Optika.id-Ada yang menarik dari reshuffle kabinet dua hari lalu. PKB tidak masuk dalam skema reshuffle kabinet. Partai pimpinan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin itu juga ogah gabung Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB.
Langkah PKB ogah masuk KIB ini dianggap manuver PKB di akhir rezim Jokowi. Hal ini dikatakan oleh pengamat politik Tony Rosyid.
Baca Juga: Gagal Maju Pilgub Jadi Hal Untung bagi Anies, Kok Bisa?
"Malah ada analisis, PKB melawan kendali Istana, Cak Imin mbalelo alias membangkang Istana. Kenapa sih PKB melawan Istana dan Cak Imin mbalelo. PKB melawan, ogah dikendalikan Istana. PKB ogah masuk KIB yang digalang Golkar, PAN dan PPP karena partai pimpinan Cak Imin ini nggak mau terus dalam kendali Istana," jelasnya, Jumat (17/6/2022).
Menurutnya PKB menilai KIB ini belum potensial, koalisi ini bisa layu sebelum berkembang.
"PKB tidak ingin terus dikendalikan oleh Istana. Apalagi, presiden tidak lama lagi akan berganti. Di KIB, ada Golkar. Suaranya terbesar dan dominan. Ini akan membuat PKB tidak leluasa bermanuver. Sementara Cak Imin, akrab dengan karakter manuvernya," kata Tony.
Dia mengatakan, manuver PKB ogah dalam kendali KIB buktinya lagi adalah milih menjajaki koalisi dengan PKS.
"Tahu kan PKS ini kan partai oposisi yang konsisten kritik Jokowi. Cak Imin mbalelo? Boleh jadi iya. Manuver PKB menggoda PKS untuk diajak berkoalisi merupakan bentuk reaksi nyata penolakan PKB ikut gerbong KIB yang dibaca publik berada dalam kendali istana. Ini seolah memberi sinyal bahwa PKB siap menjadi oposisi di akhir periode Jokowi. Kode keras bahwa PKB tidak ikut gerbong Istana," jelas Tony.
Apalagi PKB, lanjutnya, juga tengah mendapatkan ancaman internal dengan masuknya 'mualaf' Erick Thohir dalam komunitas NU.
Manuver Menteri BUMN itu, kata Tony, dicurigai ingin ambil alih PKB dari Cak Imin.
"Ya barisan PKB melawan, konsolidasi solid, cek saja tuh. Belakangan internal PKB kan sindir Erick Thohir kan, itu bentuk kegelisahan ancaman Erick ambil alih partai NU itu," tuturnya.
Baca Juga: Kereta Kencana Iringi Pendaftaran Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim Menuju KPU Jatim
Sedangkan, katanya, saat ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang konsolidasikan koalisi parpol untuk 2024. "Lihat saja reshuffle kabinet kemarin, aromanya kental dengan konsolidasi tersebut."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Cari Kapal Baru, Tinggalkan Kapal Tua
Dari dinamika konsolidasi parpol itu, Tony mencermati, parpol berupaya cari kapal baru dan meninggalkan kapal tua Presiden Jokowi dan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.
"Kapal baru inilah yang akan membawa parpol berlayar ke masa depan. Ini adalah keniscayaan politik yang tidak bisa dilawan," kata Tony.
"Nah dalam hal ini, PKB sih santai saja menurutnya, nggak dapat kursi dalam reshuffle. Sudah sadar risikonya kok dengan ogah masuk KIB dan malah jajaki koalisi dengan PKS."
Baca Juga: Daftar Injury Time, Cak Imin Antar Luluk-Lukamanul ke Kantor KPU Jatim!
Bahkan Tony menganalisis, PKB pun nggak masalah kursi menterinya nanti ke depan dikurangi.
"Gak apa-apa jatah menteri hilang. Hanya satu-dua tahun. Tapi masa depan untuk jangka waktu 5-10 tahun akan lebih cerah. Begitulah parpol biasa membangun sikap politiknya. PKB sedang cari kapal baru dan bersiap berlayar," katanya.
Reporter: Angga Kurnia Putra
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi