pernyataan Presiden Amerika Serikat Joe Bidan bahwa Jakarta akan tenggelam dalam 10 tahun ke depan. Sebab, dari kajiannya, laju penurunan permukaan tanah di Jakarta sudah melandai. Kondisi yang sangat mengkhawatirkan itu, kata Heri, yang juga anggota Pokjanas Mitigasi Adaptasi Land Subsidence, justru terjadi di Pekalongan, Semarang, dan Demak.

Jika dalam 10 tahun ke depan tidak ada upaya manajemen risiko yang baik, ia melanjutkan, prediksi tenggelamnya wilayah-wilayah ini akan lebih pasti dibandingkan Jakarta. "Kalau Jakarta sih tidaklah. Pernyataan Presiden Biden itu bagus untuk penyadaran kita," ujarnya.

Ganjar Ditegur Megawati 

Terkait banjir rob di Jateng dan Semarang ini, Ganjar juga sudah pernah ditegur oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Teguran soal banjir rob itu diungkapkan Megawati dalam pertemuan secara virtual dengan Ganjar dan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pada 5 Agustus 2021. Konteksnya masih soal menanggapi pernyataan Presiden Amerika Serikat Joe Biden soal Jakarta bakal tenggelam 10 tahun lagi.

"Dengar Joe Biden ngomong begitu, 10 tahun lagi, batin saya, 'enak banget loh', loh iya dong. Saya langsung ngomong sama Pak Jokowi, itu Presiden Amerika loh, bagus dia bisa ngomong kayak gitu. Karena biasanya orang kita baru dengerin kalau orang asing ngomong," kata Megawati, Kamis (5/8/2021).

Setelah itu, baru Megawati mengungkapkan tegurannya ke Ganjar soal potensi banjir rob menerjang pesisir Jateng. Megawati mewanti-wanti soal Pelabuhan Semarang.

"Tadi sekilas saya lihat ada Pak Ganjar. Jadi kalau masih mendengarkan saya, nah iki (Ganjar merespons Megawati). Itu kan dari awal kamu saya jadikan (calon gubernur) kamu kan sudah pernah to saya omongi. Urusan Pelabuhan Semarang dan sebagainya," ucap Megawati.

Ganjar pun mengakui pernah ditegur Megawati soal potensi banjir rob menerjang pesisir Jateng. Ganjar mengungkapkan teguran itu disampaikan Megawati secara langsung.

"Sebenarnya bukan saya pribadi, tidak hanya dari Joe Biden, tapi dari Bu Mega juga kemarin 'Hei Ganjar bagaimana itu rob-nya?'. 'Hai, Bu, siap'," kata Ganjar dalam Webinar Jakarta Tenggelam bersama Ikatan Alumni ITB, Selasa (10/8/2021).

Ganjar saat itu juga mengakui beberapa wilayah di Jateng sudah tenggelam. Penyebabnya adalah penurunan permukaan tanah atau land subsidence, seperti yang terjadi di Desa Bedono di Kecamatan Sayung, Demak.

Ganjar menjelaskan penurunan permukaan tanah menimbulkan kerusakan bagi rumah-rumah penduduk di Desa Bedono, yang notabene merupakan kawasan pesisir. Bahkan politikus PDIP itu mengungkapkan, di Brebes, ada satu wilayah yang tenggelam dan kini menjadi hutan bakau.

"Kemudian ada (di) Pekalongan yang sekarang cukup terancam. Tapi sebenarnya di Brebes sudah sudah terjadi satu area yang sudah tenggelam dan sekarang jadi hutan bakau," katanya.

Seperti diketahui, banjir rob menerjang Pelabuhan Tanjung Mas hingga kawasan pesisir Semarang. Di Semarang, ada 8.000 keluarga yang terdampak.

BMKG mengungkapkan banjir rob di Jateng terjadi akibat fenomena alam, yakni terjadi puncak pasang tertinggi karena posisi jarak bumi dan bulan yang dekat.

Baca Juga: Ganjar Sebut Saat Ini Hanya Fokus Pemenangan Pilkada untuk PDIP!

"Pertengahan Mei hingga Juni merupakan puncak pasang tertinggi disebabkan posisi jarak bumi dan bulan relatif dekat dan memicu air pasang tinggi," kata Ganis, Senin (23/5/2022).

WALHI Jateng Desak Setop Pemindahan Kawasan Mangrove 

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Tengah mendesak pemerintah menyetop rencana pemindahan kawasan mangrove untuk pembangunan Tol Tanggul Laut Semarang-Demak.

Manajer Advokasi dan Kampanye Walhi Jateng Iqbal Alma khawatir penggunaan ruang laut demi infrastruktur bisa memperburuk kualitas lingkungan hidup setempat.

Iqbal menyebut kondisi itu akan memicu bencana alam. Salah satunya, banjir rob yang terjadi di pesisir utara Jawa Tengah dalam tiga hari terakhir.

"Walhi Jateng mendesak pemerintah baik pada tingkat kota, provinsi, maupun nasional untuk menghentikan rencana relokasi mangrove untuk kawasan industri dan pembangunan tol tanggul laut Semarang-Demak," kata Iqbal dalam keterangan resminya, Jumat (27/5/2022).

Tak hanya pembangunan tol, Walhi juga menyoroti pembangunan infrastruktur lainnya di wilayah pesisir. Terdapat beberapa Kawasan industri baru maupun perluasan Kawasan industri di pesisir utara Jateng.

"Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Kawasan Industri Terpadu Batang, Jatengland Industrial Park Sayung, Kawasan Industri Wijayakusuma," ujarnya.

Iqbal berujar pemerintah harus menghentikan pembangunan yang eksploitatis ruang laut. Menurutnya, akibat pembangunan yang sudah ada saja, kondisi banjir rob di Pantura sudah terbilang parah.

"Menurut penuturan warga, di daerah Sayung, Demak biasanya rob tidak setinggi ini, juga tidak sampai di badan jalan. Di Daerah Bedono, jalan dari terminal sampai jalan Onggorawe macet, rumah-rumah kemasukan air hingga setinggi paha orang dewasa. Bencana rob memang sering terjadi bahkan menjadi bencana langganan di wilayah pesisir utara Jawa Tengah. Namun bencana ini menjadi bencana yang seakan diundang oleh manusia khususnya pemangku kebijakan," katanya.

Pemerintah berencana merelokasi 46 hektare hutan bakau atau hutan mangrove yang terkena pembangunan Tol Tanggul Laut Semarang-Demak, Jawa Tengah.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan kawasan mangrove tersebut tersebar di tiga lokasi di lahan yang akan dijadikan tol pada ruas Semarang-Sayung.

Dia mengklaim relokasi itu sudah selaras dengan prinsip-prinsip pembangunan infrastruktur berbasis lingkungan dan berkelanjutan.

"Mulai dari tahap survei, investigasi, desain, pembebasan tanah (land acquisition), konstruksi, hingga operasi dan pemeliharaan (SIDLACOM)," kata Basuki.

Reporter: Pahlevi

Editor: Aribowo 

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU