Desa Wisata Keris Aeng Tong-Tong Sumenep, Empu Terbanyak di Dunia

author Jenik Mauliddina

- Pewarta

Kamis, 23 Jun 2022 21:12 WIB

Desa Wisata Keris Aeng Tong-Tong Sumenep, Empu Terbanyak di Dunia

i

Desa Wisata Keris Aeng Tong-Tong Sumenep, Empu Terbanyak di Dunia

Optika.id, Sumenep - Kabupaten Sumenep diakui UNESCO sebagai daerah yang memiliki empu (pembuat benda pusaka) terbanyak di dunia dan sebagian besar ada di Desa Aeng Tong-tong. Tahun ini juga masuk dalam nominasi 50 Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Kemenparekraf yang akan dimumkan pemenangnya di akhir 2022.

Atas kekuatan para empu penghasil keris itulah, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengunjungi Desa Aeng Tong-tong, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Rabu (22/6/2022). Desa Aeng Tong-tong terkenal dengan sebutan Kampung Keris. Aeng Tong-tong merupakan desa yang menjadi rumah bagi 640 empu di Sumenep. Kualitas mereka bahkan sudah diakui dunia.

Baca Juga: Bupati Kediri Minta Desa Wisata Manfaatkan Libur Nataru

"Kami patut bangga atas pencapaian yang telah dilakukan, sehingga keberadaan Desa Aeng Tong-tong bisa membuat Sumenep diakui UNESCO sebagai daerah dengan penghasil keris terbanyak di dunia serta empu terbanyak di dunia," ungkap Khofifah dalam siaran pers yang diterima, Kamis (23/6/2022).

Apalagi Desa Wisata Keris Aeng Tong-tong telah masuk proses penilaian pada ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 yang digelar Kemenparekraf. Setelah sebelumnya masuk 500 besar, 300 besar, 100 besar, sekarang terpilih 50 besar.

Saat ini, tinggal menunggu penentuan sebagai pemenang untuk kategori. Di antaranya kategori Daya Tarik Wisata, Homestay, toilet, souvenir, kelembagaan, CHSE, serta Digital dan Konten. Seperti tahun sebelumnya, masing-masing kategori diambil 5 pemenang. Yaitu, juara 1, 2, 3 serta Harapan 1 dan 2.

"Kami berdoa nanti Desember 2022 saat pemilihan ADWI, Desa Wisata Keris Aeng Tong-tong akan dipilih Kemenparekraf dan bisa menjadi juara tingkat nasional," harapnya.

Untuk itu, Khofifah berkomitmen untuk terus membantu dan menggencarkan promosi Desa Wisata Keris melalui peningkatan fasilitas. Jadi Desa Wisata Keris menjadi ikon baru desa wisata di Kabupaten Sumenep. Terutama berkat filosofi sejarah yang menjadi modal unggulan keberadaan Kampung Keris agar bisa semakin mendunia nantinya.

"Saya ingin memberikan support karena desa ini memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif. Ditambah kekayaan budaya adiluhung, dan filosofi nilai sejarah dari kerajaan-kerajaan yang ada di Sumenep," ujarnya.

Baca Juga: Kenalkan Potensi Desa Wisata, Pemkab Trenggalek Gelar Festival Jajanan Seratus Desa Wisata (Sadewa) 2022

Dilihat dari nilai sejarah dan filosofinya, keris menjadi bagian dari heritage serta kearifan budaya yang memiliki nilai budaya tinggi. Pada dasarnya keris bukan senjata tajam. Melainkan sebuah pusaka yang menjadi warisan budaya bangsa. Untuk itu, ia menaruh harapan besar agar jangan sampai nanti masyarakat yang mengkoleksi keris diartikan sebagai kolektor benda tajam atau senjata. Perspektif ini membutuhkan penjelasan khusus mengingat regulasi sajam memberikan restriksi tertentu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

"Jadi keris lebih tepat sebagai sebuah pusaka warisan budaya dan ini menjadi bagian dari pelestarian budaya bangsa yang ternyata, Empu terbanyak di dunia ada di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Setelah saya ikuti dan amati, ternyata proses pembuatan keris cukup lama. Ada hitungannya, milih hari untuk memulai, milih jam dan tidak boleh sembarangan," imbuhnya.

Dalam rangka menggencarkan promosi menjadi Desa Wisata, Khofifah akan menugaskan Disbudpar Jatim bersama para empu untuk membuat desa keris lebih dikenal dan mudah diakses wisatawan.

"Kami berharap para empu bisa mengidentifikasi nilai yang harus dikuatkan untuk menjadikan Desa Wisata Keris ini menjadi besar," tandasnya.

Baca Juga: Pemkab Sidoarjo Percepat Pembangunan Sektor Wisata

Sebagai informasi, Desa Aeng Tong-tong memiliki galeri khusus keris yang menjadi ruang untuk menampilkan produk-produk keris. Di sana juga ditampilkan keris dari para leluhur yang telah berusia 300 tahun. Galeri ini juga diperuntukkan sebagai tempat berkumpulnya para empu, kolektor, hingga pemerhati keris.

Reporter: Jenik Mauliddina
Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU