Optika.id-Anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya Imam Syafii meminta Pemerintah Kota Surabaya di Provinsi Jawa Timur mengevaluasi layanan puskesmas menyusul masalah ketersediaan oksigen di salah satu puskesmas.
"Ini untuk menjadi bahan evaluasi supaya tidak menimpa pasien lainnya," kata Imam dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Selasa (30/8/2022).
Baca Juga: Banjir Parah di Greges Timur, Warga Desak Penanganan Cepat
Imam menyampaikan hal itu setelah menerima keluhan dari temannya. Anak temannya yang berumur 2,5 tahun yang tidak bisa segera mendapat pertolongan pertama saat dibawa ke Puskesmas Keputih Sukolilo pada Minggu (28/8) karena oksigen tidak tersedia 24 jam di puskesmas tersebut.
Orang tua anak itu kemudian membawa anak mereka yang mengalami kejang demam sederhana ke rumah sakit yang berada tidak jauh dari puskesmas.
Ibu dari anak tersebut merupakan dokter yang bertugas di satu puskesmas di Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dia mengatakan bahwa semestinya oksigen selalu tersedia di instalasi rawat darurat puskesmas.
Setelah mendapat keluhan mengenai pelayanan puskesmas, pada Senin (29/8) sore Imam Syafi'i mendatangi Puskesmas Keputih dan menyampaikan keluhan tersebut kepada Kepala Puskesmas Drg. Siti Rozaimah.
Imam dan Siti kemudian mengecek ke instalasi rawat darurat puskesmas. Dokter Maria yang sedang berjaga di instalasi menunjukkan tabung-tabung berisi oksigen yang disiapkan untuk mendukung penanganan pasien.
"Hari Minggu kemarin regulatornya dibawa ambulans Puskesmas bersama emergency kit (perlengkapan darurat). Kami dapat tugas P3K di event olahraga di lapangan Mulyorejo," kata Maria.
Ia menambahkan, regulator oksigen yang ada di ruang persalinan juga sedang digunakan oleh pasien yang baru melahirkan.
Baca Juga: Haedar Nashir Hadiri Milad Seabad RS PKU Muhammadiyah Surabaya
"Lantas kalau ada pasien dengan kondisi kritis dan butuh oksigen bagaimana?" Imam menanyakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Maria mengatakan bahwa puskesmas sudah mengusulkan penambahan regulator oksigen ke Dinas Kesehatan. "Tapi belum dikasih," kata Maria.
Menurut dia, Puskesmas Keputih sebelumnya memiliki lima regulator, tetapi tiga di antaranya rusak setelah sering dipakai menangani pasien COVID-19.
Imam mengatakan bahwa pemerintah kota semestinya melengkapi sarana dan prasarana medis di puskesmas, yang sudah ditetapkan sebagai badan layanan umum daerah.
Baca Juga: Pilwali Surabaya, Eri Cahyadi-Armuji Akan Melawan Kotak Kosong?
"Jangan sampai karena murah lalu menomorduakan keselamatan," katanya.
Reporter: Angga Kurnia Putra
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi