Optika.id - Angka penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) selama Januari hingga September 2022 ini mencapai 8.894 orang dengan persentase, kasus kematian atau case fatality rate DBD di Jatim mencapai 1,2 persen atau sebanyak 110 penderita dilaporkan meninggal dunia.
Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Hikmah Bafaqih. Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut menyatakan data itu ia peroleh dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim per 24 September 2022. Kepala Dinkes Jatim, dr. Erwin Astha Triyonno membenarkannya.
Baca Juga: PKB: Elektabilitas Khofifah Masih Bisa Kalah untuk Pilkada Jatim!
"Paling banyak di bulan Januari yaitu sebesar 2.828 orang dengan jumlah kematian sebanyak 34 orang. bulan Juli 2022 terjadi penurunan jumlah penderita yaitu sebanyak 616 orang dengan jumlah kematian sembilan orang. Serta di bulan Agustus 2022 sebanyak 436 orang dengan jumlah kematian sebanyak 3 orang," ujarnya, Selasa (27/9/2022).
Lebih lanjut, jumlah penderita DBD tertinggi tahun 2022 adalah Kabupaten Malang sebanyak 600 orang, Kabupaten Tuban sebanyak 481 orang, Kabupaten Ngawi sebanyak 471 orang, Kota Malang sebanyak 448 orang dan Kabupaten Banyuwangi sebanyak 407 orang.
Lebih lanjut, jumlah kematian DBD tertinggi tahun 2022 adalah Banyuwangi sebanyak 11 orang, Nganjuk sebanyak 11 orang, Kota Malang 10 orang. Kemudian Magetan, Malang, Pamekasan dan Pasuruan masing-masing sebanyak lima orang.
"Sebenarnya kasus ini merupakan hal serius yang setiap tahun terjadi. Kalau tahun kemarin memang jarang terekspos karena semuanya fokus kepada COVID-19," kata Hikmah.
Nah, dibandingkan tahun 2021, Hikmah menyebut, jumlah penderita DBD tahun ini melampaui tahun lalu. Dia menyebut bahwa selama Januari - Desember 2021, tercatat sebanyak 6.760 penderita, dengan jumlah kematian 72 orang atau CFR 1 persen.
Baca Juga: PKB Masih Pertimbangkan Nama untuk Diusung Pilkada Sidoarjo 2024
"Kami sudah wanti-wanti ke Dinkes agar penyakit tahunan ini direspons secara serius," tegas dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebenarnya, sambung Hikmah, kalau pencegahan ini dilakukan secara masif maka wabah ini bisa diantisipasi. "Maka dari itu Dinkes jangan bosan-bosan untuk mengedukasi masyarakat, tegas dia. Hikmah mengimbau masyarakat untuk tidak merasa sudah aman ketika dilakukan fogging. Karena akan menjadi percuma jika mengabaikan faktor lain seperti air menggenang dan kurang menjaga daya tahan tubuh.
"Maka dari itu dalam situasi seperti ini petugas kesehatan mulai dari puskesmas, polindes harus turun kepada masyarakat untuk mengedukasi terkait pencegahan DBD, tegas Hikmah.
Baca Juga: PKB Masih Ingin KH Marzuki Mustamar untuk Pilgub Jatim
Reporter: Jenik Mauliddina
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi