Optika.id - Peningkatan suhu selama beberapa hari terakhir membuat masyarakat resah. Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Juanda kemudian meminta agar masyarakat tidak mengkhawatirkan dampak equinox atau matahari melintasi garis khatulistiwa secara periodik yang menyebabkan suhu bertambah panas dibanding hari-hari biasa.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Juanda, Teguh Tri Susanto, mengatakan, dampak equinox yang terjadi tak selalu menyebabkan suhu ekstrem.
Baca Juga: BMKG Prediksi La Nina Akan Muncul di Indonesia Tahun Ini
"Equinox bukan seperti gelombang panas (heat wave) yang dapat meningkatkan suhu secara drastis, serta kejadian peningkatan suhu udara ekstrem di luar kebiasaan dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama," katanya di Sidoarjo, Selasa (27/9/2022).
Masyarakat diminta untuk mengantisipasi kondisi cuaca yang cukup panas dan ekstrem dengan meningkatkan daya tahan tubuh, mengonsumsi vitamin atau suplemen, dan tetap menjaga kesehatan keluarga serta lingkungan agar tidak jatuh sakit.
Teguh mengatakan secara umum dalam pantauan BMKG, seminggu ke depan masih didominasi kondisi cerah berawan dan berpotensi hujan sedang hingga lebat di sebagian kecil wilayah Jawa Timur.
Pada bulan Oktober 2022 disebutnya beberapa wilayah masuk dalam kategori hujan tinggi hingga sangat tinggi.
Baca Juga: Cuaca Ekstrem: BMKG Ingatkan Masyarakat Jawa Timur untuk Waspada
"Salah satunya seperti di Ngawi, Bojonegoro, Magetan, Pacitan, Trenggalek, Kediri, Tulungagung, Blitar, Malang, Batu, Pasuruan, Lumajang, Probolinggo, Jember, Bondowoso, dan Banyuwangi," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menambahkan, suhu panas itu karena gerak semu matahari dari belahan bumi utara menuju ke selatan. "Nah, ini diprakirakan ke depan kalau misalnya ada potensi hujan suhunya akan semakin panas," ujarnya.
Reporter: Uswatun Hasanah
Baca Juga: Ahli BMKG: Semprot Jalan Pakai Water Canon Malah Bikin Polusi!
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi