Optika.id - Rizieq Shihab menghirup udara bebas setelah menjalani penahanan terhitung sejak 12 Desember 2020. Eks pimpinan Front Pembela Islam (FPI) tersebut akhirnya kembali ke tengah masyarakat usai memperoleh program Pembebasan Bersyarat (PB) dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) pada Rabu (20/7/2022) lalu.
Kendati demikian, Rizieq masih harus menjalani bimbingan dari Balai Permasyarakatan (Bapas) hingga tanggal 10 Juni 2024. Jika melakukan pelanggaran dalam masa bimbingan atau tahanan kota tersebut, Rizieq akan kembali masuk bui tanpa persidangan lagi.
Baca Juga: Pengamat: Prabowo Tak Ingin Diganggu, Butuh Kestabilan Politik untuk Realisasi
Lantas, bagaimana dampak pembebasan bersyarat Rizieq terhadap suasana politik Pilpres 2024 nantinya?
Menurut Ujang Komarudin selaku pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Rizieq mempunyai basis pendukung yang begitu banyak sebab yang dibutuhkan oleh elite ataupun partai politik adalah konstituen yang luas. Bagi Ujang, Rizieq bisa memberikan keuntungan bagi kepentingan elite ataupun partai politik tertentu.
Dia masih punya pengikut. Politik itu yang dibutuhkan massanya, pendukungnya, loyalisnya, konstituennya. Itu yang akan dimanfaatkan oleh partai politik atau elite-elite tertentu untuk deal berjuang bersama," kata Ujang dalam keterangannya, Jumat (22/7/2022).
Meskipun FPI telah dibekukan oleh pemerintah, hal tersebut tidak menutup fakta bahwa pengikut Rizieq masih tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Hal tersebut, sambung Ujang, membuat Rizieq memiliki kemungkinan besar yang masih menjadi tokoh yang diperhitungkan untuk didekati elite politik terkait pemilu 2024 mendatang. Terlebih, nama Rizieq sudah naik ke tingkat nasional pada Aksi Bela Islam II pada 22 Desember 2016 silam. Bagi sejumlah pihak, Rizieq dianggap mampu membangun koalisi baru umat islam.
Baca Juga: Din Syamsuddin dan Rizieq Shihab Ajukan Jadi Amicus Curiae
"Ada isu, ada panggung, dan ada momentum. Kalau momentum ada, dia bisa membangun sebuah momentum baru, bisa jadi dia akan menjadi tokoh yang diperhitungkan lagi," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
kendati demikian, Ujang menilai bahwa Pemilu 2024 sangat berbeda dengan Pemilu 2019. Menurut Ujang, pengaruh Rizieq terlihat begitu dahsyat lantaran Pemilu 2019 silam hanya menghadirkan dua pasangan calon presiden dan wakil presiden kala itu.
"2024 kondisinya berbeda. Kemungkinan calonnya bervariasi, kemungkinan saja akan menghadirkan tiga atau empat pasangan calon, Nanti walaupun Rizieq dukung-mendukung terhadap calon tertentu, kekuatan Rizieq tidak akan terlalu terlihat, tidak sedahsyat 2019 lalu," tutur Ujang.
Untuk diketahui, pada bulan Juni 2022 yang lalu pengacara Rizieq Shihab, Aziz Yanuar mengatakan jika mantan pimpinan imam besar FPI tersebut sudah enggan berpolitik lagi di tahun 2024. Menurutnya, Rizieq sudah lelah dan lebih berfokus pada pendidikan dan dakwah saja.
Baca Juga: Paradoks Intervensi Jokowi Jelang Pemilu 2024
Reporter: Uswatun Hasanah
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi