[caption id="attachment_19035" align="aligncenter" width="150"] Ruby Kay[/caption]
Optika.id - Temen gue banyak yang di KTP nya bernama awalan Muhammad dan Maria. Contoh:
Baca Juga: Persidangan Sambo dan Misteri Pembunuhan 6 Orang Laskar FPI di KM 50
Muhammad Sapto Aji
Muhammad Rizky Nugroho
Maria Angelica Putri
Maria Stephanie
Namun saat berada ditempat dugem, mereka gak pernah memperkenalkan dirinya dengan nama Muhammad atau Maria.
"Gue Aji/Rizky. Nama kamu siapa?"
"Aku Angel/Stephy" balas si cewek
Rizky dan Aji gak bakal membawa-bawa nama Muhammad bila bermaksiat ria. Begitu pula yang bernama awalan Maria, mereka lebih nyaman dipanggil Angel, Putri atau Stephy.
Itu indikasi bahwa se-sekuler apapun, mereka masih menjaga norma, paham bahwa nama Muhammad dan Maria itu punya value tersendiri dalam agama yang mereka anut.
Baca Juga: Langkah Anies di Antara Politisi Tua
Di negara macam Brazil, Filipina, Portugal, pria bernama Jesus Martinez, Jesus Gonzales juga punya etika yang sama. Mereka tahu diri untuk tidak membawa-bawa nama Jesus saat sedang clubbing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Kenapa sih ortu memberi nama anaknya dengan nama-nama yang disakralkan dalam agama? Gue mo maksiat jadi serba salah"
Ya namanya juga orang tua bro, mereka berharap sang anak bisa meniru akhlak Nabi Muhammad SAW, Yesus Kristus atau bunda Maria. Walaupun realitanya tak selalu linier dengan harapan. Noh si buzzerp Denny Siregar, nama tengahnya Zulfikar. Ada harapan besar saat ayahnya memberi nama, berharap kelak sang anak bisa ikut membela kehormatan Islam. Nyatanya malah menjadi bagian dari gerombolan yang suka merendahkan ajaran Nabi Muhammad SAW.
Apa yang dilakukan tempat clubbing "Sayap-sayap suci" alias Holywings dengan memberi promo miras gratis bagi pengunjung yang bernama Muhammad atau Maria jelas bentuk pelecehan terhadap simbol-simbol agama. Sudah berkali-kali gue bilang, mereka yang mengklaim dirinya sebagai pancasilais itu sejatinya gak paham kandungan sila dalam pancasila. Ada alasan kenapa sila Ketuhanan rumusan Soekarno yang semula diletakkan diurutan kelima kemudian dirubah menjadi urutan pertama. Agar kita sebagai warga negara Indonesia mengedepankan aspek ketuhanan diatas segalanya.
Lu mau melakukan maksiat apapun terserah, itu menjadi domain private antara seorang manusia dengan Tuhannya. Tapi gak perlu menjadikan agama sebagai olok-olokan. Sudahlah bergelimang dosa, masih ditambah pula dengan melecehkan simbol dan ajaran agama.
Baca Juga: Aisyah dan Pernikahan Zaman Dahulu
Holywings dan tempat dugem lain sudah diberi kebebasan untuk menggelar party tiap malam. Mau bagaimana lagi, customernya ada, Indonesia juga bukan Negara berbasis agama. Tapi dengan privilege itu jangan pula melecehkan ajaran dan simbol-simbol agama. Masih banyak cara yang bisa ditempuh untuk melakukan promosi tanpa menyinggung domain agama.
Tapi begitulah. Apa yang dilakukan oleh Holywings itu sejatinya sudah sering dijumpai diberbagai tempat clubbing. DJ me-remix lagu rohani yang biasa dinyanyikan di gereja. Adapula tempat clubbing yang memberi diskon khusus jika pelanggan membayar tagihan miras dengan kartu debit bank syariah.
Manajemen Holywings sudah meminta maaf, berjanji tidak akan mengulangi lagi dan memberi sanksi tegas kepada tim marketing yang melakukan pelecehan tadi.
Polisi sudah menetapkan enam karyawan Holywings menjadi tersangka, kemungkinan besar mereka akan dipenjara.
Editor : Pahlevi