Optika.id - Tepat di pertengahan Bulan Juli 2022, Komunitas Ngobrol Pintar (NGOPI) menggelar diskusi publik bertajuk Situasi Politik Nasional Jelang Pemilu 2024 di Cafe Merdeka Jl A. Yani, Kota Blitar, Jawa Timur pada Hari Sabtu (16/7/2022) lalu.
Koordinator Kegiatan Ngobrol Pintar Rengga mengatakan, gelaran Diskusi Publik ini diselenggarakan dengan tujuan untuk menjadi pemantik gerakan literasi dan wacana publik di Kota Blitar.
Baca Juga: Aliansi Biru Ceria 02 Jatim Siap Mengawal Pendaftaran Khofifah - Emil Dardak
"Dua Pembicara yang hadir, pertama, Dr Moch Mubarok Muharram selaku dosen Ilmu Politik Unesa dan Aven Januar selaku pengamat ekonomi politik nasional," papar Rengga yang juga pengelola Cafe Rumah Merdeka Jl A. Yani Kota Blitar ini pada Optika.id, Selasa (19/7/2022).
Pada kesempatan pertama, Aven Januar memaparkan situasi politik dengan latar belakang kondisi ekonomi Indonesia pasca pandemi Covid-19. Dalam banyak hal, Aven menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 ini masih banyak mempengaruhi pergerakan ekonomi nasional.
"Meskipun kondisi ekonomi nasional tidak berpengaruh pada situasi jelang tahun politik 2024 nantinya, tapi perlu menjadi catatan penting bagi kita dalam memetakan situasi jelang 2024," jelas Aven di hadapan 40 orang peserta yang hadir sesuai kuota maksimal penyelenggaraan.
Ekonomi nasional, lanjut Aven, dihadapkan pada situasi Resesi Global yang puncaknya akan terjadi pada bulan Juli dan Agustus ini. Hal tersebut didorong dengan kenaikan harga minyak dunia dan belum berakhirnya Perang Russia vs Ukraina. Hal tersebut menyebabkan krisis di beberapa negara termasuk diantaranya Amerika Serikat hari ini. Ancaman juga bagi Indonesia khususnya terkait kenaikan harga barang dan sembako yang sudah mulai terjadi sejak kwartal kedua tahun 2022 ini.
[caption id="attachment_32930" align="aligncenter" width="348"] Komunitas Ngobrol Pintar di Kota Blitar.[/caption]
"Yang ketiga adalah faktor alam yakni cuaca, yang seharusnya sudah memasuki kemarau tapi hujan masih sering terjadi di beberapa wilayah, sehingga kebutuhan masyarakat dari alam seperti Lombok, Tomat, dan lain lain mengalami kenaikan harga yang signifikan karena mengalami gagal panen raya," jelas Aven Januar.
Sehingga Aven membuat kesimpulan bahwa konsolidasi ekonomi nasional yang dilakukan oleh pemerintahan Jokowi pada akhir tahun 2022 ini akan menjadi penentu bagi baik-buruknya ekonomi nasional tahun mendatang.
Pada kesempatan terakhir, Dr Mubarok memaparkan tentang konfigurasi elite politik jelang tahun 2024 yang berpengaruh besar pada kondisi perpolitikan di ranah akar rumput. Koalisi Partai politik yang saat ini mulai terjadi di beberapa kelompok juga mempengaruhi pandangan politik masyarakat saat ini.
Baca Juga: Viral! Relawan Prabowo Gibran Jatim Siap Cukur Gundul Jika Harun Masiku Tertangkap KPK RI
"Seperti halnya KIB (Koalisi Indonesia Bersatu), poros politik baru, lalu parpol dalam lingkaran istana dan juga diluar lingkaran istana, hal ini membawa pengaruh terhadap pilihan politik masyarakat," papar Mubarok yang juga mantan Ketua Cabang PMII Surabaya ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, lanjutnya, adalah konfigurasi politik identitas dan politik aliran yang terpengaruh oleh dua kekuatan besar dunia yakni Amerika Serikat dan China. Politik identitas merupakan garis politik yang tak kentara di masyarakat Indonesia tapi sudah menginfluence perilaku politik masyarakat sejak berakhirnya era orde lama.
"Politik Identitas yakni, Nasionalis Religius, Islam Nusantara, Islam 212, Sosialis Demokrat, dan beberapa aliran lainnya, sudah mempengaruhi dan memperkuat basis ideologi politik masyarakat bawah saat ini," papar Mubarok.
Hal yang kedua yakni infiltrasi politik asing, Mubarok menambahkan bahwa saat ini dua kekuatan asing besar yakni Amerika Serikat dan China. Dalam regional politik di kawasan Asia Tenggara, dua kekuatan adidaya ini saling berhadapan dalam membangun imperium politiknya di asia tenggara, yang berujung pada perebutan pasar ekonominya masing-masing.
"Sejak berakhirnya orde lama, salah satu puncak perebutan pengaruh tersebut adalah pemberontakan G30S / PKI, yang mana itu adalah bagian perebutan AS dan China pada sisi lain untuk merebut imperium politiknya di indonesia," jelas Mubarok.
Baca Juga: Relawan Prabowo-Gibran: Optimis Menang vs Koalisi PDIP-PKB di Jawa Timur
Pada kesempatan yang sama, Rengga berharap agar kegiatan Literasi dan Wacana seperti ngobrol Pintar ini akan berkelanjutan agar menjadi sarana mencerdaskan masyarakat.
"Banyak persoalan kebangsaan dan kenegaraan yang perlu dipikirkan bersama dan dicarikan solusi secara bersama-sama," pungkasnya.
Reporter: Pahlevi
Editor: Aribowo
Editor : Pahlevi