Mengurangi Penggunaan Garam Bisa Kurangi Resiko Hipertensi?

author optikaid

- Pewarta

Rabu, 15 Sep 2021 09:32 WIB

Mengurangi Penggunaan Garam Bisa Kurangi Resiko Hipertensi?

i

terlalu-banyak-memakai-garam-dapur-ini-akibatnya

Optika - Mengurangi penggunaan garam dapat mengubah pola hidup lebih sehat. Tidak hanya mengurangi, tetapi menggantinya dengan bumbu lain yang lebih alami menjauhkan kita dari berbagai penyakit. Seperti, stroke, jantung, dan darah tinggi (hipertensi, red).

Penelitian terbaru menemukan adanya bahan pengganti garam yang minim sodium, ternyata lebih aman untuk dikonsumsi. Mengutip Healthline, studi baru New England Journal of Medicine meneliti pengaruh bahan pengganti garam pada warga di beberapa pedesaan China. Peneliti melibatkan 21.000 peserta dari 600 wilayah desa yang ditargetkan.

Ada sebanyak 72 persen peserta yang mempunyai riwayat stroke. Sementara, 88 persennya lagi lebih memiliki riwayat darah tinggi. Mereka diminta mengganti garam dalam makanannya, lalu beralih ke pengganti bumbu yang memiliki komposisi 75 persen natrium klorida dan 25 persen kalium klorida.

Mereka diminta untuk mengganti pola konsumsi garam dan meminimalisir penggunaannya, batas yang diberikan adalah maksimal 20 gram per hari. 

Setelah beberapa waktu, para peneliti menemukan titik terang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan rata-rata peserta usia 60 tahun ke atas dengan riwayat stroke maupun darah tinggi, memiliki risiko keparahan stroke yang lebih kecil

Seperti yang dibilang Bruce, seperti dilansir The Guardian, Rabu (15/9/2021), memang sejauh ini efektivitas pengganti garam terhadap rendahnya risiko serangan penyakit baru terbukti di China. Lalu, apakah praktik ini dapat dilakukan oleh seluruh masyarakat di berbagai negara?

Perihal masalah ini, menurut Dr. Elizabeth Klodas, FAAC, ahli jantung di Minneapolis, pengganti garam juga bisa memicu efek samping. Terutama, bagi orang yang memiliki riwayat jantung atau penyakit kardiovaskular lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Baginya, masyarakat China didukung dengan kebiasaan rutin makan asupan yang alami. Dalam artian, mereka sering memasak sendiri untuk makanan sehari-hari sehingga dapat mengontrol asupan natrium. Berbeda di belahan bumi barat, seperti Amerika, masyarakatnya lebih memilih makanan instan ataupun cepat saji yang mengandung tinggi garam. 

Kalium klorida menjadi masalah utama bagi ginjal. Komposisi itu memperlambat fungsi kerja ginjal pada tubuh. Padahal ginjal adalah alat penyaringan utama, bila organ tersebut terkena zat yang memicu sensitivitasnya kemungkinan bisa berdampak buruk ke tubuh, tutur Elizabeth.

Walau memang pengganti garam belum sepenuhnya diakui cocok menggantikan garam biasa, hampir semua peneliti menyetujui, cara terbaik guna menghindarkan semua penyakit mematikan, yaitu mengubah pola makan. Perbanyak makan sayur dan buah dapat menjadi investasi kesehatan terbaik di masa depan. (Ibn/zal)

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU