Kembali Ke Laptop: Presiden Kok Kayak Sekretaris?

author Seno

- Pewarta

Rabu, 06 Jul 2022 15:22 WIB

Kembali Ke Laptop: Presiden Kok Kayak Sekretaris?

i

IMG-20220706-WA0004

[caption id="attachment_15157" align="alignnone" width="300"] Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah[/caption]

Optika.id - Saya mungkin bersama publik lainnya merasa heran ketika melihat presiden Jokowi dalam kunjungannya ke menghadiri pertemuan negara-negara kaya G-7 , ke Ukraina dan Rusia selalu menggunakan Ipad saEropaat melakukan pembicaraan bilateral antara lain dengan Perdana Menteri Kanada, Presiden Ukraina Zalensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Sepertinya di dunia saat ini hanya Presiden Indonesia saja yang menggunakan Ipad dalam pertemuan kenegaraan seperti itu. Saya bertanya dalam hati apakah penggunaan gadget itu secure atau aman dari perspektif keamanan negara.

Baca Juga: Suriah Jatuh

Pada saat Barrack Husein Obama menjadi Presiden Amerika Serikat, negaranya mendapatkan kritikan keras dari sekutu-sekutunya karena terbukti komunitas intelijennya melakukan penyadapan pada mobile phone atau HP milik kepala-kepala negara Eropa antara lain Kanselir Jerman Barat Angela Merkel. Si Kanselir mengritik keras kenapa dinas mata-mata AS harus memata-matai sahabat dan sekutunya sendiri. Sudah banyak diketahui publik bahwa pihak pemerintah Amerika Serikat itu selalu menguping pembicaraan lawan maupun sekutunya melalui dinas intelijennya untuk mengetahui sikap atau kebijakan negara yang disadapnya itu agar ketika Presiden AS melakukan perundingan perdagangan atau keamanan misalnya, maka pihak AS sudah tahu lebih dulu apa yang akan dibicarakan lawan bicaranya. Indonesia dikala Pak SBY menjadi Presiden juga pernah mengalami hal yang sama yaitu dinas intelijen Australia menyadap HP milik pak SBY, almarhumah Bu Ani Yudhoyono dan beberapa menterinya.

Hal itu menggambarkan begitu rentannya penggunaan gadget terhadap upaya perentasan atau pembajakan. Karena itu kita jarang hampir tidak pernah melihat Presiden negara super power seperti AS dan Rusia menggunakan HP baik dikantor maupun di tempat umum karena dari perspektif security itu tidak aman. Biasanya mereka menggunakan saluran khusus yang _secure_ (aman). Dalam hal ini penggunaan laptop, Ipad juga sangat rentan karena kontennya bisa di intip oleh pihak lain; apalagi sekarang dunia IT itu begitu canggihnya sehingga dari jarak jauh misalkan London atau bahkan dari ruang angkasa jeroan atau isi laptop saya bisa dilihat dan dicuri.

Baca Juga: Lagi-Lagi Soal Komunikasi

Dalam pertemuan bilateral kenegaraan biasanya seorang kepala negara itu sudah di briefing menteri-menterinya terkait seperti Menteri Luar Negeri, Kepala Intelijen dan Lembaga-Lembaga terkait lainnya apa-apa yang perlu dibicarakan. Pada saat pertemuan menteri-menteri itu atau pejabat di bidang politik Kedutaan Besarnya bertugas Note Taking atau mencatat apa-apa yang dibicarakan dalam pertemuan itu. Kalau sekiranya Kepala Negara itu lupa pointer-pointer pembicaraan biasanya membawa kertas kecil (notes) dalam pertemuan - seperti yang kita lihat Presiden Rusia Vladimir Putin ketika bertemu dengan Presiden AS Donald Trump.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sehubungan dengan itu pertanyaannya adalah apa perlunya Presiden Jokowi membawa Ipad itu? Apakah takut lupa hal-hal yang akan dibicarakan? Apakah belum mendapatkan briefing sebelumnya? Apakah dinas intelijen kita tidak memberi masukan bahwa penggunaan Ipad itu riskan? Dsb.

Baca Juga: Kita Harus Paham DNA Media Barat

Namun saya sebagai orang awam jadinya memiliki kesan kalau Presiden Jokowi ketika berdua dengan Perdana Menteri Kanada, Presiden Ukraina dan Rusia- terlihat seperti acting as atau bertindak sebagai seorang sekretaris yang sedang mencatat, menulis perintah dari seorang Boss; dan ini kesannya merendahkan dirinya (atau bangsanya). Saya jadinya ingat acaranya Mas Tukul Arwana di TV dimana dia membaca laptop didepannya yang berisi daftar pertanyaan ketika mewancarai seorang selebriti. Dan ketika mengajukan pertanyaan berikutnya mas Tukul membaca laptopnya dengan berkata Kembali ke Laptop.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU