Mengapa Manggarai Dipilih Jadi Stasiun Sentral Terbesar di Indonesia? Ini Alasannya

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Senin, 13 Jun 2022 00:45 WIB

Mengapa Manggarai Dipilih Jadi Stasiun Sentral Terbesar di Indonesia? Ini Alasannya

i

Mengapa Manggarai Dipilih Jadi Stasiun Sentral Terbesar di Indonesia? Ini Alasannya

Optika.id - Switch Over kelima atau alih jalur kelima diberlakukan di Stasiun Manggarai beberapa waktu yang lalu. Switch Over tersebut dilakukan untuk mempersiapkan Manggarai sebagai stasiun sentral pengganti Gambir.

Dalam hal ini, masyarakat ramai mempertanyakan status Stasiun Gambir dan Stasiun Manggarai. Terkait hal tersebut, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri memberikan penjelasan, Minggu (12/6/2022).

Menurutnya, saat ini, Stasiun Manggarai tengah dikembangkan untuk menjadi stasiun sentral pertama dan terbesar di Indonesia. Pembangunannya masih terus dikerjakan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub).  

Baca Juga: Mengintip Depo Sidotopo, Kuburan Kereta yang Sarat Nilai Historis di Surabaya

Diketahui pada Mei tahun ini, progres pengerjaan dari Stasiun Manggarai sudah mencapai 60% untuk pembangunan fisik sisi timur dan targetnya sudah rampung serta beroperasi pada tahun 2023 mendatang. Target ini mundur setahun sebab adanya pandemi Covid-19.

Sementara itu, saat ditanya nasib Stasiun Gambir, Zulfikri menyebut jika Stasiun Gambir saat ini masih melayani perjalanan kereta api jarak jauh seperti biasa. Menurut Zulfikri, alasan dipilihnya Stasiun Manggarai sebagai lokasi pengembangan stasiun sentral ialah posisinya yang strategis dan peran vitalnya dalam menunjang layanan kereta api di ibu kota.

"Saat ini Stasiun Manggarai sudah mengemban peran menjadi stasiun hub untuk tujuh persimpangan jalur kereta api yang terdiri dari jalur kereta api yang mengarah ke Jatinegara, arah ke Jakarta Kota, arah ke Tanah Abang, arah ke Bogor, arah ke depo KRL Bukit Duri, arah ke Pusat Gudang Persediaan, serta mengarah ke Balai Yasa Manggarai," urai Zulfikri dalam keterangannya yang diperoleh.

Hal ini, sambung Zulfikri, membuat Stasiun Manggarai dinobatkan menjadi stasiun tersibuk yang tercatat melayani lebih dari 20.000 penumpang dengan 616 perjalanan KRL setiap harinya sebelum pandemi. Stasiun Manggarai, guna mengakomodasi tingginya lalu lintas kereta api dan mengurai bottleneck yang terjadi, maka stasiun ini dikembangkan oleh DJKA guna menjadi stasiun sentral yang akan memiliki 18 jalur aktif saat sudah beroperasi penuh nantinya.

Adapun keseluruhan jalur tersebut akan melayani kereta api (KA) jarak jauh, KRL Jabodetabek, serta KA Bandara, sehingga memudahkan masyarakat untuk berganti layanan kereta api dalam satu gedung stasiun.

Kemudian, nantinya sebanyak 8 jalur dari 18 jalur tersebut akan terletak pada lantai dasar dan 10 jalur layang berada di lantai 2. sementara lantai 1 nantinya akan difungsikan sebagai concourse.

Baca Juga: PT KAI Berikan Apresiasi untuk Pemkab Lamongan

Stasiun Manggarai juga akan dilengkapi dengan 14 lift beserta 14 escalator untuk menunjang mobilitas penumpang pada tahap pengembangan akhir nanti. Stasiun Manggarai juga dipersiapkan untuk dapat diintegrasikan dengan moda transportasi lain seperti LRT, Transjakarta, dan transportasi umum lainnya.  

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

"Pengembangan integrasi dan interkoneksi antarmoda ini dilakukan sebagai upaya untuk mengakomodasi pergerakan 1,2 juta penumpang yang diperkirakan akan dilayani oleh Stasiun Manggarai," katanya. 

Nantinya, kawasan di sekitar Stasiun Manggarai juga akan ditata dan dikembangkan oleh DJKA bekerja sama dengan stakeholder terkait dan Pemerintah Daerah untuk menjadi kawasan bisnis terpadu sekaligus menata arus lalu lintas menuju stasiun.

Baca Juga: Yang Belum Usai dalam Penanganan Permukiman Pinggiran Rel Kereta

Reporter: Uswatun Hasanah

Editor: Pahlevi 

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU