[caption id="attachment_14301" align="alignnone" width="150"] Ruby Kay[/caption]
Seorang bocah horny dengan adegan telanjang yang ada dalam film porno. Esok hari, ia memperkosa teman perempuannya yang masih SD.
Baca Juga: Antisipasi Paham Radikalisme, FKPT Jatim Jelaskan Pola Penyebarannya pada Kaum Muda
Seorang remaja di Amerika Serikat terpengaruh adegan kekerasan dalam video game yang dimainkannya. Esok hari, dengan senjata laras panjang, ia memberondong supermarket dan sekolahan.
Sekumpulan remaja pulang dari diskotik jam 4 subuh. Karena dalam kondisi mabuk, mobil yang dikendarai oleng lalu menabrak tukang sayur.
Kita pasti pernah membaca berita yang mirip dengan kasus diatas. Bikin ngilu, miris, khawatir.
Tapi apakah pernah kita mendengar jemaah yang pulang dari tabligh akbar merusak Gereja, Vihara, Pura? Tidak.
Apakah pernah kita membaca berita sekumpulan remaja sehabis menyaksikan ceramah UAS, UAH, HRS atau Felix Siauw melukai tetangganya yang non muslim? Tidak.
Baca Juga: Bayang Radikalisme dalam Hajatan Pemilu 2024
Silahkan simpulkan sendiri, entitas apa yang seringkali membawa mudharat?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mamaknya Jonathan bahagia saat melihat anaknya pergi ke Gereja mendengar khutbah pendeta ketimbang dugem di diskotik.
Mamaknya Ketut senang bukan main saat anaknya bersembahyang di Pura ketimbang ikut-ikutan remaja lain dugem di beach club daerah Seminyak.
Begitu pula mamaknya Sobirin, lebih suka anaknya pergi ke Masjid mendengar ceramah pak ustad ketimbang bermain PUBG sepanjang hari.
Baca Juga: Ratusan Khatib di Surabaya Sepakat Lawan Intoleransi dan Radikalisme
Pendidikan agama dianggap radikal, namun welcome dengan kemaksiatan dan tontonan kekerasan. Situ sehat? Tampaknya tidak. Karena cara berpikir lu sesat.
Ruby Kay
Editor : Pahlevi