Apakah Indonesia Akan Menyusul Sri Lanka? Ini Analisa Rizal Ramli

author Seno

- Pewarta

Rabu, 13 Jul 2022 16:25 WIB

Apakah Indonesia Akan Menyusul Sri Lanka? Ini Analisa Rizal Ramli

i

images - 2022-07-13T092301.292

Optika.id - Sri Lanka menyatakan diri bangkrut setelah krisis yang terjadi akibat gagal membayar utang luar negeri. Presiden Gotabaya Rajapaksa akan mengundurkan diri dari jabatannya hari ini, Rabu (13/7/2022).

Menanggapi hal tersebut, ekonom senior Rizal Ramli memberi analisa pemicu kebangkrutan di Sri Lanka.

Baca Juga: Rizal Ramli dan Amien Rais Adakan Pertemuan, Bahas Apa?

Rizal mengatakan kondisi ekonomi negara tersebut biasa saja, hanya saja pemimpinnya terlalu berlebihan dan ugal-ugalan membangun proyek infrastruktur yang dibiayai oleh negara lain.

"Misalnya sebagai hadiah untuk Presidennya di kampungnya Rajapaksa, dibikinlah airport gede. Begitu selesai, nggak ada isinya. Ya, jadi ambisi untuk loncat dengan cepat, dengan bangun infrastruktur dibiayai oleh China. Dan, akhirnya tidak mampu bayar, kolaps," kata Rizal dalam tayangan Catatan Demokrasi tvOne, seperti dikutip Optika.id, Rabu (13/7/2022).

Rizal juga menambahkan faktor lain yang menyebabkan hal kebangkrutan tersebut adalah praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme di Sri Lanka juga ugal-ugalan.

Untuk kemungkinan terjadi hal serupa di Indonesia, Rizal mengatakan bahwa perlu menganalisa lebih dalam mengenai kondisi ekonomi tanah air hari ini.

"Nah, untuk melihat kemungkinan di Indonesia, kecil atau besar, tentu kita harus analisa Indonesia ekonomi hari ini," katanya.

Menurutnya, Indonesia beruntung karena memiliki memiliki komoditi seperti tambang, sawit dan sebagainya. Namun ia menyoroti pembangunan infrastruktur pemerintah yang terkesan ugal-ugalan

"Tetapi, semangat ugal-ugalan di bidang infrastruktur yaitu sama saja. Asal ngebangun tanpa planning yang matang. Tanpa analisa terhadap kemampuan bayar sehingga banyak akhirnya akan jadi masalah," tukasnya.

Rizal juga menjelaskan bahwa Indonesia tidak bisa dibandingkan dengan negara Amerika dan Jepang yang berhutang namun tetap aman.

Baca Juga: Rizal Ramli: Semangat Resolusi Jihad PBNU Sudah Pudar

"Kalau kita negatif. Konsekuensinya saja, kita untuk pokok harus membayar pokok Rp400 triliun tahun ini, untuk bunga Rp405 triliun, total Rp805 triliun. Untuk bayar bunga saja (Indonesia) mesti pinjam. Itu bukan gali lubang tutup lubang tapi gali lubang tutup jurang," jelas mantan Menteri Koordinator bidang Ekonomi Keuangan dan Industri tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mengomentari penjelasan Bank Indonesia bahwa utang luar negeri Indonesia aman, Rizal mengatakan bahwa hal tersebut hanya definisi pemerintah. Dia juga mencontohkan kasus 1997 sebelum krisis ekonomi.

Sementara itu, anggota Komisi VI DPR RI Rudi Hartono Bangun meminta agar Pemerintah Indonesia untuk lebih bijak dan hati-hati dalam mengelola utangnya, sebagai antisipasi Indonesia tidak mengikuti jejak Sri Lanka.

Jangan sampai nantinya beban utang negara makin besar dan uang untuk membayar utang dan bunga tidak siap, sehingga berakibat (Indonesia) seperti (kebangkrutan) Sri Lanka, kata Rudi dalam keterangannya, Rabu (13/7/2022).

Politisi Partai Nasdem itu menambahkan, tata kelola pemerintahan dalam hal kebijakan memberikan subsidi harus menjadi perhatian Pemerintah Indonesia.

Baca Juga: Luhut Serukan Audit Dana LSM, Rizal Ramli: Munafik!

Menurutnya, subsidi energi cukup berkontribusi pada kenaikan utang pemerintah. Bila penerimaan negara tak cukup membendung subsidi energi, utang jadi solusi satu-satunya.

Di tengah pemulihan ekonomi akibat pandemi dan dan penerimaan yang belum optimal di Indonesia, pengalaman Sri Lanka harus menjadi perhatian bersama bagi pemerintah.

Reporter: Pahlevi

Editor: Aribowo

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU