Optika.id - Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam mengatakan jika momentum kenaikan harga BBM akan berpengaruh kepada PDIP serta kandidat calon presiden yang akan mereka usung. Sebabnya, kandidat capres dari PDIP akan dianggap sulit diterima oleh masyarakat karena bungkam dalam menolak kenaikan harga BBM di tengah perekonomian masyarakat yang masih sulit.
"Mereka akan sulit untuk dapat diterima oleh publik, karena publik masih sangat merasakan betapa sulitnya akibat dampak kenaikan BBM," ujar Saiful dalam keterangannya di media, Kamis (8/9/2022).
Baca Juga: Perihal Hak Angket, Tokoh Muhammadiyah Ini Ingin Semua Jelas
Kandidat calon presiden dari PDIP, baik Puan, Ganjar dan lainnya dinilai akan terganjal elektabilitasnya dengan adanya isu kenaikan BBM. Sebab, publik akan terus mengingat ketidakberpihakan PDIP dalam upaya menekan harga BBM tidak naik, tidak seperti mereka sewaktu menjadi opisisi pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) silam.
"Sebagai partai wong cilik apalagi pernah melakukan penolakan-penolakan kenaikan BBM pada masa pemerintahan SBY, maka tentu publik akan melihat konsistensi PDIP sebagai partai wong cilik," jelas akademisi dari Universitas Sahid Jakarta ini.
Baca Juga: Respon PDIP Tentang Hak Angket Kecurangan Pemilu, Jangan Khawatir!
"Sangat berat tantangan bagi PDIP untuk dapat memenangkan Pemilu 2024 kalau isu BBM ini terus menggelinding dan menjadi isu yang terus dijadikan alasan oleh masyarakat," sambung Saiful.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Reporter: Uswatun Hasanah
Baca Juga: Pendukung Ganjar di Lampung Ubah Haluan Dukung Amin, Ini Alasannya
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi