[caption id="attachment_19035" align="aligncenter" width="150"] Oleh: Ruby Kay[/caption]
Optika.id - "Mr. X itu merakyat mas. Saat menjabat, beliau sering singgah dan ngopi dirumah warga. Bila ada orang yang meninggal dunia, sudah pasti pihak keluarga yang sedang berduka menerima bantuan 10 ekor ayam dan uang santunan 1 juta rupiah. Acapkali Mr. X sendiri yang mengantarkan bantuan itu. Kami yang notabene wong cilik jadi merasa dekat dengan pak bupati" seloroh seorang petani sawit mengenang kepemimpinan Mr. X tadi.
Baca Juga: Persidangan Sambo dan Misteri Pembunuhan 6 Orang Laskar FPI di KM 50
Luaaarrr biasaaa! Baru kali ini gue menemukan populasi yang masih bernostalgia dengan kepemimpinan seorang mantan bupati. Ia tak lagi berkuasa, namun apa yang dilakukannya dalam rentang 10 tahun (2008 - 2018) masih dikenang oleh mayoritas masyarakat di sebuah kabupaten di Sumatera Selatan.
Bantuan 10 ekor ayam dan uang tunai 1 juta itu masih dikenang warga yang tersebar di 24 kecamatan. Bisa diambil kesimpulan, bahwa selama menjabat Mr. X memang rutin melakukan blusukan. Banyak orang masih ingat dengan caranya mengunjungi warga. Cuma pakai mobil Avanza, tanpa pengawalan maupun sirine, kaca mobil selalu dibuka, sehingga khalayak ramai bisa melihat sosok bupati yang murah senyum dan tak sungkan berjabat tangan dengan masyarakat dari berbagai golongan.
Jika hal itu hanya diucapkan oleh beberapa orang responden, tentu gak bisa mengambil konklusi kalau Mr. X merakyat. Yang membuat gue tercengang, 90% responden (sample riset sebanyak 3000 orang) yang tersebar di 24 kecamatan dan ratusan desa acapkali masih mengingat program bantuan ala Mr. X tadi.
Popularitas nama Mr. X bahkan melebihi bupati yang menjabat saat ini. Beberapa responden secara blak-blakan berbicara, "andai jabatan bupati tak dibatasi selama dua periode, sudah barang tentu saat Pemilukada 2018 lalu kami dengan sukarela akan memilih Mr. X lagi"
Baca Juga: Langkah Anies di Antara Politisi Tua
Dengan mesin pencari Google, gue menelusuri track record Mr. X dalam kontestasi Pemilukada. Ternyata apa yang diucapkan warga memang benar adanya. Saat pemilihan kepala daerah tahun 2013, Mr. X menang mutlak dengan perolehan suara sebanyak 71%. Melibas dua kontestan lainnya dengan sangat meyakinkan, hanya kalah di 2 kecamatan, menang telak di 20 kecamatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kembali gue manggut-manggut mendengar seloroh warga, membiarkan mereka bercerita panjang lebar mengenang policy mantan bupatinya. Mr X yang berjiwa muda, murah senyum dan suka menyapa, rutin blusukan hanya dengan mengendarai mobil Avanza atau motor matic biasa. Mr. X yang selama menjabat sering membuat hiburan gratis untuk warga dengan mengundang grup band papan atas dari Jakarta. Mr. X yang selama menjabat sering mengadakan pengajian akbar dengan mengundang ustad ternama. Nyaris tak ada orang yang beropini negatif tentang mantan bupati itu.
Dan apa yang pernah diperbuat oleh Mr. X sampai saat ini masih dikenang oleh ibu-ibu rumah tangga, petani, pedagang, kuli bangunan, karyawan swasta, mahasiswa, tukang sayur, preman hingga pengangguran. Hanya kalangan ASN yang tak terlalu menyukainya. Usut punya usut, selama 10 tahun menjabat sebagai bupati, Mr. X tak terlalu memanjakan kalangan birokrasi. 10 tahun kepemimpinannya, birokrat seperti dibuat melarat, pengawasan terhadap penggunaan anggaran diperketat.
Baca Juga: Aisyah dan Pernikahan Zaman Dahulu
Fenomena rakyat yang belum bisa move on itu membuktikan satu hal: boleh jadi saat menjabat Mr. X dibenci oleh sebagian birokrat, namun ia dicintai rakyat.
Ruby Kay
Editor : Pahlevi