Lebih dari Rp 148 Triliun Dana Asing Kabur dari Indonesia, Ini Sebabnya

author Jenik Mauliddina

- Pewarta

Selasa, 27 Sep 2022 16:59 WIB

Lebih dari Rp 148 Triliun Dana Asing Kabur dari Indonesia, Ini Sebabnya

i

sri-mulyani-apbn-kita-september

Optika.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pasar keuangan global sangat diguncang berbagai faktor pada bulan Agustus hingga September. Salah satunya disebabkan oleh pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) atau Komite Pasar Terbuka Federal.

Hasil pertemuan itu menghasilkan statement kuat, dimana pemimpin Federal Reserve Jeremy Powell menyatakan akan menaikkan suku bunga sampai inflasi Amerika Serikat (AS) terkendali.

Baca Juga: Sri Mulyani: Anggaran Perlinsos Bansos 6 Tahun Tak Jauh Beda!

"Statemen yang sangat kuat dari Jeremy Powell mengatakan mereka akan terus menaikkan suku bunganya sampai mereka bisa mengendalikan inflasi. Itu direalisasi dengan kenaikan suku bunga 75 basis poin pada bulan September ini," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (26/9/2022).

Ini kemungkinan berlanjut sampai akhir tahun dan awal tahun depan. Menurut Sri Mulyani, langkah tersebut menimbulkan guncangan ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Dolar mengalami penguatan dan terjadi capital outflow atau keluarnya dana asing. Dari catatan kemenkeu, hingga 22 September 2022, mengalami outflow Rp 148,11 triliun.

Baca Juga: Jika Sri Mulyani dan Basuki Mundur dari Kabinet Jokowi, Apa yang Akan Terjadi?

"Akhir bulan lalu, 3 bulan terakhir dan year to date, kenaikan jumlah capital outflow mengalami kenaikan cukup ekstrim. Indonesia juga mengalami. Bond holder asing, atau pemilikan kepemilikan asing terhadap surat berharga indonesia mengalami penurunan dengan mereka terjadi capital outflow," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kepemilikan asing terhadap surat berharga Indonesia sekarang hanya 14,7% . Ini menurun tajam dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 38,57%. Menurut Sri Mulyani bondholder Indonesia didominasi oleh bank, perbankan, dan Bank Indonesia.

Reporter: Jenik Mauliddina

Baca Juga: Hasto: Prabowo Tak Paham Data hingga Salahkan Sri Mulyani di Debat Capres

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU