Optika.id, Banyuwangi - Tim Asesor Unesco Global Geopark (UGG) tiba di Banyuwangi, Jawa Timur, untuk melakukan asesmen terhadap Geopark Ijen dalam rangka penilaian kelayakan untuk masuk dalam jajaran Unesco Global Geopark.
Tiba di Bandara Banyuwangi, dua Asesor dari Unesco, yakni Martina Paskova dan Jacob Walloe disambut Bupati Ipuk Fiestiandani dan disuguhi tarian khas Banyuwangi Jejer Gandrung, sebagai sambutan selamat datang bagi para tamu daerah. Terbawa rancaknya gamelan khas Banyuwangi, mereka berdua turut menari mengikuti gerakan para penari Gandrung.
Baca Juga: Desa Wisata Keris Aeng Tong-Tong Sumenep, Empu Terbanyak di Dunia
"Pembangunan Bandara Banyuwangi adalah salah satu bentuk komitmen pemkab mendukung pengembangan kekayaan arsitektur lokal. Di Banyuwangi, arsitektur adalah bagian penting dari pembangunan. Kami tidak ingin bangunan publik tak hanya sekadar sukses secara fungsional, tapi juga estetis dan berkelanjutan," kata Bupati Ipuk, Kamis (9/6/2022)
Kedua asesor Unesco Global Geopark diajak Bupati Ipuk berkeliling melihat arsitektur Bandara Banyuwangi. Puas berkeliling, tim asesor melontarkan pujiannya terhadap green airport pertama di Indonesia itu.
Mereka juga tampak tertarik saat dijelaskan Bupati Ipuk bahwa Bandara Banyuwangi menarik perhatian dunia, bukan hanya karena desainnya yang mengadopsi bentuk ikat kepala Suku Osing (masyarakat asli Banyuwangi), namun juga bangunannya yang berkonsep hijau dan ramah lingkungan (green building).
Meminimalisir penggunaan AC, memanfaatkan udara bebas untuk sirkulasi di dalam bangunan bandara. Selain itu juga menggunakan kayu sebagai material utama bangunannya.
"Kami langsung terkesan. Bandaranya bagus, konsep ruangannya terbuka sehingga sirkulasi udaranya bagus dan hemat energi. Rasanya nyaman di sini," ujar Martina Paskova.
Baca Juga: Api Obor Porprov VII Jatim Diambil Dari Blue Fire Kawah Ijen
Saat ini, Bandara Banyuwangi masuk jajaran 20 besar bangunan dengan arsitektur terbaik dalam ajang Aga Khan Awards for Architecture (AKAA) tahun 2022. Sebuah penghargaan tertua di bidang arsitektur. Karya yang masuk dalam nominasi tidak hanya memperlihatkan keunggulan arsitektur bangunan, namun juga merespon aspirasi budaya, mendukung konservasi, dan peningkatan kualitas lingkungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selama lima hari ke depan, dua asesor tersebut akan melakukan penilaian terkait kelengkapan warisan geologi, keanekaragaman hayati, dan warisan budaya di kawasan Geopark Ijen, baik yang di wilayah Bondowoso maupun Banyuwangi. Mereka akan melihat kesesuaian yang tertera di dokumen dossier dengan kondisi di lapangan.
Geopark Ijen sendiri yang berada di wilayah Banyuwangi melingkupi kawasan Gunung Ijen, Pantai Pulau Merah, TN Alas Purwo. Selama di Banyuwangi, tim asesor direncanakan akan meninjau langsung kawasan Gunung Ijen yang dikenal dengan blue flamenya. Di kawasan sekitar Gunung Ijen, tim juga akan melihat situs budaya di Desa Wisata Adat Kemiren dan Museum Blambangan.
Baca Juga: Nah Lho! UNESCO Sebut Pengunjung Candi Borobudur Tak Perlu Dibatasi, Tapi…
Selain itu, mereka juga direncanakan melihat langsung Taman Nasional (TN) Alas Purwo. Kawasan ini menyimpan ragam kekayaan geologi dan hayati. Di kawasan yang telah ditetapkan sebagai cagar biosfer dunia ini, tim akan berdialog dengan tokoh masyarakat dan meninjau langsung pemberdayaan masyarakat lokal di sekitar Alas Purwo.
Reporter: Jenik Mauliddina
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi