Optika.id-Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya mengumumkan 500 RW di Kota Pahlawan, Jawa Timur, lolos verifikasi tahap pertama lomba Surabaya Smart City (SSC) Tahun 2022.
Kepala DLH Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro mengatakan pada SSC 2022 kali ini diikuti oleh 1.360 RW di seluruh Kota Pahlawan. Dari jumlah tersebut dilakukan penyaringan administrasi, sehingga menjadi 700 RW.
Baca Juga: Cuaca Surabaya 28 November: Panas Terik, Hujan Ringan, dan Potensi Petir di Malam Hari
"Pada penilaian tahap pertama, kami melakukan penyaringan kembali menjadi 500 RW," kata Hebi saat memberikan penguatan pada 500 RW terpilih melalui workshop "Laju Timbulan Sampah dan Upaya Pengurangan Sampah" di Gedung Graha Widya Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, Selasa (30/8/2022).
Hebi menjelaskan workshop tersebut tidak hanya membahas tentang lingkungan saja, melainkan upaya penanganan limbah sampah hingga pembuatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal.
Hal ini, lanjut dia, dikarenakan fokus SSC tahun 2022 merupakan kesehatan, lingkungan dan pendidikan, tetapi juga mengurangi kemiskinan dan pengangguran di Kota Surabaya.
"Bagaimana menghubungkan lingkungan dengan ekonomi kerakyatan, sehingga berjalan beriringan. Workshop-nya juga demikian, tentang cara mengolah, mengenal karakteristik sampah, dan menghitung sampah. Sehingga, bisa menimbulkan dampak positif dari segi ekonomi," ujar dia.
Sebab, menurut Hebi, dampak positif dari segi ekonomi yang digaungkan, bisa melalui budi daya atau ternak maggot dan bank sampah. Sehingga, ekonomi kerakyatan bisa tumbuh untuk mengentaskan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
"Setelah 500 RW, akan ada penilaian tahap kedua yang akan disaring menjadi 150 RW. Nantinya, DLH akan memberikan stimulus dari APBD untuk 150 RW yang lolos. Setelah itu, kembali digelar workshop untuk kembali dilakukan penilaian, untuk kandidat juara dari beberapa kategori," kata dia.
Meski demikian, Hebi mengaku bahwa kandidat juara dalam perhelatan SSC tahun 2022 merupakan mampu memberikan perubahan besar di lingkungannya, yakni kesehatan, lingkungan, pendidikan, pengembangan digital, pengentasan MBR, hingga pembuatan IPAL.
Baca Juga: Banjir Parah di Greges Timur, Warga Desak Penanganan Cepat
"Jadi, yang punya upaya besar itu bisa menjadi kandidat juara. Saya sudah memberikan petunjuk bahwa yang juara harus memiliki IPAL," kata dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lebih lanjut, Hebi menjelaskan IPAL komunal diharapkan bisa membantu masyarakat untuk meminimalisasi limbah rumah tangga yang langsung terbuang ke sungai, karena surfaktan (senyawa kimia) sebagai bahan baku dari detergen dan sabun, jika masuk ke sungai saat ada turbulensi, akan menyebabkan timbulnya busa di sungai.
"Yang menggunakan sabun, detergen dan lainnya, semuanya masuk ke selokan dan mengalir ke sungai. Seharusnya, harus diolah dulu agar tidak menimbulkan busa di sungai," kata dia.
Dia tidak memungkiri jika masyarakat mengaku kesulitan mencari lahan untuk penempatan IPAL komunal. Hebi menyarankan agar penempatan IPAL komunal bisa digunakan di bawah jalan untuk pengolahan limbah.
Baca Juga: Haedar Nashir Hadiri Milad Seabad RS PKU Muhammadiyah Surabaya
"Tentunya kami memerlukan kolaborasi dengan warga agar masalah ini segera teratasi," ujar dia.
Reporter: Angga Kurnia Putra
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi