[caption id="attachment_31524" align="aligncenter" width="150"] Oleh: Imam Mudofar, S.Hum (Wakil Ketua DPD AMPI Provinsi Jawa Barat dan Fungsionaris Partai Golkar Kab. Tasikmalaya)[/caption]
Optika.id - Dinamika menuju pemiliihan legislatif dan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024 kian menarik dan dinamis. Masing-masing partai politik mulai menjalin komunikasi antar satu sama lain. Beberapa nama juga muncul meramaikan bursa calon Presiden dan Wakil Presiden. Meski terhitung masih ada waktu satu setengah tahun, namun sepertinya dinamiknya sudah sangat menarik untuk disimak dan diikuti.
Baca Juga: Menanti Restu Jokowi
Di tengah partai lainnya masih dalam tahap penjajakan dan komunikasi politik, sudah ada satu koalisi yang terbentuk. Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Koalisi ini terdiri dari Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanah Nasional (PAN). Ke tiganya sepakat untuk membentuk satu koalisi menuju Pemilu 2024 mendatang.
Meski terbilang sangat cepat, namun sepertinya koalisi ini tidak semata-mata hanya gimik belaka. KIB seolah dipersiapkan dengan sangat serius dan ditindak lanjuti sampai dengan tingkat bawah. Terbukti pada momen Pelantikan dan Rapat Kerja DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat di Sentul Bogor satu bulan yang lalu, Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, TB. Ace Hasan Syadili, Ketua DPP PPP yang juga Bupati Sumedang, Doni Ahmad Munir dan Ketua DPD PAN Provinsi Jawa Barat, Desi Ratnasari naik ke atas podium. Ke tiganya sepakat untuk runtut raut sauyunan di dalam wadah Koalisi Indonesia Bersatu demi kesejahteraan dan kemaslahatan rakyat. Bahkan momen itu dihadiri langsung oleh Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto dan jajaran Pengurus DPP Partai Golkar lainnya yang turut hadir di lokasi. Yang terbaru, sayap partai kepemudaan dari ke tiga partai ini, AMPG (Angkatan Muda Partai Golkar), BM PAN (Barisan Muda Partai Amanat Nasional) dan AMK (Angkatan Muda Kabah) sudah bertemu di Kantor DPP Partai Golkar dalam rangka mempererat talisilaturahmi dan menindaklanjuti koalisi dalam bentuk kerja-kerja politik yang lebih kongkrit. Tentu ini semua menjadi bukti jika Kolaisi Indonesia Bersatu bisa dikatakan sebagai koalisi pertama yang sudah terbentuk secara permanen menuju Pemilu 2024 mendatang.
Namun yang paling menarik tentu bukan itu. Melainkan komitmen dari ke tiga partai ini untuk sama-sama menghindari politik identitas di Pemilu 2024. Komitmen ini tidak hanya tersaji dalam bentuk retorika belaka. Komitmen ini hadir dari kesepahaman bersama jika di hajat politik 2024 mendatang Indonesia harus bersih dari isu-isu politik identitas.
Tidak main-main, komitmen ini ditunjukkan dengan penandatangan nota kesepahaman bersama oleh tiga Ketua Umum dari ke tiga partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu. Mulai dari Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, Ketua Umum PPP, Suharso Manoarfa dan Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan. Bahkan penandatangan nota kesepahaman itu disaksikan oleh 34 Ketua Partai tingkat provinsi dari ke tiga partai ini.
Baca Juga: Pernyataan Cak Imin Soal Koalisi Rawan Bubar Disebut Realistis
"Malam ini menjadi malam yang bersejarah karena kami bertiga Golkar, PAN, dan PPP menandatangani kerja sama," kata Airlangga di GBK, Senayan, Sabtu (4/6) seperti dikutip dari kumparan.com 3 Juli 2022 pukul 22.42 WIB. "Jadi sebetulnya statement-nya sudah sangat jelas bahwa ini akan kita bangun ke depan agar politik kita yang bukan politik identitas dan ini sesuai dengan apa yang diupayakan agar masyarakat kita tidak terbelah," imbuh dia. Dan yang paling menarik, Koordinator Survei Nasional Panel Survei Indonesia Permadi Yuswiryanto memprediksi KIB tidak akan mengusung bakal calon presiden dan wakil presiden yang pernah menggunakan politik identitas, meskipun namanya bisa dibilang populer. Saya yakin KIB tidak akan mengusung capres nama-nama populer yang pernah menggunakan politik identitas penyebab pembelahan sosial, kata Permadi di Jakarta, Kamis (2/6/2022) seperti dikutip dari beritasatu.com 3 Juli 2022 pukul 22.49 WIB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tentu ini menjadi angin segar bagi dunia perpolitikan tanah air. Terlebih selama hampir dua periode ini bangsa Indonesia diterpa badai politik identitas yang berkepanjangan. Alhasil rakyat jualah yang menjadi korban. Gesekan-gesekan antar sesame anak bangsa seolah sudah menjadi pemandangan yang biasa. Rakyat menjadi terbelah antara yang pro dan kontra. Belum lagi aktifitas buzzer jagat maya yang kian membuat gejolak emosional masyarakat kian runcing dan terbelah. Peradaban politik Indonesia seolah bergeser dari tatanan norma-norma kebaikan pada sebuah dunia politik baru yang penuh dengan kebencian.
Komitmen dari ke tiga partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu untuk menghindari politik Identitas ini tentu harus disambut baik dengan tangan yang terbuka oleh semua kalangan. Komitmen ini tentu tidak semata-mata hanya sebatas penghias dan pemanis etalase politik demi kepentingan menarik minat masyarakat belaka, namun juga niat baik yang berangkat dari keresahan bersama ikhwal politik identitas yang harus segera sama-sama kita akhiri demi kualitas peradaban politik bangsa Indonesia yang lebih baik. Bahkan tidak berlebihan rasanya jika KIB ini dirasa hadir menjadi oase di tengah padang politik Indonesia kering dan tandus akibat kemarau politik Identitas yang berkepanjangan. Sebab sejatinya politik tidak melulu soal kepentingan, persaingan dan kontestasi belaka, namun juga soal bagaimana kita merumuskan kemaslahatan bersama yang lebih baik bagi masa depan bangsa.
Baca Juga: Pengamat Prediksi KIB Resmi Deklarasi Paslon 2023 Nanti
Penulis: Imam Mudofar, S.Hum (Wakil Ketua Lakpesdam PCNU Kab. Tasikmalaya, Wakil Ketua DPD AMPI Provinsi Jawa Barat dan Fungsionaris Partai Golkar Kab. Tasikmalaya)
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi