Optika.id - Budaya yang muncul di masa kini telah mengubah media sosial menjadi tempat transaksi jual beli, yang istilahnya disebut social commerce.
Berdasarkan hasil survei Populix dalam laporan berjudul The Social Commerce Landscape in Indonesia, 52% masyarakat di Indonesia telah mengetahui tren ini, pada Jumat (23/9/2022).
Baca Juga: Pelajar Surabaya Ini Rangkai Aplikasi Pengelola Sampah Bernama "Track Eco"
Populix menjelaskan, transaksi jual beli di media sosial menjadi tren karena memberi kemudahan kepada pengguna.
Selain dapat menggulir konten, pengguna juga dapat membeli produk yang dipajang tanpa harus keluar dari aplikasi.
Hasil survei menunjukkan, sebanyak 86% masyarakat Indonesia sudah pernah berbelanja lewat social commerce. Adapun platform-nya beragam mulai dari TikTok Shop (45%), WhatsApp (21%), Facebook Shop (10%), dan Instagram Shop (10%).
TikTok Shop menunjukkan persentase paling tinggi sebagai social commerce yang paling banyak digunakan.
Baca Juga: Pantauan Media Sosial: Putusan MK Memicu Kekhawatiran Soal Gibran
TikTok Shop sendiri hadir sebagai fitur berbelanja di aplikasi berbagi video pendek, TikTok. Format ini menawarkan cara berjualan baru, di mana pendekatan ke konsumennya dilakukan melalui konten video atau siaran langsung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pengguna TikTok Shop saat ini didominasi oleh perempuan dan ke depannya diyakini akan terus didominasi oleh perempuan berusia 18-25 tahun di kota-kota kecil di seluruh Jawa. Sementara itu, WhatsApp dan Instagram Shop lebih banyak digunakan oleh laki-laki berusia 36-45 tahun.
Mayoritas masyarakat di social commerce berbelanja pakaian (61%), produk kecantikan (43%), makanan dan minuman (38%), serta handphone dan aksesoris (31%) dengan rata-rata pengeluaran sekitar Rp275.000 setiap bulan.
Baca Juga: Banyak Main TikTok Bisa Sebabkan Fokus Menurun
Reporter: Denny Setiawan
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi
