Optika.id - Koalisi PKS (Partai Keadilan Sejahtera), Partai NasDem (Nasional Demokrat) dan Partai Demokrat isunya akan segera menggelar deklarasi plus pengumuman pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Bulan November mendatang. Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komaruddin, menilai ketiga Parpol (partai politik) saat ini masih alot dalam membahas soal calon wakil presiden yang akan menjadi pendamping Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Dosen Universitas Al Azhar ini menyebut ketiga parpol berpeluang besar untuk sepakat mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden. Akan tetapi, dia menilai pembahasan untuk calon wakil presiden akan alot.
Baca Juga: Intip Hangatnya Pertemuan Anies, Pramono, dan Rano di Lebak Bulus
Menurutnya, yang menjadi kendala adalah keukeuhnya Partai Demokrat untuk memasukkan nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon wakil presiden.
"Tiga partai bisa saja sepakat dengan capres Anies, tapi bagaimana dengan cawapresnya? Saya yakin Demokrat akan ngotot dengan ketua umum mereka, AHY," kata Ujang pada Optika.id, Jumat (30/9/2022).
"Kalau Demokrat mau mengalah, pasti sudah selesai pembahasan," imbuhnya.
Hal senada dikatakan Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno. Dia menilai Partai Demokrat bersikeras mengajukan AHY sebagai cawapres karena merasa dibutuhkan oleh Partai NasDem dan PKS.
"Demokrat pasti pasang harga mati AHY cawapres. Apalagi koalisi NasDem dan PKS saja tak akan cukup untuk mengusung Anies," ujar Adi.
Anies Baswedan Terkuat
Sebelumnya politisi Partai NasDem, Zulfan Lindan, menyatakan bahwa partainya bersama PKS dan Partai Demokrat hampir pasti akan mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden. Menurutnya, Anies paling berpeluang besar di antara kandidat lainnya.
"Belum diputuskan sepenuhnya, tapi 90 persen hampir pasti Anies, kata Zulfan, Rabu (28/9/2022).
Dia menyatakan Anies menjadi kandidat terkuat ketimbang dua calon lainnya, lantaran Panglima TNI Andika Perkasa dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo masih memiliki kendala.
Andika Perkasa dipastikan masih aktif sebagai Panglima TNI pada 10 November mendatang. Sementara Ganjar Pranowo disebut masih belum menunjukkan akan mengundurkan diri dari PDI Perjuangan, partai yang selama ini menaunginya.
"Repot juga nanti kalau mengambil kader orang, ujarnya.
Baca Juga: Tom Lembong Terjerat Kasus Impor Gula, Anies Buka Suara
Selain itu, sejumlah survei juga menunjukkan elektabilitas calon mantan Gubernur DKI Jakarta itu terus meningkat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Anggota DPR RI asal kelahiran Aceh itu pun menyatakan koalisi nantinya tinggal membahas soal calon wakil presiden yang akan mendampingi Anies Baswedan.
Dia pun menyatakan bahwa nama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono masuk ke dalam daftar calon wakil presiden yang selama ini kerap mereka bahas. Dua kandidat lainnya adalah Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
"Nama-nama tersebut tentu akan dirembukkan, termasuk dibahas di lingkup internal partai masing-masing juga, kata Zulfan.
Sementara, Ketua Teritorial Pemenangan Pemilu Sumatera 2 Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem, Willy Aditya, menambahkan partainya tetap mengagendakan rencana pengumuman koalisi pada 10 November mendatang. Woro-woro pembentukan koalisi itu rencananya disusul dengan deklarasi dukungan kepada calon presiden.
"Yang paling pokok adalah, satu, koalisi. Kedua, calon presiden. Itu tidak bisa dipisahkan, kata Willy.
Selain itu, Juru Bicara PKS, Muhammad Kholid, menyebut pihaknya mengusulkan agar penentuan pasangan calon dilakukan dengan metode survei. Menurut dia, metode tersebut digunakan untuk menemukan pasangan yang ideal untuk diusung pada Pilpres 2024.
Baca Juga: Anies dan Ganjar akan Hadir dalam Pelantikan Prabowo-Gibran Minggu Besok
"Masing-masing partai bisa mengajukan aspirasinya, nanti diseleksi mana yang optimal dan ideal sebagai pasangan capres-cawapres. Kami akan pakai metode survei dengan beragam simulasi," ujar Kholid.
Diketahui, Untuk mengusung pasangan calon pada Pilpres 2024, NasDem disebut akan menjalin koalisi dengan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Gabungan jumlah kursi ketiga partai tersebut di DPR RI mencapai 28,35 persen atau telah melampaui syarat ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen.
Selain NasDem, Demokrat dan PKS juga sempat dikabarkan akan mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden. Demokrat disebut ingin menyandingkan Anies dengan ketua umum partai mereka, Agus Harimurti Yudhoyono sementara PKS dikabarkan ingin Anies bersanding dengan Ketua Majelis Syuro Salim Segaf Al-Jufri.
Reporter: Pahlevi
Editor: Aribowo
Editor : Pahlevi