Paradoks Intervensi Jokowi Jelang Pemilu 2024

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Rabu, 22 Nov 2023 16:06 WIB

Paradoks Intervensi Jokowi Jelang Pemilu 2024

Optika.id - Dalam momentum membuka Rapat Koordinasi Nasional Penyelenggara Pemilu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) di hadapan jajaran Komisi Pemilihan Umum (KPU) hingga Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) daerah provinsi, kabupaten dan kota mengingatkan kepada semua pihak agar tidak mencoba-coba untuk mengintervensi Pemilu 2024. Menurutnya, mengintervensi Pemilu akan sangat sulit lantaran keamanannya yang berlapis.

Jadi jangan ada yang mencoba-coba untuk mengintervensi karena jelas sangat, sangat sulit," kata Jokowi di acara tersebut, Rabu, (8/11/2023) lalu.

Baca Juga: Jika PDIP Bersama Anies, Pilpres 2029 Bisa Jadi Hadirkan Calon yang Kuat!

Hal tersebut seolah berbanding terbalik dengan tindakan Jokowi yang gemar cawe-cawe dengan berbagai pernyataannya di media baik secara tersirat maupun tersurat.

Menjelaskan intervensi ini, Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menyebut jika permasalahan intervensi ini hanya bisa diselesaikan oleh inisiatif dari peserta pemilu itu sendiri. maka dari itu, dia menekankan agar peserta pemilu harus membiarkan pelaksanaan pemilu berjalan sesuai dengan aturan yang ada.

Sulit tapi banyak celah. Banyak kesempatan, kan, namanya politik, banyak yang bisa dimainkan," kata Ujang, Rabu (22/11/2023).

Dia lantas mengingatkan agar penyelenggara pemilu tidak boleh main mata bahkan tergoda. Dirinya juga mengingatkan bahwa tak sedikit penyelenggara pemilu yang berujung masuk bui lantaran skandal kongkalikong dengan pihak tertentu.

Pernyataan Jokowi tersebut menurut Ujang wajar dalam kapasitas posisinya sebagai presiden. Pesan tersebut, sambung Ujang, positif lantaran pemilu memang tidak boleh diintervensi, termasuk oleh partai pemenang pemilu sebelumnya.

Baca Juga: Pengamat Sebut Elektoral Demokrasi Indonesia Sedang Bermasalah!

Lebih lanjut, dia mengamati bahwa sebenarnya Jokowi sengaja menekankan tidak ada intervensi untuk mencegah persepsi Pemilu 2024 akan disebut sebagia pemilu rusak, penuh kecurangan, serta legitimasi rendah yang berujung pada pemimpinnya tidak bisa dipercaya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Saya sih melihat arah-arahnya pesannya ke sana karena pemilu kita ini pemilu yang tanda petik dianggap banyak kecurangan, banyak persoalannya, maka soal intervensi ini penting untuk dihindari dan soal kredibilitas, kapasitas, independensi, lalu juga profesionalitas dari penyelenggara pemilu itu harus dijaga, ucap dia.

Di sisi lain, Ujang menegaskan bahwa pernyataan pemilu sulit diintervensi tersebut bukanlah tanda bahwa Jokowi akan netral. Akan tetapi, bukti kenetralan tersebut akan terlihat ketika dirinya tidak menggunakan kekuasaan dalam pemilu 2024 nanti.

Baca Juga: Gagal Maju Pilgub Jadi Hal Untung bagi Anies, Kok Bisa?

Sejatinya pesan itu bagus sebagai simbol Jokowi ingin pemilu berjalan dengan baik, ingin di tengah, ingin netral, tapi apakah dengan ucapan itu cukup? Belum. Oleh karena itu, kita tunggu perilaku tindakan Jokowi nanti seperti apa, apakah netral atau tidak, ujar Ujang.

Oleh karena itu, dirinya berharap agar Jokowi bersikap selayaknya negarawan serta tidak paradoks dalam membuat pernyataan. Hal ini juga tidak bisa dilepaskan dari pengakuan Jokowi di masa lalu yang ingin cawe-cawe politik, sementara saat ini dia berbicara mengenai intervensi pemilu. Melihat hal tersebut, Ujang menegaskan kepada publik harus mengawal serta mengawasi sikap Jokowi.

Kita jangan menduga-duga apakah pemilu nanti ada intervensi atau tidak. Yang jelas Jokowi harus konsisten dengan pernyataannya dan kita awasi bersama agar jangan ada intervensi dari pihak manapun, pungkasnya.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU